~Kita tak akan bisa bersatu bagaikan minyak dan air~
Y.r☁️☁️☁️☁️☁️
Gemericik air menyentuh bumi, hawa dingin malam ini terasa begitu menyengat di tambah hujan yang mendera. Gadis bersurai hitam panjang itu menatap ke luar jendela melihat air bumi itu turun dari langit, seolah tengah menangisi malam yang sepi. Hatinya yang gundah semakin menjadi melihat dan mendengar suara air hujan. Seolah suara hujan itu mengalun untuk menemani kesedihannya.
Bukankah hujan itu air mata para dewa? Mereka menangis karena melihat gadis itu. Itu hanya candaan, filosofi hujan untuknya yaitu irama yang indah apalagi suaranya di dengarkan ketika akan tidur. Kemudian, bau tanah sehabis hujan mengguyur adalah sebuah ketenangan tersendiri.
Gadis itu memggambar di cermin jendela nya yang berembun. Menggambar abstrak dan random.
Dia bukanlah tokoh utama yang cantik dan kaya. Gadis itu adalah gadis terjelek di sekolahnya, dia kerap kali di ejek dan di bully bahkan pernah dia dibuat malu di depan orang yang dia sukai.
Sungguh memalukan jika mengingat hal tadi siang. Yora memaki dirinya sendiri.
Falshback.
Yora menulis sepucuk surat karena gabut, dia menulis di bukunya sendiri sembari senyum-senyum seperti orang gila.
Surat itu berisikan..
Dear "D"
Guru muda yang aku sukai, pak dean..
Ahh andai kau tau aku menyukaimu. Memalukan..Tapi ini membuatku senang karena terus mengagumi mu diam-diam.
Begitulah isi surat yang belum dia usai tulis karena segera di rampas oleh teman sekelasnya.
"Woiii woiii si yora suka sama pak dean!! Hahahaha!!" Pekiknya kencang membuat yora gelagapan dan keringat dingin.
"Unggun loe apa-apaan sih! Balikin!!"
"Modelan kayak loe mau sama pak dean?? Ngaca woii!! Hahahaha.."
"Itu pak dean nya cuy.."
"Pak dean!!" Teriak unggun.
Mampus. Batin yora.
Yora rasanya ingin tenggelam dan tangisnya menyatu dengan air laut.
"Ya kenapa?" Kata pak dean yang ramah senyum.
"Pak ini surat dari yora buat pak dean kkk," kata unggun yang senang mengejek yora.
Flashback off.
"Unggun sialan! Ahhh manusia tolol bin biadab!"
"Gue maluuuu!!"
Yora gelisah sendiri, guling-guling kesana kemari seperti orang kesurupan. Rasanya dia tak ingin menampakan wajahnya lagi. Yora melihat di pantulan kaca, wajahnya sangat jelek. Gigi yang tak rata dan sedikit tonggos, membuat bibirnya agak monyong, alis yang botak seperti tuyul dan kulitnya yang agak kusam.
"Ya tuhan kenapa gue jelek banget."
.
.
.Yora berangkat sekolah pagi-pagi sekali, belum ada orang yang datang. Dia sengaja melakukan ini karena dia tak ingin menjadi pusat perhatian, pasal nya tentang surat cinta nya kemarin menjadi booming dan di perbincangkan oleh warga sekolah. Yora benar-benar malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear "D" (Nerd Girl)
Teen FictionDear "D" mengisahkan tentang seorang perempuan jelek yang mencintai laki-laki famous. banyak kisah pilu dari tokoh utama, dia terlahir dari keluarga sederhana sedangkan mimpi mimpinya harus terkubur sebagai sebatas impian.