BAB 3

1.6K 187 49
                                    

Jevano yang merasa di perhatikan akhirnya menolehkan pandangannya dari laptop ke sekitarnya. Tanpa sengaja ia eyes contact dengan pelayan kafe di seberang nya yang terlihat sedang mengelap meja. Rasanya ia pernah melihat lelaki tersebut tapi ia tidak ingat pernah melihat dimana. Pasalnya belakangan ini Jevano memang sering mampir ke kafe ini namun ia baru melihat lelaki tersebut malam ini.

Setelah kontak mata mereka terputus Jevano segera merapikan berkas-berkas di meja nya. Tidak lupa ia menghabiskan sisa minuman yang memang belum ia habiskan. Prinsip nya adalah tidak boleh ada makanan atau minuman yang terbuang selama ia hidup di Jakarta. Karena di kota tersebut semuanya serba mahal, jadi uang yang sudah ia keluarkan tidak boleh terbuang sia-sia.

Setelahnya Jevano segera pulang dengan berjalan kaki. Jarak dari kafe ke kosan jika ditempuh dengan berjalan kaki itu sekitar 10-15 menit. Jelas Jevano lebih memilih berjalan kaki dari pada membuang-buang uang untuk membayar ojek online. Lagipula udara malam ini sangat segar dan hitung-hitung ia berolahraga karena memang Jevano menyukai olahraga.

Sesampainya di kosan Jevano segera membersihkan diri lalu merebahkan dirinya diranjang dan tidak lupa mematikan lampunya.

Ngomong-ngomong, sampai saat ini Jevano belum pernah bertemu dengan teman sekamar nya. Karena memang keduanya selalu pulang larut dan berangkat pagi, bisa bertemu hanya di malam hari saja, itu pun keduanya sudah tertidur atau penghuni lama kamar tersebut tidak pulang.

Tak lama Jevano mendengar suara pintu terbuka, menandakan ada seseorang yang masuk. Mungkin ini saatnya ia berkenalan dengan teman sekamar nya namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat karena lelaki yang baru saja masuk itu langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang membelakangi nya dengan wajah yang sengaja di tutup oleh bantal. Dan jangan lupa, lelaki itu tak menyalakan lampu barang semenit pun, jadi Jevano tidak dapat melihat wajahnya.

Jevano segera memejamkan matanya membelakangi lelaki itu. Tanpa sengaja ia teringat pelayan kafe yang sempat bertatapan dengan nya tadi. Dipikir-pikir sepertinya Jevano mengingat lelaki tadi. Ya. Jevano ingat. Lelaki itu adalah orang yang menjatuhkan ponselnya di rel kereta yang membuatnya bertaruh nyawa.

Naufal sendiri merasa sangat mengantuk namun tidak bisa tidur walaupun sudah memejamkan matanya. Biasanya ia sangat cepat tidur jika sudah merasa lelah.

Di saat itu juga Naufal melihat bayangan lelaki yang sempat eyes contact dengan nya tadi. Ia pun membuka matanya.

Kereta.

Naufal ingat sekarang. Lelaki itu adalah orang yang pernah mengembalikan ponselnya saat ia tidak sengaja menjatuhkan ponselnya di rel kereta.

Jevano menghela nafas. Entah mengapa ia tidak bisa tidur padahal sudah sekitar 40 menit ia berusaha untuk tidur namun tetap tidak bisa juga. Tumben sekali.

Entah ada angin apa tiba-tiba Jevano teringat kembali dengan lelaki itu. Namun sekarang ia yakin tidak yakin tentang lelaki di rel kereta dan pelayan di kafe tadi. Masalahnya waktu itu ia tidak melihat jelas wajah lelaki itu karena kereta yang melaju cepat di depannya.

"Bener ngga ya mereka orang yang sama?"- tanya Jevano pelan pada dirinya sendiri.

Diwaktu yang bersamaan dengan Jevano yang memikirkan hal tersebut, Naufal pun ternyata memikirkan hal yang sama. Ada keraguan yang menghampiri dirinya.

"Apa cowok itu yang balikin hp gue di rel kereta itu?"- tanya Naufal pada dirinya sendiri.

Tidak lama kedua lelaki yang saling membelakangi itu mulai memejamkan matanya kembali dan mencoba untuk tidur agar dapat menjalani lelahnya hari esok.

"Sekilas doang sih... Liat nya"- batin Jevano sebelum akhirnya tertidur.

"Kejadiannya cepet banget gegara kereta.."- gumam Naufal

"...tapi berkesan"- batin Naufal.

Jevano terbangun lalu melihat jam di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jevano terbangun lalu melihat jam di ponselnya. Ia segera melompat dari ranjangnya karena ia bangun kesiangan. Tanpa mandi Jevano segera bersiap untuk berangkat kerja. Ya. Jevano hanya mencuci muka nya dan sikat gigi saja.

Dapat ia lihat di ranjangnya sudah tidak ada teman sekamar nya. Mungkin lelaki itu sudah berangkat terlebih dahulu tanpa niat membangunkannya.

Saat ingin keluar dari kamar, Jevano melihat note yang tertempel di pintu. Ia pun membaca note tersebut.

~~~~~~~~
Hai..
Sorry gak ngebangunin lo, soalnya lo tidur sambil selimutan sampe kepala, jadi gue gak mau ganggu. Btw gue cuma mau bilang, tadi gue beli sarapan tapi karna tadi gak ada kembalian jadi gue beli 2 porsi. Ada di atas meja. Buat lo aja. Anggap aja sebagai tanda perkenalan. Sorry nih, gue sebagai penghuni lama gak nyambut lo dengan baik wkwk.

~~~~~~~~

"Ini note apa surat perkenalan? Panjang banget"- gumamnya sambil tertawa.

Ternyata teman sekamar nya ini asik juga jika dilihat dari isi not—surat nya.

Jeno segera menulis balasan untuk surat tersebut lalu menempelnya di pintu tepat di samping surat dari teman sekamar nya itu. Sebelum berangkat Jevano mengambil kresek berisi styrofoam bubur yang ada di atas meja. Ia membawa nya untuk di makan di jalan atau di kantor. Sesempatnya saja.



-🐰🐶-

Btw, kayanya cerita ini kurang peminatnya deh wkwk. Bisa dilihat dari jumlah readers di ch 1 sama ch 2 soalnya.

Gini deh, kalo ch 3 rame saia bakal lanjut tapi kalo ch 3 makin sepi, cerita ini bakalan saia unpub hehe🤓

Oke byee. Jangan lupa vote comments yagesya☺🤌🏻

ANAK RANTAU | JAEMJEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang