Lima puluh

7.9K 547 28
                                    

Happy reading and enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading and enjoy~

"Kau tahu aku tidak suka candaan, kan?"

Hah, padahal lelaki itu sering membuatnya kesal. Lagi pula memang benar sebentar lagi dirinya akan menikah dengan Willy.

"Jika kau memang sudah bertunangan, mana lelakimu itu?"

"Dia menginap di rumahnya karena besok kami akan mengumumkan pertunangan dengan tetangga."

Tunggu, bukankah dirinya sudah berbohong dengan lancar? Nathalie berdehem untuk menghilangkan perasaan bersalah di dalam hatinya. Memang benar ia ingin bertunangan dengan Willy dan menikah dengan lelaki itu. Tapi sayangnya setelah melihat Arthur ia berharap sesuatu yang lain.

Benar kata bibi Margaret, mungkin karena perasaan balas budi ini sehingga ia menjadi terikat dengan lelaki itu. Dahinya berkerut, sepertinya itu bukan perasaan balas budi. Nathalie yakin ini perasaan yang lain. Ia senang melihat Arthur memeluknya, ia senang mengetahui Arthur menunggu kabar darinya, ia juga senang Arthur berada di hadapanya saat ini.

Bukankah rasa terima kasih dan balas budi masih berlaku meskipun ia sudah menikah, mengapa Nathalie menyambungkan balas budi ini dengan pernikahan. Padahal jelas-jelas kedua hal itu berbeda. Sudahlah, ia memang mengakuinya. Tidak perlu mengaitkan perasaan hati dengan rasa yang lain, hanya untuk menyangkal hal yang sudah lama diakui dan melekat di setiap helaan napasnya.

Nathalie memang menyukai Arthur, bahkan dari lama. Ia diam-diam mendambakan rasa yang sama dari lelaki itu untuk dirinya. Nathalie ingin Arthur benar-benar memperlakukannya dengan baik karena lelaki itu suka padanya, bukan karena rasa tanggung jawab sebagai tuannya.

"Bisakah kau batalkan pertunanganmu, Nathaie? Ah, tidak. Apakah kau mencintainya?"

Nathalie hanya menjawab dengan anggukan.

"Nathalie, aku ingin memberimu sedikit nasihat. Pernikahan itu akan berlangsung lama, kau harus memilih pasanganmu dengan benar. Apakah kau tidak berpikir bahwa kau terlalu cepat untuk menikah?"

Nathalie mengusap air matanya. Tangisannnya sudah mereda. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Arthur.

"Aku sudah memilihnya dengan benar. Kata tetanggaku juga kami sangat cocok. Kau bisa bertemu dengannya besok dan menilainya."

Arthur mengertakkan giginya. "Nathalie, jangan menikah karena tetanggamu bilang kalian cocok. Itu semua akan hilang setelah kau menikah nanti, sifatnya akan berubah padamu. Dia akan mencari kenyamanan lain dan kau pun begitu. Pilihlah calon suami yang menjadi tempat untukmu mencurahkan seluruh rahasia terbesarmu. Tidak ada yang kau tutupi darinya, tidak ada perasaan enggan. Apa kau yakin bahwa dia lelaki yang cukup pantas mendapatkan semua perhatianmu?"

Apa benar dia lelaki yang kau sukai melebihi rasa sukamu padaku? Sebenarnya Arthur ingin melontarkan pertanyaan itu, tapi ia mengurungkan niatnya.

Slave BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang