Note from Author

5 2 0
                                    

Jadi, akhirnya selesai juga. Sebenarnya cerita ini memang sudah selesai, dan aku menerbitkan ulang cerita ini di sini. Harusnya hanya perlu 1-2 bulan untuk menulis ulang cerita ini di sini. Tapi karena kesehatan mental dan fisik aku yang terus naik turun, jadinya memerlukan waktu lebih lama.

Awalnya aku bikin cerita ini dengan ending Ji Yoo berakhir dengan Jeong, tapi karena aku membuat cerita ini untuk ikut lomba dengan tema LDR, aku jadi berpikir mungkin akan lebih baik kalau endingnya Ji Yoo dan Ji Hoon kembali bersama. Dan selama aku membuat cerita ini juga tidak ada scene yang bisa membuat Ji Yoo kembali jatuh cinta pada Jeong, jadi aku pikir bakal terlalu memaksakan kalau ending-nya Ji Yoo bersama Jeong.

Dan alur cerita yang aku ubah lainnya adalah tentang kepergian Ji Hoon ke Paris. Awalnya aku akan membuat cerita kalau Ji Hoon mendapat pekerjaan buat ke Paris itu karena adanya campur tangan dari Jeong. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, itu malah bakal membuat Jeong jadi seperti stalker yang terlalu ikut campur dengan kehidupan Ji Yoo. Jadi akhirnya aku batalin, dan membuat kalau Ji Hoon pergi ke Paris memang karena kemampuannya sendiri.

Cerita tentang Ji Yoo pergi ke pulau Jeju juga tadinya aku akan membuat Jeong yang merencanakan semua itu. Tapi sekali lagi, aku rasa akan lebih masuk akal jika yang memberikan tiket itu adalah Bo Mi dan Ba Ram.

Oh iya! Apa kalian masih ingat saat Ji Yoo dan ayahnya berpelukan di STEP. 16, Ji Yoo mengatakan tentang wangi badan ayahnya? Apa kalian tidak merasa deja vu?

Yap! 100! Untuk kalian yang menyadarinya!

Ji Yoo juga mengatakan sesuatu tentang wangi badan Ji Hoon saat mereka berpelukan di STEP. 10. Reaksi ayah dan Ji Hoon juga sama, dengan mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan parfum.

Sebenarnya aku antara sengaja dan tidak sengaja membuat dialog/scene yang serupa seperti ini.

Dan sedikit kita bahas tentang STEP. 16. Di bab ini, masih saat Ji Yoo berbicara dengan ayahnya, dia juga mengatakan bahwa sikap ayahnya yang tiba-tiba berubah itu mengingatkannya pada seseorang.

Yaitu, Jeong.

Lagi-lagi secara sengaja dan tidak sengaja aku membuat Ji Yoo mengingat kedua pria itu di diri ayahnya. Seperti yang orang-orang katakan, kalau cinta pertama atau pacar pertama anak perempuan itu adalah ayah mereka. Jadi aku membuat ayah sebagai cermin.

Dan kenapa aku membuat Ji Yoo akhirnya kembali kepada Ji Hoon?

Salah satu alasannya, adalah wangi badan.

Aku lupa pernah baca atau dengar di mana. Tapi ada banyak cara bagaimana kita mengingat suatu kejadian atau seseorang di dalam memori kita. Salah satunya dari penciuman, alias wangi yang berhubungan dengan orang tersebut.

Ingat! Wangi badan ayah dan Ji Hoon adalah yang paling Ji Yoo sukai.

Yaa... bisa saja kalau Jeong dan Ji Yoo berpelukan, mungkin saja Ji Yoo juga akan menyukai wangi badan Jeong. Haha! Tapi sayangnya, Jeong sudah tidak memiliki kesempatan lagi karena dia sudah memilih untuk menjadi penggemar Ji Yoo saja.

Maaf kepada pembaca yang memberi dukungan kepada Jeong. Seperti yang kalian tahu, inilah derita second lead.

Meski Ji Yoo dan Ji Hoon kembali bertemu, aku tidak secara jelas menceritakan bahwa mereka kembali berpacaran. Tapi setidaknya keadaan mereka sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya. Entah itu dari bagaimana mereka bersikap dan juga pekerjaan mereka.

Jujur aja, aku bukan tipe orang yang percaya dengan adanya kesempatan kedua. Tapi kalau orang itu seperti Ji Hoon, mmm... mungkin masih bisa kita negosiasikan haha! Mengkhayal bener!

Segitu saja cerita dari aku. Terima kasih untuk yang sudah membaca! Jaga kesehatan dan semoga kalian selalu bahagia! Sampai ketemu di ceritaku lainnya! Bye~

Back to Yoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang