•꧁>️️0⃣9⃣️<꧂•

60 18 0
                                    

.

.

.

.

.

Pagi hari sangatlah mendukung baginya, dalam perjalanan nya ia terus menyunggingkan senyum cerah. Tak sedikit orang yang melihatnya terkagum dengan senyumannya.

Dia sengaja memelankan laju motornya, untuk menikmati suasana di pagi hari , sampai ia melihat sesuatu , entah mengapa pandangannya tak mau lepas dari pemandangan itu.

Why...!

'Mengapa banyak orang berkerumun di sana', gumam nya pelan, ia mulai berjalan kearah sana, karena rasa penasarannya yang membuncah ia pun kepo dan menghentikan laju motornya.

Setelah memarkirkan di pinggir jalan , ia pun berjalan kearah orang yang berkerumunan , tak banyak sih tapi cukuplah, apalagi ada seseorang yang menangis, jiwa keponya nggak bisa ditahan jadi begitu .

Tap tap

Merasa ingin tahu, Kawaki menghentikan seseorang yang baru dari tempat kejadian perkara yang membuatnya terpaku.

"Permisi, maaf sebelumnya... Disana ada apa za Oji-san kok banyak orang yang berkerumunan...!"ucapnya sopan dan santun, membuat orang yang baru saja dihentikannya tersenyum kagum akan kesopanan Pemuda itu.

"Iya . Em gimana za dek menjelaskannya.. itu sangat rumit, sebaiknya kita duduk saja disana... Agar bisa santai mengatakannya, kebetulan tempat duduk disana sedikit sepi, adek mau ikut. Kalau mau nggak papa..!"

"Baiklah Oji-san...!" Balasnya sopan..

Sebenarnya sosok itu sedikit tak enak . Namun Mau bagaimana lagi , Pemuda itu nampaknya sangat penasaran, mau tak mau Pak tua itu menjelaskannya...

"Adek mau tahu kan! Mengapa banyak orang disana, alasannya sih simpel namun sangat berat.."

" Maksudnya...!" Kawaki mulai kepo dibuatnya...!

" begini ceritanya...?"

"........................................................................................................................... .. ............................
.................................................................
,,...................................
......................................!
...............................................................
...............................
..................
......
...
..???????"

"Jadi begitu ceritanya,,,!"

Deg

Deg

Tiba tiba dada Kawaki sesak seperti sesuatu menghantamnya.

Jleb

Jleb

Bagai sembilah pedang mengoyak jantungnya... ketika mendengar secara rinci, ceritanya dan penyebab banyak orang berkerumunan disana, ia pun terkejut bukan main, cerita itu seperti menusuknya berkali-kali, rasanya itulah mak'jleb' saking sakitnya Ampe keubun-ubun. Berasa tersindir dirinya... Karena ceritanya tak jauh beda darinya , meskipun statusnya beda dia dengan Kakak tirinya, sedangkan tadi dengan Saudara kandungnya, tapi tak memungkiri bahwa kenyataannya. Orang yang dicintainya adalah Kakaknya sendiri, meskipun Kakak tiri tapi tetap kan statusnya dia adalah Kakaknya. Owh sungguh nian kejam sekali takdirnya. Ia terpekur dalam lamunannya.

"Aku tak pernah menyangka mereka begitu tega, hanya karena tidak direstui kedua orang tuanya, mereka nekat membunuh Kedua orang tuanya sendiri. Cinta benar-benar sudah membutakan mereka , wajar kan. ..? kedua orang tuanya tak setuju. Gimana nggak setuju, bagaimana mungkin saudara kandung saling menyukai , bahkan kakaknya sampai dihamilinya... Kakaknya pun juga salah , mengapa ia menikmati perlakuan adiknya. Apakah tidak ada laki-laki lain. Mengapa harus adiknya sendiri yang disukai, bahkan mereka berkali-kali berhubungan intim layaknya suami istri. Gila bukan, itu terlalu gila saking gilanya aku tak mengerti dengan mereka, bisa-bisanya mereka menjalin cinta. Apa mereka nggak mikir kalau itu perbuatan yang sangat menjijikkan.. ditambah lagi bisa-bisanya mereka berbuat nekat , sampai menghilangkan nyawa kedua orang tuanya, walau bagaimanapun juga, jika bukan karena orang tuanya, apakah mereka akan terlahir di dunia ini.. itu terlalu kejam , mengapa sampai harus membunuh mereka. Aku berharap mereka dihukum mati saja , tidak ...! itu terlalu cepat, lebih baik mereka tersiksa bathinya sampai akhir hidupnya, biar mereka tahu apa itu namanya hukum karma. Dan arti perbuatannya..." Wajah orang itu begitu dingin sedingin es entah mengapa ia sedikit bergidik... Dan mulai sedikit takut dengan cerita orang ini..

