•꧁>14<꧂•

79 17 18
                                    

.

.

.

Entahlah apa yang terjadi yang jelas ia tidak bisa mengerti dengan semuanya. Iya bingung.

Salah gue apa sampai-sampai mereka berdua mengejarku.

Yang benar saja.. ini bukan lelucon kan...!



.

.

.

.

Dan keadaannya pun sampai seperti ini, wajah gantengnya dipenuhi lebam memerah,.

"Auw~ auw~ auw~" Boruto sedikit meringis ketika benda cair berwarna merah mulai menyentuhnya.

"Aku tak tahu apa yang terjadi mengapa Keadaan Nii-san seperti ini, apa kakak mencari gara-gara dengan Ayahku...! Untuk kali ini kau beruntung Kak, jika saja tadi aku tak menghentikan mereka apa yang akan terjadi nanti...!" Ucapnya Khawatir ia pelan-pelan menyentuhkan Betadine kewajah nya, dengan telaten Kawaki mengobati nya.. membuat keadaannya malah makin runyam, gimana nggak runyam, Boruto seperti merasa ada aura dark yang menekannya bertubi-tubi, dan ditambah tatapan mereka ituloh astaga, sebegitu posesifnya kah mereka pada Kawaki.. Ampe ia jadi sasaran kemarahan mereka. Owh Tuhannn....!

Dengan telaten dan penuh perhatian Kawaki mengobati nya,

Beberapa menit kemudian...

Kawaki selesai mengobati Boruto..

Tersenyum simpul ia mengelus luka yang baru saja di obati nya.

Wushh

Tekanan aura semakin menjadi membuat Boruto hanya tersenyum kaku.

Naruto nggak bisa diginiin bisa-bisanya si Boruto bisa membuat Kawaki begitu Perhatian padanya, hasrat sebagai Bapak posesif langsung memuncak.. ia mengambil sesuatu untuk dilemparkannya kearah Boruto. Namun beruntung Kawannya menenangkannya.. hingga Naruto mulai menekan amarahnya. Walau tak memungkiri ia menyimpan dendam terhadap anak dari Kawannya.

'shittt....! Mengapa nasibku harus seperti ini ,apa salah ia menyayangi seseorang. Owh Kami-sama....!' bathin Boruto meratapi nasibnya.

Wush

Tarik

Dengan tingkat posesif tinggi Naruto menarik Kawaki hingga terpaksa berganti tempat yang awalnya berada di depan Boruto kini berubah kesamping Ayahnya. Kawaki sedikit merenggut dengan Ayahnya yang tiba-tiba, namun pada dasarnya Kawaki sangat cuek dengan sekitarnya ia hanya menaikkan Alis dan masa bodoh.

* Sabar za Boruto, menghadapi Ayah yang posesif keanaknya. Kamu harus kudu sabar menghadapinya....! Keep smile....!*

.

.

.

.

.

Setelah kiranya lama dengan perang dingin, mereka pun akhirnya kembali ke semula, kembali ke tujuan awal, mengapa mereka sampai datang kemari..

"Nak apa kamu tidak papa...!" Ucap seorang wanita yang bernama Hinata Hyuga ibu dari Kawaki dan Eida.. walau hanya Ibu tiri dari Kawaki, tapi dia sangat menyayanginya, dan bisa berpikir jernih, walau tadi ia juga menatapnya tajam.

"Ia aku tidak papa, Tante....!" Ucap Boruto dengan tersenyum simpul.

"Tapi kalau dipikir-pikir emang membuatku bingung, kau tahu Kan...! Nak, Kawaki itu tipikal seperti apa, padahal kau orang asing tapi mengapa ia bisa nyaman sampai sebegitu nya. Dan aku lihat di kedua bola matanya ada sebuah pancaran penuh kasih sayang ketika menatapmu...itu benar-benar membuatku sulit mempercayainya, itu pertama kalinya aku melihatnya dalam seumur hidupku...sungguh aneh namun nyata...!" Ucap Hinata mulai mengungkap as yang mengganjal di hatinya.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang