DS 05

6.1K 789 16
                                    

***

"Sejak kapan ada bunga higanbana dan mawar merah tua di tempat ini?!" kaget Dejun saat hendak menyiram bunga-bunga kesayangan 'istri'nya.

"Oh, itu sudah ada di sana sejak dua minggu yang lalu, Nyonya Muda sendiri yang menanamnya. Ada juga bunga teratai yang baru saja ditanam seminggu lalu di kolam. Apa Nyonya Muda tidak mengatakan apapun, Tuan Muda? Saya pikir Anda sudah tahu jadi saya tidak katakan apapun, terlebih saat perluasan kolam juga tidak ada satu pun dari Tuan Muda yang bertanya, jadi saya pikir Anda dan yang lain sudah tahu dan mengizinkan." Ujar si pekerja kebun keheranan.

"Hah?! Sama sekali tidak, tapi apa benar ini yang menanam adalah Nyonya sendiri?" tanya Dejun lagi memastikan, dan si pekerja kebun mengangguk.

"Benar Tuan Muda, Nyonya Muda yang menanamnya sendiri." Jawab sang pekerja kebun dengan nada yang penuh keyakinan, karena memang ia saksinya dan membantu si Nyonya menanam.

"Apa pagar ini juga kerjaan Nyonya?" tanya Dejun sembari menunjuk pagar yang mengelilingi dua jenis bunga tersebut.

"Benar, Nyonya minta dua bunga itu untuk dipasangkan pagar." Jawab si pekerja kebun. Dejun benar-benar masih terkejut, karena selama menikah dengan 'istri'nya tidak pernah ia jumpai pria manis itu membicarakan tentang bunga-bunga dengan arti mengerikan ini.

'Apa yang terjadi padanya semenjak kecelakaan itu?' tanya Dejun dalam hati.

"Apa Nyonya Muda ada rencana menambah jenis bunganya lagi?" tanya Dejun.

"Ada, saat itu Nyonya mengatakan dia akan menanam bunga daffodil di taman depan mansion, bersama bunga jenis cantik lainnya. Saat saya tanya kenapa ingin meletakkan itu di depan dan mengapa memilih bunga tersebut, Nyonya hanya mengatakan, daripada dua jenis bunga kematian yang ditanam di halaman belakang, bunga ini aku tanam dengan harapan kediaman ini selalu diberkahi dengan keberuntungan, dan aku lewat bunga ini telah terlahir kembali, begitu tutur Nyonya." Jawab si pekerja.

"Apa sudah datang bunganya?" si pekerja menggeleng.

"Besok baru tiba dan akan langsung ditanam di taman depan mansion." Dejun mengangguk kecil. Dia menatap ke arah seluruh bunga di rumah kaca, hingga keningnya mengerut.

"Bunga larch dimana?" tanya Dejun saat tak mendapati bunga tersebut.

"Nyonya Muda minta untuk bunga itu dicabut saja, Nyonya berkata, aku sebenarnya tidak masalah menjadikan bunga ini sebagai hiasan tapi arti dari bunga ini menggangguku, sehingga akan lebih baik aku mencabutnya, begitu." Jelas si pekerja kebun.

"Memang- apa artinya? Dulu aku ingat dia mengatakan bunga larch menggambarkan tentang sosok dirinya, tapi aku tidak paham." Ujar Dejun, salahnya juga sih dulu tidak mencari tahu arti bunga itu.

"Ah itu- saya rasa tidak sopan, tapi jika Tuan Muda memang sangat ingin tahu, akan saya beri tahu, bunga larch memiliki arti yang kurang baik, bunga larch melambangkan orang yang tidak memiliki kepercayaan diri, halusnya begitu." Dejun segera terdiam mendengarnya.

"Ah benar, Nyonya bilang selain daffodil untuk menghias taman depan mansion, ada bunga lain yang ditanam, bunga anemone, Nyonya bilang bunga itu adalah pengharapan akan perang dingin antar kalian, para Tuan Muda, segera berakhir dan kembali memunculkan matahari dalam mansion." Dejun mendengarkan sembari menyiram bunga-bunga di sana.

"Apa ada lagi?" tanya Dejun.

"Sebentar, saya coba ingat." Pekerja kebun itu nampak mengingat-ingat jenis bunga apa saja yang hendak di tanam oleh si Nyonya Muda.

"Ah, bunga marigold dan primrose, Nyonya mengatakan dua bunga itu menurutnya melambangkan seseorang, tapi saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai itu." Dejun mengangguk paham, dia pun segera menyelesaikan urusan menyiram bunganya.

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang