Princess sleeping (FIONY CHK)

6. Someone From The Past

Libur telah usai itu berarti Fiony dan yang lain harus berangkat sekolah kembali dan memulai tahun keduanya sebagai murid Heaven high school girl. Seperti biasa hari pertama selalu disuguhi pemandangan beberapa siswa yang senang karna saling ketemu dan juga ada yang mengumpat sepanjang jalan karena liburannya terlalu singkat. Namun bagi Fiony sendiri tidak ada yang istimewa dari hari ini, seperti hari pertama ia masuk ke sekolah ini dengan perasaan yang kosong, ia hanya mampu mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia sudah dewasa dan bukan lagi siswa SMP.

Gracio menepikan sedannya tidak jauh dari gerbang, agar Fiony bisa turun dan melakukan hal yang biasa dilakukan anak-anak lainnya yakni salaman cium tangan lalu dia turun tanpa semangat dan lesu, langkahnya begitu berat bagikaan menyeret batu yang merantai pergelangan kakinya.

"Sayang, nanti papa jemput ya..." Kata gracio sebelum pergi.

Welcome back to my beloved school kira-kira begitulah yang tersirat di wajah beberapa guru yang stand by di depan gerbang terutama pak Gito, guru matematika yang sangat baik dan ramah, idola para siswa.

"Selamat pagi Fiony, gimana? kamu sudah siap dan semangat lagi?" tegur Gito ketika Fiony melewati gerbang itu, Fiony tersenyum malu, di sekolah ini hanya Pak Gito yang menganggapnya ada, " Iya Pak" Fiony menjawabnya dengan mencoba untuk terlihat bersemangat, ia tidak bisa membayangkan kalau tidak ada guru yang baik seperti Pak Gito, mungkin dia akan menganggap sekolah itu benar-benar neraka sesungguhnya.

Karna tak ingin terjerat dalam pesona ramah Gito, Fiony segera pergi, itu bisa gawat kalau sampai ia jatuh cinta dengan Gito, pasalnya ia harus siap untuk bersaing dengan teman-teman ceweknya yang straight atau bisex juga yang pasti siap saingan sama Bu Anin.

Bu Anin, salah satu guru ekonomi yang super cantik dan memiliki body yang sexy, terkadang para murid yang memang isinya cewek semua bisa jatuh hati kalo udah liat Bu anin senyum tapi meski begitu beliau ini gampang banget buat marah atau bete dan labih banyak memasang wajah galak daripada senyum ramah tapi kalau sudah di hadapan Pak Gito, aura menakutkan dari Bu anin seketika lenyap, bahkan suatu hari Fiony pernah tidak sengaja melihat Bu Anin melakukan hal basi supaya mendapat perhatian pak Gito dengan berpura-pura menjatuhkan buku ketika berpas-pasan, tapi yang dilakukan Pak Gito hanya mengucapkan kata permisi dan langsung ngacir begitu saja, dan yang ada beberapa teman-temannya malah menggodanya habis-habisan membuat dia menggerutu kesal

Fiony seketika tertawa kecil ketika mengingat itu, sungguh kasihan Bu Anin sudah berupaya sampai segitunya tapi tetap tak berhasil, kalau di pikir kenapa Pak Gito begitu ya maksudnya kenapa pesona Bu Anin tak mempengaruhi pak Gito yang ramah tapi juga cool begitu?

...

Sebelum tau harus masuk ke kelas mana, Fiony lebih dulu pergi ke mading, dan sudah ditebak di sana banyak kerumunan anak-anak yang mau lihat pengumuman pembagian kelasnya itu. Fiony berdiri paling belakang susah baginya untuk bisa membaca karna jauh sekali dan huruf di kertas pengumumannyapun terlihat jadi lebih kecil kayak semut.

Perlahan Fiony memutuskan untuk menyusup di antara mereka yang harus mengantri untuk bisa ke depan, dan yang pasti harus rela berdesakan. Harusnya ada cara lebih efektif dari ini supaya adil ! pikirnya kesal.

Fiony makin tidak sabar untuk keluar dari kerumunan itu, tapi tentunya setelah sampai ia juga harus mencari-cari namanya dari daftar nama yang berjumlah ratusan itu di sana. Dia merasa lega begitu berhasil menemukannya, itu artinya dia bisa segera keluar dari kerumunan itu dan pergi ke kelas baru, Tapi tiba-tiba saja salah satu anak disusuk yang lain membuat ricuh karena tidak mau sabar, mereka masuk kerumunan dengan paksa sehingga yang tadinya ngantri jadi dorong-dorongan.

Tubuh Fiony tersenggol dan kejepit di antara orang yang berusaha berdiri supaya tidak jatuh. Susah , tetap susah , karena mereka semua bertumpuk pada satu titik. Fionypun kewalahan karena celahnya sempit dan ia memaksa menerobos karena hampi kehabisan napas.