Happy reading and enjoy~
Arthur meletakkan makanannya di atas meja. "Apa selama ini kau masak sendiri?"
"Huum, aku bahkan bisa membuat kue. Biasanya saat pagi hari aku membuat kue untuk diberikan pada anak-anak yang bermain, tapi karena tadi pagi kita sudah kedatangan tamu, kurasa mereka tidak akan datang lagi. Mm ... mugkin mereka akan datang nanti malam."
Arthur tampak tidak suka, raut wajah lelaki itu berubah. "Apa mereka datang setiap hari?"
Gadis itu mengangguk. "Karena mereka suka kue buatanku, tidak ada pilihan lain selain memberikannya, kan?"
Arthur berdecih. "Pilihan lainnya tidak membuatkan mereka kue lagi. Mereka menyusahkanmu dan membuatmu letih."
"Bibi Margaret juga mengatakan hal yang sama, tapi aku tidak letih. Aku senang karena mereka sangat lucu. Ah iya, sebenarnya hari ini aku ada pertemuan yang cukup penting. Kau sendiri sudah melihatnya, kan? Aku harus mengenalkanmu pada mereka, aku yakin mereka pasti senang sekali."
Arthur mengernyitkan dahinya. Dengan wajah yang seceria itu, seolah-olah mengenalkan Arthur dengan tetangganya merupakan acara amal yang diagung-agungkan banyak orang. Apakah Nathalie tidak terlalu kejam pada dirinya?
"Tidak bisakah aku beristirahat saja di rumah? Aku merasa letih dengan perjalanan menuju ke sini. Aku butuh istirahat yang cukup."
"Ah, begitu ya. Tidak apa-apa, aku akan menyampaikan kepada mereka."
Wajah Nathalie tidak seceria tadi, mungin gadis itu sedikit kecewa karena merasa antusias pada usulannya, tapi Arthur menolak. Karena tidak senang dengan perubahan raut wajah Nathalie, mau tidak mau ia pun menyetujuinya.
"Baiklah, aku akan pergi denganmu. Aku sudah istirahat yang cukup tadi."
"Benarkah? Kalau begitu aku akan bersiap."
Menghabiskan sarapannya dengan terburu-buru, gadis itu langsung melesat ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Arthur tidak mengerti mengapa Nathalie bisa betah dengan ocehan tidak berguna para tetangganya. Ia saja yang baru beberapa menit bersama tetangga Nathalie merasa kewalahan. Tapi memang ia tidak bisa menolaknya.
Ia sengaja berlama-lama menghabiskan sarapannya, sampai Nathalie selesai bersiap-siap pun Arthur masih sarapan. Lelaki itu tidak memakan sarapannya selagi Nathalie bersiap, lalu setelah gadis itu keluar dari kamar dan memakai pakaian yang rapi, Arthur buru-buru menghabiskan makanannya.
***
Sampailah mereka di kebun milik Willy. Bibi Margaret mengatakan mereka berkumpul di sana. Suara ocehan yang tidak berguna itu terdengar, bahkan sebelum mereka melangkah masuk ke rumah kacanya.
Suara dengungan itu berhenti ketika melihat kehadiran mereka, hanya satu menit, sebelum berubah lebih ribut lagi. Dari kejauhan Willy mengepalkan tangannya, lelaki itu membuang pandangan ke arah lain. Hatinya berdenyut nyeri melihat binar bahagia di wajah Nathalie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romance"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...