Pagi itu sebuah mobil aston martin valkyrie masuk ke garasi rumah di pedesaan. Seorang perempuan turun membawa koper. Ia menggunakan crop top yang mengekspos perutnya & sebuah celana pendek.
Sementara itu di ruang makan Rizal berdiri telanjang bulat. Ia berdiri di pojok ruangan hanya menonton keluarganya sarapan. Pagi hari yang dingin di pedesaan tak bisa menyembunyikan kontolnya yang tegang maksimal. Dia mengalami morning wood. Dia berusaha untuk memikirkan suatu hal yang tidak membuatnya ngaceng sambil berusaha menutupi batang kontolnya yang mengacung ke depan. Dia tak ingin kontol panjangnya yang sedang tegang menarik perhatian Lucy, kalau sampai Lucy menyadari itu kontolnya akan dipermainkan dengan cara yang sangat menghinakan & menyakitkan pastinya. Tapi apa daya tangannya tak sanggup menutupi batang berdaging itu.
Perempuan tadi masuk ke ruang makan & menyapa seisi ruangan. Lucy spontan berdiri & memeluk kakaknya itu.
"Kak Susan, ga bilang-bilang kalo mau balik"
"Surprise!"Ayah & Peter bergantian memeluknya. Dea merupakan anak tertua. Dia kuliah di kota & kembali ke rumah saat musim liburan.
Di ruangan itu hanya Rizal yang tidak menghampiri Susan. Dia hanya tertunduk malu menutupi kontolnya. Jika Rizal dianggap bagian dari keluarga ini maka dia merupakan anak tertua kedua, disusul Peter & Lucy sebagai adiknya.
Susan dipersilahkan untuk duduk sarapan bersama. Ayah menyuruh Rizal mengambilkan piring untuk Susan. Saat Rizal meletakkan piring dengan satu tangannya ia menutupi kontolnya yang masih ngaceng sambil bertanya ke ayah.
"Yah, Rizal boleh ikutan sarapan ga? Rizal laper, terakhir kali makan sarapan pagi kemarin"
"Ah Rizal! Ga perlu malu-malu nutupin burungmu ke kakak. Dulu kan burung kamu sering kakak jadiin mainan, masih ingat kejadian dulu itu?. Kamu udah gede sekarang, gemes bgt ih liat burungmu itu". Susan menepis tangan Rizal yang menutupi kelaminnya. Dea memencet kepala kontol Rizal yang sedang ngaceng. Kontol Rizal yang sedang ngaceng terisi banyak darah di dalamnya. Ketika kepala kontol merah muda keunguannya dipencet darahnya lari dari ujung kepala ke batang. Membuat kepala kontolnya mengecil & berwarna pucat. Tidak hanya memencet, Susan juga memutar-mutar kepala kontolnya dengan kuncupan jari seperti sedang memutar tombol frekuensi radio. Jari Susan memiliki kuku panjang meninggalkan bekas pada kepala kontol Rizal. Bocah malang itu cuma bisa meringis ngilu ujung organ sensitifnya dipermainkan seperti itu. Mukanya memerah.
"Rizal Rizal" Kata Lucy dengan nada mengasihani
"Mulai sekarang kamu ga boleh sarapan bareng kita lagi. Karena kamu udah baik melayani kita selama ini, jadi giliran kami yang melayanimu. Setelah kami siap sarapan, nanti kami siapkan sarapan spesial buatmu" Terang LucySelesai sarapan, Lucy meminta Rizal naik ke atas meja. Dia bertanya "Ngapain? Aku mau diapakan?" Peter menjawab "Udah tenang aja, mau makan ga?" Karena perutnya sudah keroncongan Rizal menurut saja.
Rizal disuruh menungging di atas meja. Saat keluarganya mengatakan akan melakukan hal baik kepadanya dia pasti tidak pernah percaya karena ujungnya akan berakhir pada penyiksaan & pelecehan. Namun dia sendiri disini tidak bisa menolak apa-apa, hanya bisa menuruti perintah. Meskipun itu harus memberikan rasa sakit pada kontol & peler serta rasa malu yang sangat merendahkan martabatnya.
Lucy mencelupkan tangannya ke olive oil & mulai mengocok kontol Rizal yang mengacung tegang ke bawah. Dari belakang terekspos pantat & biji peler Rizal yang menggantung. Rizal memohon jangan menyiksa bijinya. Ayah bilang "tenang aja, kami mau bikin enak kamu dulu sayang". Lucy berkata " Ya, kami sebagai keluarga perhatian kok liat kamu dari tadi ngaceng terus. Sekarang kami kocokin dulu ya biar rileks"
Lucy menggosokkan tangannya memutar di kontol Rizal. Kontol itu sudah mengkilap berlumuran minyak. Tak lupa Lucy juga menyasar pada kepala kontol Rizal. Ia meremas & mencubitnya. Dea membantu memegang batangnya dari belakang & Lucy menggosokkan telapak tangannya ke kepala kontol seperti mengamplas kayu. Rizal menggelinjang bergetar di atas meja. Mereka berempat tertawa melihat itu.