• Perjodohan •

26 3 0
                                    

HAPPY READING!
-

"Kalian berdua mau kemana?" tanya Aulia saat melihat kedua anak gadisnya berpakaian rapih dan salim padanya.

"Adel sama kak Vina mau ke mall mah, cari kado buat bang Davin." jawab Adelia seraya memakai helm miliknya berwarna pink.

"Mall? Adek mau ikut!" pekik Arsyad antusias sekali ketika mendengar kata 'mall'.

"Ih, gak ya. Kamu kalau ikut bakal minta yang aneh-aneh," tolak Adelia.

Arsyad memgembungkan pipinya, tatapan nya beralih kearah sang mamah. Dengan mengandalkan wajah imutnya, Arsyad memohon.

"Mah, adek ikut ya?" mohon Arsyad penuh harap. "Ya, ya, ya?"

"Iya, adek ikut. Tapi jangan aneh-aneh ya disana? Adek harus nurut sama kakak?" pesan Aulia yang diangguki Arsyad.

"Iya, siap!"

"Mah," protes Adelia.

"Bentar, mamah mau ambil uang dulu. Jagain loh adeknya, jangan sampe ilang."

"Kakak tunggu diluar ya?" Vina memilih menunggu diluar, ketimbang melihat drama yang Adelia buat.

"Aku gak mau ajak adek kak, ribet." Adelia berkata dengan wajah ditekuk.

"Kak Adel jahat, kayak nenek sihir!" Arsyad menjulurkan lidahnya, mengejek.

Adelia melototkan matanya, membuat Arsyad bersembunyi dibalik kaki Vina.

"Awas kamu cil!"

Arsyad mengerjapkan matanya polos, lalu mengajak Vina keluar.

"Ck. Untung lo bocil, kalau bukan udah gue tampol muka lo itu." decak Adelia.

"Nih uangnya, sekalian buat beli kado bang Davin." Aulia menyerahkan beberapa lembar uang berwarna pink pada Adelia.

Terbitlah senyum Adel, "Widih, makasih mamah!"

Aulia menggeleng tak percaya dengan tingkah putri keduanya. Entah darimana sifat putri keduanya itu.

"Adel pamit ya? Assalamu'alaikum, mah." pamit Adel, tak lupa mengecup punggung tangan mamahnya untuk kedua kalinya.

"Suruh kakak hati-hati bawa motornya,"

Adelia mengacungkan kedua jempolnya sambil berjalan menuju keluar rumah dengan wajah sumringah.

Diluar rumah, ada Vina dan Arsyad yang sudah nangkring diatas motor.

Vina memandang Adelia heran. Tadi wajahnya ditekuk, tapi sekarang kok keliatan senang sekali ya?

"Liat kak, kita dikasih banyak uang untuk hari ini. Yey! Kita bisa happy-happy," ucap Adelia penuh semangat.

Uang bisa membuat mood orang jadi lebih baik. Tapi uang juga bisa membuat orang lupa daratan.

•••
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menitan, akhirnya motor yang Vina kendarai terparkir rapih ditempat parkiran.

Adelia turun sambil melepas helmnya, begitu juga dengan Arsyad yang langsung melompat turun membuat Vina panik. Takut Arsyad jatuh lalu terluka. Nanti yang disalahin kan kakak-kakaknya.

"Aduh, jangan loncat dek." Vina segera menggandeng tangan Arsyad.

"Aku mau jalan sendiri aja, kakak." Arsyad memberontak.

"Gak dek, disini rame. Kalau kamu ilang, kakak yang dimarahin. Inget kan sama pesan mamah? Nurut sama kakak." ujar Vina memberi pengertian.

"Kalau gak nurut tinggalin aja kak, biar di punggut pemulung." kompor Adelia.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang