11

465 54 6
                                    

"Gun!!!!!" seruh Mild begitu memasuki mansion Off. sejak seminggu lalu, setelah dirinya berhasil meluluhkan Off dan membuat pria berwibawa itu melamarnya di hari pernyataan cintanya, Mild memang diijinkan Off untuk datang kapan saja ke mansion ini, dan karena diberi kebebasan seperti itu, Mild menjadi semenah-menah tak terkendali, terlebih pada Gun. remaja imut itu selalu jadi sasaran Mild. 

jika moodnya sedang tidak bagus, maka Gun yang diomelin soal ini itu yang sebenarnya banyak tidak pentingnya, apa lagi kalau Gun memang berbuat salah. bayangin sendiri deh kek apa, kata Gun sih, omelan ibu Tum si guru Fisika yang terkenal dengan omelan mautnya, jauh lebih merdu, ketimbang omelannya Mild. 

dan Gun paling tidak suka jika Mild mulai mengaitkan kembali dengan kejadian di restoran italia tiga bulan lalu. bukan apa-apa, hanya saja, Mild masih kekeh bahwa itu adalah kesalahan Gun, dan Mild selalu menyumpahi Gun agar dipermalukan lebih parah dari pada Off mempermalukannya waktu itu. sial bangatkan si Mild ini.

tapi, tentu saja bukan Gun namanya kalau tanpa ada perlawanan. meski Mild sering mengaduh pada Off tentang kelakuan Gun yang kadang tak menuruti Mild, Gun sama sekali tidak takut, toh bukan Mild tuannya, lagi pula Papa Chakan berutang pada Off bukan pada Mild, jadi buat apa juga dia menuruti si nenek sihir itu.

"Gun!!!!!!" lagi-lagi Mild berteriak keras, cewek itu mengetuk-ngetuk sepatunya pada lantai tanda tak sabar. sedangkan yang dipanggil asik saja membaca novel terbaru yang dibeli New tadi siang.

"dasar babu!!" maki Mild tak tahan lagi. Mild berjalan cepat menuju kamar Gun, dan dengan sekuat tenaga Mild memaksa membuka pintu kamar Gun, namun sayang hari ini Ia sedang sial. sepertinya Gun sudah mengantisipasi, karena itu Gun sudah mengunci pintu kamarnya, Ia tidak ingin rasa tidak sabaran Mild kembali merusak suasana kamarnya yang selalu hening seperti dua hari lalu, dimana Mild membuka paksa pintu kamar Gun dan mengomeli Gun didalam kamar membuat Gun tidak bisa kemana-mana dan terpaksa harus mendengarkan omelannya.

"Gun!! buka pintunya!!" lagi-lagi Mild berteriak kali ini sembari mengetuk pintu dengan semangat yang berlebihan. 

kesabaran Gun habis! dengan satu tarikan napas, Gun membuka pintu kamarnya, lalu Ia menampilkan senyum semanis mungkin yang bertujuan mengejek pada Mild.

"apa apa phi Mild?" tanyanya pura-pura manis. dimata Gun, Mild kini sudah seperti banteng yang terpancing karena melihat kain merah, sangat bringas dan berasap.

"dasar babu tidak tahu diri" maki Mild sembari menarik lengan Gun untuk mengikutinya, Mild meramas kuat lengan Gun, membuat remaja mungil itu meringis kesakitan.

"apa kau tidak mendengarkan ku hah?" bentak Mild seraya menghentakan tubuh Gun hingga jatuh terjerembab kelantai.

"auuw phi... tenagamu seperti atlet angkat besi saja, ini sakit sekali" keluh Gun sekaligus mengejek.

"apa kau bilang hah?" tanya Mild masih berapi-api, dia merunduk agar mendekat pada Gun yang masih betah lesehan dilantai mansion.

"tidak ada" jawab Gun acuh

"kau benar-benar kurang ajar Gun, aku ini tunangannya Off, apa kau lupa?" tanya Mild dengan sombongnya, kini tubuhnya sudah kembali ditegakan.

Mild berjalan kearah sofa yang ada di ruang tengah mansion, lalu dengan angkuhnya dia mendudukan tubuhnya ke sofa coklat itu. 

"kau harusnya patuh padaku Gun, seperti kau patuh pada Off, karena sebentar lagi aku akan enjadi nyonya mansion ini, dan kau....." Mild sengaja menggantungkan kata-katanya sembari menoleh pada Gun dengan pandangan mengejek

"tetap menjadi babu" lanjutnya dengan sinis

memang benar perkataan Mild, dan Gun tidak menentangnya, tapi sungguh cara Mild mengingatkannya membuat Gun ingin mengikat Mild lalu mengiris-iris kuku Mild yang di cat dengan waran pelangi itu. sangat norak menurut Gun.

K E Y B O A R D [offgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang