1.Pertemuan

704 51 0
                                    

"Ketidaksengajaan yang membuatku ingin mendapatkan."

1. PERTEMUAN

Azuko Putra Hartantio, pemilik nama lengkap itu tengah mengalunkan kaki dengan santainya sambil bersiul kecil tak menghiraukan pekikan beberapa siswi yang setiap harinya seperti tak ada henti mengaggumi keindahan yang tersaji dihadapan mereka. Namanya bahkan sudah terkenal kesepenjuru Sma Rajawali tak hanya disekolahnya sendiri ia juga terkenal di beberapa sekolah lain karena statusnya sebagai kapten tim basket sekolah.

Azuko atau yang biasa dipanggil Zuko, siapa yang tidak kenal pemilik rahang tegas serta bulu mata lentik yang jarang dimiliki seorang pria pada umumnya malah menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa,langkah kakinya terhenti didepan pintu bertuliskan BK. setelah membuka pintu ruangan itu,yang ia lihat adalah seorang wanita paruh baya dengan kacamata yang sedikit diturunkan untuk menatajamkan penglihatannya kepada Zuko.

"Pagi bu." Sapa Zuko masih mencoba mengikuti arah pandang bu Ani selaku pengurus BK.

"Bajunya dimasukkin yang rapi, jangan kayak preman." Titah bu Ani yang selalu memanggilnya dengan nama belakangnya,zuko seperti sudah hafal dengan kelakar guru BK nya itu begitu juga sebaliknya.

"Kancing bajunya juga ditutup sampai batas kerah Putra Hartantio." Tambah bu Ani yang langsung dituruti oleh Zuko. ashh! bukannya hal ini yang sedari tadi membuat para siswi siswi berteriak histeris.

"Putra Hartantio ken..." Saat bu Ani sudah siap mengeluarkan kartu merahnya,dengan kesal Zuko memotong pembicaraan

"Z-U-K-O, bu plis lah nama panggilan saya tuh Zuko jangan panggil nama belakang, kepanjangan dikasih yang pendek gamau, suka yang panjang panjang ya buk?" Ucap Zuko diakhiri dengan mengedipkan satu matanya kearah bu ani.

"Kenapa ngerokok di sekolah Zuko?" Ucapnya dengan penekanan dikalimat terakhir, bu Ani tak menghiraukan candaan Zuko dan lebih memilih mengutarakan tujuannya menyuruh Zuko keruangan ini.

"Yaudah besok Zuko ngerokok di luar sekolah deh bu." Bu Ani memijit kepalanya setelah mendengar jawaban dari Zuko. Zuko meraih secarik kertas yang disodorkan bu Ani dan menggaguk paham ketika bu ani hanya diam dan menggerakkan tangan untuk menyuruh Zuko segera pergi dari ruang BK.

"Bocah gendeng." Timpal bu Ani setelah pintu ruangan tertutup.

Di satu sisi gadis beralmamater kuning dengan tumpukan buku yang ia bawa nampak sedikit menyulitkan langkahnya, Nayara Litavia atau kebanyakan temanya memanggilnya Naya. Mahasiswi Universitas Indonesia jurusan psikologi itu tengah sibuk mempersiapkan KKN nya.

Naya pikir mendapatkan kesempatan praktek di sekolah elit seperti Sma Rajawali merupakan keberuntungan baginya,naya bisa mendapatkan banyak pengalaman yang dapat dipelajari nantinya ketika kelak ia jadi seorang ahli psikolog ataupun seorang guru bimbingan konseling.

BUGH!

Kewaspadaan Naya hilang sebentar saat membayangkan masa depannya,buku buku yang naya bawa jatuh berserakan,sementara naya mengaduh kesakitan memegangi kakinya.

"M-maaf kak, nggak sengaja."

Naya mendongak melihat pemiik suara maskulin itu, Naya hendak marah namun emosi itu hilang seketika saat melihat wajah yang menabraknya, banyak teman kampus naya yang memang berharap bisa lolos pendaftaran untuk KKN di sekolah ini.tapi bukan hanya karena sekolahnya yang bagus, banyak yang bilang siswa siswanya pun memiliki paras yang menawan sebenarnya naya tak menghiraukan hal itu, toh tujuannya KKN sebagian besar untuk belajar bukan, tak disangka yang dimaksud teman teman naya akan semenawan ini.

"Ehem." Zuko mencoba menyadarkan gadis yang tak sengaja ditabraknya tadi, sedari tadi gadis itu hanya menatapnya tanpa berniat membereskan buku buku yang jatuh berantakan.

