"Masuk!!"
•
•
•
•
•Tak banyak yang bisa Jeno lakukan. Instingnya hampir tumpul di ruangan ini. Hanya bisa merasakan pergerakan sekitar satu meter padahal biasanya ia bisa lebih jauh dari itu. Sepasang kerambit telah ia pegang sejak ia menginjakkan kaki di ruangan itu. Meski tak bisa melihat karena gelap, Jeno tetap waspada apapun itu resikonya.
"Apakah kau takut denganku?" tanya sosok tak diketahui.
Pertanyaan aneh itu meluncur dengan mulus begitu saja dari makhluk entah bagaimana wujudnya itu. Jeno tak menjawab, ia masih teguh dengan membungkam bibirnya. Jujur saja, ia takut dengan sosok makhluk tak diketahui itu. Baru kali ini ia melawan sosok yang tak bisa ia lihat dengan mata telanjang, dan ia sudah mengaktifkan mata serigalanya tapi ia tak bisa melihat apa-apa selain kegelapan.
"Buka matamu," ucap sosok itu lagi.
Cengkeraman tangan Jeno pada kerambit semakin erat, ia yakin jika ia tak menutup matanya sama sekali. Bahkan ia hampir tak bisa menebak jika ia sedang berkedip atau tidak sedari tadi. Bahkan suara nafasnya sendiri bisa ia dengar dalam kegelapan itu, membuat Jeno semakin waspada saat tak mendengar apapun setelahnya.
Tak lama setelah Jeno maju beberapa langkah, sebuah tangan menutup matanya membuat Jeno tersentak, bisa saja ia menyerangnya dengan kerambit, tapi tubuhnya membeku seperti patung secara tiba-tiba. Setelah beberapa detik, tangan itu menjauh dan Jeno refleks membuka matanya langsung tanpa mengerjap beberapa kali. Cahaya langsung buru-buru menyerbu begitu Jeno membuka mata.
Saat sosok yang tidak diketahui terlihat, sontak saja Jeno melempar salah satu kerambitnya cukup kuat ke sosok itu meski bisa ditangkis dengan mudah menggunakan pedang. Saat kerambit yang ditepis itu terpental, Jeno maju hingga tepat berada di depan sosok itu dalam sekejap. Kala sosok itu menoleh ke Jeno, Jeno sudah akan menusuk wajah tampan itu menggunakan kerambit.
Sosok itu dengan cepat mencengkeram tangan Jeno yang memegang senjata dan membalikkan tubuh Jeno lalu menendang lututnya dari belakang. Merasa akan ditaklukkan, Jeno menggerakkan tangannya yang bebas untuk mengendalikan kerambitnya yang membesar hingga sebesar pedang dan berniat menusuk sosok tadi dari belakang.
Sayangnya sebuah bayangan hitam yang membentuk seperti sebuah tangan besar menangkis kerambit dan menimpa senjata itu sehingga kerambit itu tak bisa digerakkan oleh Jeno. Pemuda serigala itu berdecak kesal, ia memberontak saja tak bisa, sekarang ia dilemahkan dengan begitu mudahnya seolah latihan Jeno selama ini tak berguna sama sekali.
"Tak ada gunanya melawan," kata sosok tadi tetap bertahan pada posisinya.
Jeno menggeram marah, "Ekh..sial, lepaskan aku!"
Sosok tadi tersenyum remeh, "Bagaimana bisa aku melepaskanmu jika kau menyerang ku lagi? Kau cukup tangguh omong-omong."
Raut Jeno berubah menjadi jengkel dan tersenyum mengejek, "Kalau begitu kau tidak percaya dengan kemampuanmu, atau kau ragu tidak bisa menang dariku?"
Belum sempat membalas kalimat milik Jeno, ia menoleh ke pintu yang mana para guardian dan wanita tinggi tadi menatap keduanya dengan raut muka terkejut, kecualikan Siyeon yang bersiul di belakang.
Sosok tadi menatap mereka dengan aneh, "Apa yang kalian-"
"MAAFKAN SAYA YANG MULIA! SAYA TIDAK SENGAJA," teriak wanita tinggi tadi secara refleks. Setelah berteriak, ia menutup mulutnya dengan muka terkejut dan mundur beberapa langkah. Ia memutar tubuhnya setelahnya memukul kepalanya beberapa kali.
Mark yang berada tepat di belakang wanita tinggi itu menghela nafasnya, "Astaga Yuna..."
Wanita bernama Yuna itu memutar tubuhnya dan menunduk, "Maaf.. saya akan menutup pintunya kembali, maaf sudah menganggu kegiatan Anda!" ucap Yuna dengan panik bahkan ia membuat para gaurdian terdorong mundur ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow King's Precious Gem || JaemJen
Fiksi PenggemarHanya karena menemukan permata misterius saat mencari bahan ramuan, bukan berarti ia harus mendapatkan misteri baru yang belum pernah ia tangani sebelumnya! Jeno hanya manimal ras serigala biasa, bukan makhluk dengan kekuatan super yang bisa membela...