Dua minggu berlalu, sejak kejadian di Apartemen Marvin tempo hari itu, Mahen menjaga jarak. Tidak lagi berinteraksi dengan Marvin walaupun sering sekali berpapasan jika Mahen ingin mengunjungi Apartemen Candra; temannya.
"Besok mulai sekolah ya?" tanya Manuel.
Faiz mengangguk mengiyakan, karena faktanya begitu. "Besok 'kan senin."
"Vin gak mau sekolah!"
Mendengar perkataan itu, otomatis Faiz dan Manuel menoleh kebingungan. Karena Marvin itu sangat semangat jika sekolah, tapi baru kali ini tidak mau sekolah.
"Kamu mau ngamen di jalanan aja?" tanya Manuel, lebih tepatnya mengancam adiknya itu.
Marvin mencibik bibirnya sebal. Alasan dia tidak ingin pergi ke sekolah karena kejadian beberapa minggu yang lalu. Kepala sekolahnya itu nampak tidak perduli padanya.
"Pokoknya Vin gak mau sekolah!"
Marvin beranjak dari duduknya, dia melangkah pergi dari ruang Tv itu. Menaiki anak tangga, sepertinya dia hendak ke kamarnya.
"Vin kenapa sih?" tanya Manuel keheranan. Dia menolehkan wajahnya menatap Sang pacar. "Ayang tahu?"
Wajah Faiz memerah tomat, dia belum terbiasa dengan panggilan itu. Walaupun sudah sekitar tiga bulan menjalin hubungan spesial dengan Kakak temannya itu.
"Jangan panggil ayang!" ucapnya. Sembari maju dan terduduk dipangkuan Manuel, menyandarkan wajahnya di dada bidang Manuel. Terlihat begitu nyaman dengan posisinya.
Manuel tidak bisa menahan gemas, karena kekasihnya itu memang sangat menggemaskan.
"Yaudah aku panggil, baby."
Mata bulat Faiz membesar mendengar panggilan itu. Dia mencubit pipi Manuel pelan.
"Faiz aja, jangan yang aneh-aneh!"
"Cium dulu, nanti Abang nurut."
Faiz memalingkan wajahnya, dapat Manuel lihat telinga hingga leher Faiz memerah.
"Kok malingin muka?"
Faiz kembali menoleh, tatapannya malu-malu. Menipiskan bibirnya, dia kembali memalingkan wajahnya.
"Bang Manu aja cium leher Faiz."
Ternyata Faiz memberi akses untuk Manuel menjamah kulit lehernya. Manuel benar-benar terkejut dengan tingkah itu.
"Desahnya jangan keras-keras ya?"
Faiz mengangguk pelan, membawa telapak tangannya untuk menutup mulutnya.
Manuel menyinggung senyum gemas terhadapnya, dia mendekat wajahnya. Menghirup dalam aroma tubuh Faiz yang terasa lembut. Menjulurkan lidah untuk menjilat, Manuel perlahan melumat kulit leher Faiz.
"Mmnnh,"
Faiz semakin mendongkak; memberi banyak akses untuk Manuel menjamah lebih kulit lehernya.
"BANG MANU, BANG MANU!"
Teriakan Marvin refleks memberhentikan aksi Manuel, Faiz langsung berdiri dari pangkuan itu. Dia memperhatikan Marvin yang berlarian menuruni anak tangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja bokep meet Principal [end]
Teen Fiction[ 21+ ] [ Comedy Romance ] [ M-preg ] Gegara nobar bokep di kelas sampai menghebohkan satu sekolahan karena memakai speaker sekolah ditambah di layar besar khusus presentasi, Si Raja bokep di panggil ke ruang kepala sekolah karena kelakuannya yang...