"Eh iya gak papa, makasih ya dek." Balas Naya yang baru saja tersadar, cepat cepat ia bangkit dan mengambil kembali buku yang entah bagaimana sudah tersusun rapi kembali,naya juga tak memperdulikan tatapan Zuko.

"Dek dek emang kapan jadi adek lo." Zuko bergeming sambil memandangi punggung naya yang menjauh, heran juga Zuko pegangi dadanya yang sedikit berdetak lebih cepat saat bertatapan dengan gadis beralmamater kuning tadi.

"Cantik juga tuh kakak kakak."

Kepulan asap memenuhi ruangan belakang sekolah yang terbengkalai itu,terlihat dari banyaknya debu serta beberapa peralatan sekolah yang rusak tertumpuk tidak rapi, minim pencahayaan disini, hanya ada satu jendela di pojok atas.

"Lama nggak ke bar nih, cus lah ntar malem minggu." Ajak pria berparas tampan tak kalah dari zuko. Yup! siapa bilang Sma Rajawali hanya punya Zuko, Getaka Abidanaro merupakan teman Zuko sedari kecil atau juga bisa dibilang teman nyebat Zuko ini juga menjadi idaman para siswi siswi.

"Lain kali ajalah males gue." Balas Zuko dengan tetap menghisap sebatang rokok dimulutnya itu.

"Yaudah gue kerumah lo aja kalo gitu, kangen gue ama adek lo." Ucap Geta diakhiri kekehan diakhir, Geta mengaduh memegangi rambutnya yang telah ditarik Zuko dengan cukup kuat.

"Aduh fuck! gila lo ye nih tuh mahkota yang buat cewek cewek terpesona sama gue."

BRAKK!

Suara pintu didobrak paksa mengagetkan Zuko dan Geta, sontak keduanya membuang rokok mereka dan segera menginjaknya dengan kaki, tangan mereka kibas kibaskan berharap dapat menghilangkan asap yang mereka hasilkan.
Jantung mereka sudah berdebar debar menantikan siapa lagi yang hendak menyeret mereka keluar atau hendak memarahi mereka. Lama tak ada yang muncul juga membuat Zuko dan Geta menatap heran secara bersamaan, mereka berdua memberanikan berjalan keluar dan yang dilihat mereka adalah sosok mahasiswi berdiri sedikit gemetar ketakutan.

"M-maaf. Eh maksudnya kalian harus keruang BK sekarang." Ucap Naya sedikit terbata bata karena Naya sendiri juga terkejut kenapa dengan kuatnya ia bisa mendobrak pintu tadi, belum lagi ia disuruh bu ani untuk membawa siswa yang ketahuan merokok ini.

"Elah bikin kaget aja." Hirau Geta yang dengan santainya malah berjongkok membenarkan tali sepatunya yang sempat terlepas, setelah beres Geta berdiri sialnya Ia salah langkah saat hendak menggapai Zuko yang didepannya, Geta justru tidak sengaja mendorong Zuko.

"Duh pake acara jatoh lagi." Geta mencoba berdiri sambil menepuk nepuk celananya yang kotor akibat tersandung kakinya sendiri namun betapa terkejutnya Geta melihat pemandangan yang tersaji dihadapannya.

"Eh anjing" Kaget Geta sambil membekap kedua mulutnya.

Dan disinilah Zuko sekarang,belum ada satu jam sejak ia keluar dari ruang Bk dan sekarang Zuko kembali diseret kemari bersama sahabatnya itu.

"Lo sih." Kesal Geta menendang kaki Zuko disebelahnya.

"Kok gue, lo tuh." Balas Zuko tak mau kalah.

"Putra Hartantio, kemana tadi kertas yang ibu kasih ke kamu? di situ tertulis dengan jelas hukuman kamu." Tegas bu Ani.

"Zuko buang." Balas Zuko tanpa rasa bersalah namun tak bisa menyembunyikan senyumnya mengingat kejadian tadi.


10 menit sebelumnya.
Zuko memberanikan diri melangkah perlahan melihat siapa geragan yang telah mendobrak pintu gudang ini. Yang Zuko lihat bukan bu ani ataupun kepala sekolah melainkan gadis beralmamater yang Zuko tabrak beberapa waktu tadi, betapa leganya Zuko karena tidak harus menghadapai bu Ani lagi.

namun tiba tiba saja tubuh Zuko oleng kedepan dan segera menabrak Naya yang berada didepannya, bibir Zuko tidak sengaja menempel di bibir Naya dengan posisi Zuko berada diatas naya yang jatuh terlentang. Mata mereka berdua sama sama terpejam dan kemudian membelalak sempurna saat merasakan apa yang sedang terjadi

"Eh anjing." Suara Geta menyadarkan Zuko dan Naya.

N A Y A Z U K OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang