Genre : Fiksi remaja, drama, romantis, angst.
***
Mika percaya bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Maka dari itu, Mika selalu yakin kesedihannya pasti berlalu, dan tergantikan oleh kebahagiaan.
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Arki kena hukuman karena terlambat datang ke sekolah. Bu Rumi menyuruhnya untuk membersihkan toilet pria, tapi si bandel Arki malah membersihkan toilet wanita. Ia membersihkan toilet dimulai dari paling ujung, dengan pintu bilik tertutup.
Kebetulan sekali ada beberapa siswi yang datang ke toilet. Alih-alih buang air ke dalam bilik toilet, mereka malah asik berdandan ria di depan cermin wastafel. Mereka begitu antusias mengelurkan alat make up masing-masing.
"Pulang sekolah kita nongkrong di kafe 24 jam nonstop yu?" ajak salah satu dari mereka.
Arki berdecak kesal mendengar kebisingan yang mereka ciptakan. Alasan Arki membersihkan toilet wanita adalah karena tadi toiletnya sepi, beda lagi dengan toilet pria yang kotor dan banyak gerombolan yang merokok di dalam sana.
"Kita bisa ajak Mika," saran yang lain.
"Kita bisa gunain dia buat bayar. Abis kita pesen minuman, terus ngobrol-ngobrol, abis itu tinggalin deh sama bill kita, biar dia yang bayar."
"Wah! Boleh banget tuh! Gue abisnya kesel sama dia. Keliatan gak sih dia so-so'an banget sama Arki? Kayak caper jatohnya, bukan ngelawan."
"Nanti ya gue ajak dia."
"Nah, bagus tuh!"
"Eh, cepetan! Jangan kelamaan di toiletnya."
Arki menghela napas. Tiba-tiba saja ia memikirkan Mika, lebih tepatnya khawatir. Tapi ia seketika itu menggelengkan kepalanya, tak mau ribet memikirkan cewek yang sudah menjadi penyebabnya babak belur kemarin.
Tak dapat dipungkiri, Arki masih ingin tertawa ketika mengingat aksi Mika kemarin. Cewek itu bersikap seolah-olah sebuah kayu memang dapat berubah menjadi pedang. Ada-ada saja ide konyolnya itu.
🌵🌵🌵
Waktu istirahat kali ini berbeda. Biasanya, Mika dan Willa akan gencar mencari tempat duduk di kantin. Namun, kali ini Mika dan Willa berburu tempat duduk di tribun gedung olahraga. Tentu saja Mika dan Willa memiliki perbekalan untuk mengisi perut mereka.
Jarang-jarang Club basket di SMA Garwana latihan di jam istirahat. Dan salah satu anggotanya adalah Arki. Ya, cowok itu aktif di salah satu bidang olahraga. Segitu pun masih untung ia ada kemauan untuk bergerak meskipun bukan dalam bidang akademi.
Saat kelas 10, Mika semangat mendukung Arki seperti kebanyakan siswi lainnya. Namun, kali ini Mika akan berpindah ke kubu Willa yang mendukung Rakhen. Cowok yang secara tidak langsung adalah saingan Arki meskipun satu team.
Selain sama-sama ganteng, Arki dan Rakhen adalah musuh bebuyutan saat di luar team Basket. Ada sesuatu yang salah di antara mereka yang menyebabkan mereka tidak akur. Karena ketika melihat wujud Rakhen, raut wajah Arki berubah 360°. Dari wajah menyebalkan, berubah menjadi wajah yang dingin dan beraura menyeramkan. Wajahnya saat bermain di lapangan seperti menggambarkan istilah 'senggol bacok!'.