"Ah maaf dek. Membuatmu takut, apa boleh buat....! aku merasa kesal dengan tindakan mereka. Mengapa harus membunuh kedua orang tuanya, yang telah merawatnya dari rahim sampai hadir ke dunia ini.. itu sangat gila.. sekali lagi aku minta maaf dek...! membuatmu takut ..!" Ucapnya sedikit merasa bersalah walau masih terselip nada dingin..

Pak tua itu pun menyunggingkan senyum tanda minta maaf karena telah membuatnya takut..

"Hahahaha... Untuk apa Oji-san meminta maaf aku tahu kok.. owh iya harusnya aku yang meminta maaf karena telah merepotkan Oji-san , dan terima kasih telah meluangkan waktu untuk menceritakan semuanya. Sankyuu Oji-san... Kalau begitu aku pamit undur diri.. nampaknya aku sudah terlalu lama keluar. Kakakku pasti akan mencariku...! Hahaha sampai jumpa lagi Oji-san...!" Ucapnya membungkukkan badan, lalu tak selang beberapa waktu , Kawaki membalikkan tubuhnya ke arah motor yang diparkirkannya dipinggir jalan.. ia pun mengegas motor itu dengan laju dibawah rata-rata , tak terlalu cepat juga tak terlalu lambat.. dalam keterdiamannya membonceng motornya, ia terpekur dengan cerita yang didengarnya dari Pak tua tadi. Entah mengapa Kawaki terbayang-bayang dengan itu semua. Karena terlalu hanyut dengan pikirannya, Tak terasa ia sudah sampai di rumah, didepan pintu , Kawaki disambut Kakak kesayangannya dengan penuh cinta, kakak nya tersenyum manis , senyuman itu hanya untuknya seorang .

Ia pun membalas senyum kakaknya sedikit kaku, senyuman itu seperti mengandung penuh arti.. Kawaki seperti memaksa kan senyumannya.

Namun beruntunglah Kakaknya tak menyadari nya.

"Yo Kawaki-kunn, kangenn...!" Ucap Kakaknya yang langsung bergelayutan manja di pundak Kawaki..Eida mengalungkan kedua tangannya di lengan Kawaki. Entah mengapa Kawaki sedikit risih dan terpekur dalam keterlamunannya. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga dengan ucapan Pak tua tadi. Meskipun ia tahu itu bisa dimilikinya mengingat kami tidak ada gen darah. Namun bagaimana dengan Ayah dan Ibunya, bila tahu aku menjalin cinta dengan Kakakku sendiri.. bahkan aku sudah menidurinya berkali-kali, beruntungnya sebelum melakukan itu, aku memberikan Obat agar bisa menunda kehamilan.. sedikit lega memang , namun tetap saja bagaimana kalau dia lost control dan tidak bisa menahannya , ia mungkin bisa saja menghamili Kakaknya sendiri.. kalau dipikir-pikir itu benar-benar sangat gila dan konyol.

"Kawaki-kun , apa kau baik-baik saja , sedari tadi aku perhatiin kamu seperti menyembunyikan sesuatu dariku. Dari tadi terus kehilangan fokus kadang kau melamun. Hei apa kau mendengarkan ku Kawaki-kun...!"

"Eh ...,. Hahahaha maaf Kak aku sedang tidak enak badan, bisa kah Kakak meninggalkanku sendirian dikamar , aku butuh istirahat hahahaha..!" Ucapnya mencoba tak kehilangan fokus, ia pun tertawa lebar sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ah kukira ada apa....! ternyata kau tidak enak badan.. baiklah istirahatlah , jaga kesehatan za... Love you...!"

Cup

Kakaknya pun mencium bibirnya lembut , membuat Kawaki sedikit tersentak..

Setelah ciuman singkat itu Kakak nya pergi meninggalkannya..

Brug

Kawaki terjatuh lemas , ia memangku tangannya, satu tangannya menyentuh sebelah matanya. Tiba-tiba air mata terjatuh tanpa disuruhnya. Kawaki terduduk lemas. Apakah ia salah mencintai Kakaknya, bukankah cinta itu tidak butuh alasan... Tapi mengapa takdir begitu mempermainkan nya. Setelah dia mendapatkan semuanya.. kemudian tiba tiba dihancurkan begitu saja seperti benda mati, Itu terlalu kejam, namun dia juga sadar, perbuatannya benar-benar egois tak pernah mau memikirkan kedepannya. Atau Nasib kedua orang tuanya.. kalau disetujui sih dia sangat senang, tapi bagaimana kalau kedua orang tuanya nggak setuju.. pasti luar biasa bukan, saking luar biasanya, Kawaki akan menyakiti orang yang telah merawat nya dari kecil hingga remaja. Dibandingkan itu semua, jasa Orang tuanya tak ternilai bahkan sepanjang masa , ia tidak akan pernah bisa mengganti jasa-jasa orang tuanya.

Anak macam apa dia.

Dalam keterdiaman nya ia tertunduk..

Air mata terus mengalir dari kedua mata keabu-abuan miliknya.

.

.

.

.

TBC

.




.

.

.

.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang