𝐋𝐎𝐒𝐓 𝐈𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐑𝐄𝐕𝐈𝐎𝐔𝐒 𝐋𝐈𝐅𝐄

𝟏| 𝐃𝐮𝐚 𝐊𝐢𝐦

Hai temen-temen semuanya♡
Terimakasih sudah mau memberi kesempatan untuk buku ini dibaca oleh orang hebat seperti kamu. Semoga kamu mendapatkan sesuatu yang bermakna di cerita ku kali ini {𝗟𝗼𝘀𝘁 𝗶𝗻 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗿𝗲𝘃𝗶𝗼𝘂𝘀 𝗟𝗶𝗳𝗲}.

Yang pasti adalah cerita ini tidak pernah sempurna, sama seperti penulisnya nggak sempurna. Tapi Author sangat menghormati kritik dan saran yang temen-temen berikan, tentunya dengan manner dan attitude yang baik (ya, kalo gabaik juga ga ada masalah sih. bebas deh bebas!)

dah ah banyak bacot bat gua ya wkwkw
ENJOY FELLAS♡

.
.
.
.
.

3 hari sebelum peristiwa ...

Entah apa yang dipikirkannya saat itu. intinya, Namjoon menyesali keputusan yang telah dibuatnya. Keputusan karena telah mengizinkan adik kelasnya, sekaligus orang paling menyebalkan, yang bernama Kim Taehyung untuk tidur di kost-kostannya malam kemarin.

Padahal yang Namjoon tahu, Kim Taehyung adalah seorang yang memiliki apapun yang semua orang mau. Mobil ada, motor ada, fasilitas, dan uang, semuanya ia miliki. Bahkan kebebasan pun ia punya. Tidak seperti mayoritas keluarga kaya lain yang suka mengekang anaknya.

Jika Taehyung memiliki mobil dan semua harta lainnya, bukankah mustahil jika dia tidak memiliki tempat tidur?

Namjoon tak habis pikir kenapa orang ini memilih tidur sempit-sempitan bersamanya dibanding tidur di kamar mewahnya sendiri.

Akibat keputusannya itu, kini tubuh Namjoon terkunci oleh tangan yang sedang memeluknya erat dari belakang. Seperti guling yang sedang dipeluki oleh pemiliknya, tubuh Namjoon benar-benar dipeluk erat oleh Taehyung yang terlihat begitu menikmati tidurnya.

Jangan tanya sudah berapa kali Namjoon berusaha memindahkan tangan Taehyung yang melingkar di perutnya itu. Namjoon sudah berusaha. Tapi, ... ah sudahlah.

(Author pun menyerah :'v)

"Tae." lirih Namjoon, dengan suara hampir menyerah. Seperti dugaan kita semua, Taehyung tak bergerak sama sekali. Jangankan bergerak, memberikan tanda-tanda ingin hidup saja tidak.

"Tae!" Sedikit lebih keras daripada yang sebelumnya. Itupun tak membuatnya sadar.  Kini tangan Namjoon yang tak terkunci, meraih ke belakang, lebih tepatnya ke arah wajah Taehyung. Namjoon berencana untuk memukul wajahnya supaya ia bangun, mau itu pipi, atau kepala, atau mulut bahkan yang nantinya akan terkena pukulannya, Namjoon sudah tak peduli.

"Taehyung, bangun!"

Namjoon memukul kecil pipi Taehyung. Mata Taehyung mengerjap sedikit akibat pukulan kecil Namjoon. Untung saja Namjoon masih memiliki hati dalam membangunkan bocah laki-laki satu ini. Kalau tidak, mungkin pipi Taehyung akan dicubitnya hingga lepas.