Hallo Readers!!!
Sayang banyak² sama pembaca setia cerita ini❤️
Happy Reading!!!
Kini diruangan rawat Alika hanya ada keheningan, Alika masih merasa canggung saat bersama mereka, Alika pun masih belum sepenuhnya percaya sama mereka, maka dari itu dia masih sedikit takut.
"Ekhm, diem-diem Bae, mulut gua dari tadi pengen ngebacot nih" ucap cowo tersebut menyadarkan mereka dengan dehemannya.
"E-emm k-kalian ngga bakal jahatin gua kan?" Tanya Alika terbata-bata dengan menundukkan kepalanya takut.
"Lo tenang aja, kita ngga jahat kok" ucap si bos kepada Alika.
"Ngga usah takut gitu, kita ngga gigit" ucap cowo tembok dengan muka datarnya ke arah Alika.
"Gua mau nanya boleh?" Tanya Alika dengan menatap mereka semua.
"Tinggal tanya aja kali ka" ucap salah satu cowo disana, yang lainnya hanya mengangguk.
"Emmm kalian bukan orang asli sini yah?" Tanya Alika kepada mereka.
"Iyah kita bukan orang asli sini, sebenarnya kita orang Jakarta, niat awal disini kita cuma mau liat keadaan markas, tapi saat kejadian itu entah kenapa kita lebih nyaman disini, makanya kita semua pindah kesini" ucapnya dengan jelas kepada Alika.
"Emm gitu yah, makasih yah udah nolongin gua, maaf udah ngrepotin kalian, kalo kalian mau pulang ke tempat asal kalian, pulang aja ngga apa-apa kok, jangan urusin gua disini" ucapnya dengan raut wajah tidak enak.
"Asal Lo tau, semenjak kita nolongin Lo, pada saat itu hati kita sedikit bergerak ingin ngejagain Lo, dan entah kenapa sampai sekarang kita pengen bener-bener ngejagain Lo, layaknya Lo adek kita, kita semua udah anggap Lo kaya adek kita sendiri boleh kan kita anggap Lo adek?" ucapnya dengan tersenyum hangat kepada Alika., Alika yang mendengar itu sedikit tertegun, hatinya merasa hangat saat melihat mereka, Alika tersenyum lembut dan sedikit berkaca-kaca.
"Ehhh jangan nangis!" Ucap bontot kepada Alika dengan wajah paniknya.
"Gua ngga nangis, cuman gua terharu, gua baru ngrasain diperlakukan sama orang kaya gini, gua baru pertama kali disayang sama orang yang benar-benar menyayangi gua, gua beruntung ketemu kalian, entah nasib gua bakal kaya apa kalo ngga ketemu kalian, makasih yah Abang" ucapnya dengan terisak pelan, mereka yang dipanggil Abang pun tertegun, baru pertama kali mereka dipanggil Abang oleh perempuan, mereka pun tersenyum dan memeluk Alika dengan erat.
"Hussstt adek Abang ngga boleh nangis, mulai sekarang kita semua bakal jagain kamu oke" ucapnya dengan lembut, Alika yang mendengar itu hanya mengangguk tersenyum.
"Alika ngga boleh nangis nanti ngga dikasih jajanan lagi sama Abang bos hehe" ucapnya dengan terkekeh kecil melihat Alika, semua orang yang mendengar itupun tertawa.
"Kok lucu sih, aaaa Alika jadi gemes liatnya, dari tadi Alika nahan biar ngga cubit pipinya" ucapnya dengan menyebut pipi si bontot gemas.
"Ihhhh Alika jangan di cubit sakit tau, nanti pipi gua jadi tambah lebar, nanti kalau lebar jadi ngga ganteng lagi" ucapnya dengan cemberut, mereka semua tertawa.
"Dasar bocil, badan aja gede kelakuan kaya anak kecil" cibir cowo tersebut kepada bontot, bontot pun menoleh dengan kesal.
"Dasar babi ngepet! Sukanya ngejek orang aja, orang dari sananya udah kaya gini kok!" Ucapnya dengan melotot ke arah cowo tersebut.
"Dih dih bocil" ucapnya dengan raut wajah meledek.
"Gua tampol Lo yah babi ngepet! Dasar nyebelin Lo!" Ucapnya dengan memukul tubuh cowo itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]
Dla nastolatkówWARNING⚠️ Kuatin mental kalian sebelum membaca cerita ini👌🏻 "Jadi untuk siapa aku dilahirkan jika tidak di inginkan seperti ini?" *** Dia adalah seorang gadis yang hidupnya di kelilingi dengan penuh kebohongan, kira-kira sebuah kebohongan apa yan...