VegasPete

Rasa Ini

Badannya terasa hancur luar dalam,luka akibat sabetan ikat pinggang dihampir seluruh tubuh bagian atasnya terasa sangat menyakitkan,ditambah rasa ngilu dipunggung karena stun gun  masih sangat terasa. Ia sangat berharap bahwa ia mati saja, dengan begitu semua penderitaan ini akan berakhir,setidaknya keluarga utama dan neneknya akan terbebas karena Vegas sudah tidak memiliki sandera untuk mengancam mereka.

Jadi saat nafasnya mulai berat dan jarang , serta kesadarannya yang perlahan mulai menghilang,ia memberikan senyum terakhir pada dirinya. "Ini saatnya....hhh...aku bebas....selamat tinggal nenek...hhh....tuan Kinn akan menjagamu..." dan itulah kalimat terakhir yang keluar dari bibir pucat kering Pete sebelum kesadarannya sungguh terenggut.

. . .

Pete merasa ia tengah berbaring,ini terasa nyaman dibandingkan harus berdiri sepanjang hari dengan tangan yang terbogol serta tergantung rantai. Mungkin saat ini ia tengah berada di dalam peti mati,karena ia sudah mati bukan?. Tapi tunggu dulu,kenapa ia masih merasakan rasa sakit ditubuhnya,bukankah sekarang ia hanyalah seonggok jiwa yang telah keluar dari fisik seorang Pete. Jadi ia mencoba membuka mata,terasa sangat berat dan kabur pada awalnya,hanya nampak seperti seseorang berada diatasnya samar. 

' Siapa ?apa yang dia lakukan? ' pikir Pete.

Dan saat pandangannya mulai jelas,ia dapat melihat atap ruangan yang menjadi pemandangannya setiap hari,dengan lampu temaram dan rantai-rantai besi yang terjulur diatasnya. Ah dia tidak jadi mati ternyata,sayang sekali. Dan yang paling mengejutkan Vegas duduk disisinya,tampak sibuk mengobati luka-luka hasil perbuatannya. 

"Apa yang kau lakukan?" tanya Pete lemah.

"Menunda kematianmu "jawab Vegas singkat.

Ah tentu saja jika ia mati,maka tuan muda disampingnya ini tak lagi memiliki 'peliharaan' dan juga alat ancaman untuk orang terdekatnya.

"Minum ini " perintahnya,jemarinya terjulur dengan sebuah kapsul diantaranya.

"Tidak,aku tidak mau meminumnya " tolak Pete yang masih bersikeras lebih baik mati.

Vegas tak mengatakan apapun hanya menatap Pete datar,kemudian tanpa diduga ia selipkan kapsul diantara celah bibirnya memajukan setengah tubuhnya dan menempelkan kedua bibir mereka, membuka sedikit bibir Pete yang kering kemudian mendorong kapsul masuk dengan lidahnya kedalam mulut Pete.

Pete mengalami masa trans,saat Vegas mengangkat kepalanya untuk memberikan air minum ia hanya diam. Masih mencerna apa yang beberapa saat lalu menimpanya?. Apa yang sebenarnya ada diotak tuan muda psikopat ini?.

"Lukamu mengalami infeksi sehingga kau demam dan tak sadarkan diri,tadi hanyalah antibiotik bukan racun " .

Vegas turun dari ranjang dan memilih duduk dilantai bersandar pada badan ranjang,sehingga posisi kepala mereka kini sejajar.

"Apa yang terjadi padamu?" pertanyaan yang terlontar secara spontan karena melihat bekas tamparan di pipi Vegas.

Entah apa yang merasuki keduanya,karena dimulai dari pertanyaan spontan Pete,mereka berakhir saling berbincang mengenai keresahan masing-masing. Bahkan Pete menceritakan masa lalunya dan sedikit memberikan semangat secara tidak langsung didalamnya untuk Vegas,orang yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangannya untuk berbagi cerita masa lalu.

Pun bagi Vegas situasi ini tidak pernah ada dibenaknya,entah karena ia yang sudah sangat tertekan dengan ayahnya hingga butuh seseorang untuknya berbagi atau ada sesuatu yang lain,Vegas tak mengerti. Jadi,ia berdiri dan memilih untuk mengakhiri ini dengan meninggalkan Pete kembali sendirian.

. . .

Sudah lewat beberapa hari setelah kejadian 'saling curhat' antara mereka. Bahkan luka ditubuhnya sudah mengering dan membaik. Haruskah ia berterima kasih atau menyumpah karena berkat Vegas yang bertindak cepat saat itu mengobati dirinya,ia tidak jadi mati. Namun bukan hidup atau mati sekarang yang menjadi fokus seorang Pete,namun suatu rasa disudut hatinya.