• Kepergok •

25 2 0
                                    

HAPPY READING!
-

Sebentar lagi ujian, yang artinya masa putih abu-abu akan segera berakhir. Gala sudah membuat rencana hidupnya, dan setelah lulus SMA nanti, Gala ingin kuliah di luar negeri.

Kuliah diluar negeri adalah impiannya sejak dulu. Keluarganya pun memberi dukungan penuh untuk Gala membuat cowok itu semakin semangat belajar agar impiannya bisa terwujud.

"Dek, pulang sekolah nanti temenin Navisa jalan-jalan ya?" Soraya menghampiri Gala yang sedang memakai sepatu sekolahnya.

"Males,"

"Gak boleh gitu, dek. Dulu kamu sama dia sayang-sayangan, masa sekarang gini sih? Jadi jutek."

"Itu kan dulu,"

"Iya, mamih tau. Tapi hargain Navisa lah, jangan dijutekin terus. Kasian tau,"

"Gala udah punya Vinara, mih. Masa jalan sama dia?" Gala enggan menyebut nama Navisa.

"Cuman hari ini, dek. Besok dia pulang ke Bali. Vinara pasti ngertiin kok."

"Gak mih,"

"Dek, mamih sama papih dikasih amanah buat jagain dan senengin Navisa selama disini. Kalau Navisa pulang ke Bali dalam keadaan sedih, mamih bakal ngerasa bersalah banget sama orang tua nya."

"Gala berangkat,"

Soraya berdecak pelan, "Pokoknya kamu harus temenin Navisa jalan-jalan. Mamih gak mau tau, dan gak nerima penolakan."

Dengan cuek Gala mencium punggung tangan Soraya, lalu pergi ke sekolah dengan menggunakan motor kesayangannya.

•••
Setelah Gala menempuh waktu sekitar 20 menitan, akhirnya Gala sampai disekolah yang sudah lumayan ramai.

Dan diparkiran sudah ada keempat temannya yang memang selalu menunggunya.

Melihat kedatangan Gala yang agak mencolok, beberapa pasang mata melihat kearah Gala dengan tatapan bermacam-macam. Dari kaum hawa, mereka menatap Gala dengan tatapan kagum, terpesona, dan berbinar-binar. Sedangkan untuk kaum adam, mereka menatap Gala dengan tatapan iri.

Siapa yang tidak iri dengan Gala yang terlahir sebagai anak orang kaya? Semua orang ingin menjadi Gala. Mau ini, tinggal beli. Mau itu, tinggal beli. Kalau ada uang, semua terasa lebih mudah kan?

Selain anak orang kaya, Gala juga memiliki keluarga yang harmonis. Anak yang rumahnya rusak, jelas iri melihat keharmonisan keluarga Gala. Tak terkecuali, Kenzie, Fauzi, dan Febio.

"Waduh, pagi-pagi mukanya udah kusut aja. Kenapa?"

Gala menggeleng pelan, lalu berjalan lebih dulu dari teman-temannya.

Fauzi berdecak kesal. Kesal karena Gala tak menjawab pertanyaannya. Dan kesal karena Gala tak tau diri.

"Udah ditungguin, eh malah ninggalin." sindir Fauzi membuat langkah kaki Gala memelan.

Kenzie menyenggol pelan lengan Fauzi, membuat cowok dengan dasi miring itu menoleh.

"Gala kayaknya lagi badmood, jangan disenggol. Bisa mampus lo kalau kena bogemannya." bisik Kenzie. "Mending lo benerin dulu tuh dasi lo yang miring. Jangan sampe otak lo ikut miring, Fau."

Fauzi melirik Kenzie sinis, "Gak ngaca ya? Gigi lo tuh, ada cabenya. Mana gede lagi, ewh."

- G A V I N -

Ada perasaan bersalah didalam hati Gala ketika diam-diam pergi dengan perempuan lain. Bukan keinginan Gala, tapi Gala dipaksa mamih nya untuk menemani Navisa yang notabenya mantan pacarnya jalan-jalan sebelum pulang ke Bali.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang