37

2K 161 9
                                    

Typo ⚠️

Happy Reading ❤❤




Jimin mengemudikan mobilnya menuju sekolah jungmin dan juga minjung untuk menjemput kedua anaknya pulang sekolah. Pandangannya menemukan hyungi yang berdiri sendirian menunggu jemputan. Hingga tiba-tiba sebuah mobil berhenti tak jauh dari hyungi dan seorang pria keluar dari mobil kemudian mengangkat hyungi yang meronta kedalam mobil dan mobil itupun segera pergi.
Jimin segera mengejar mobil itu dengan kecepatan tinggi.  Tangannya menekan tombol panggilan di ponselnya untuk menelfon seseorang.

"Halo hoseok hyung. Tolong jemput jungmin dan minjung sekarang"ucap jimin sedikit terburu-buru

"......."

"Tidak aku tak apa,  cepat ya!"jimin mengakhiri panggilannya dan menambah kecepatan mobilnya,  beruntung jalanan terlihat sepi.  Jimin kini telah berada di samping mobil penculik itu. 

Ckittttt

"Hahh..hahh"

Nafas jimin terengah-engah,  tapi dia berhasil menghentikan mobil itu,  jimin segera meraih sebuah pistol yang berada di dashboard mobilnya,  untuk berjaga-jaga tentunya. Jimin segera keluar dari mobilnya, dan melihat pria yang tadi menculik hyungi turun dan menatap jimin tajam.

"Apa masalahmu nona!"kesal pria itu

"Masalahku adalah,  kau menculik bocah yang salah"jawab jimin dingin

"Ahh seperti itu"pria itu mendekat ke arah jimin yang menatapnya tajam. Langkahnya terhenti dihadapan jimin dan menatap pria mungil dihadapannya dengan remeh.

"Oh ternyata kau pria, kau ter -uakhhh

Bruaghh

Pria itu terjatuh setelah menerima pukulan kuat dari jimin.
"Jangan main-main denganku!"jimin menatap pria itu datar

"Sialan! Jangan ganggu pekerjaanku!"pria itu segera menerjang jimin yang dengan cepat dihindari.

Buaghhh

Pukulan kembali mendarat pada pria yang tubuhnya lebih besar daripada jimin hingga pria itu terhuyung kebelakang. Jimin dengan segera berlari menerjang pria itu dan melayangkan pukulan hingga membuat pria itu terjatuh dan pingsan.

"Jangan bergerak,  atau aku akan menembakmu!"ucap seorang pria yang berada di belakang jimin. Jimin membalikan tubuhnya dan melihat pria itu tengah menodongkan pistol padanya.

"Ckk sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini,  tapi kau yang memaksaku!"gumam jimin pelan,  tangannya perlahan bergerak menuju kantung coat yang dikenakannya dan dengan cepat menembak tangan pria dihadapannya.

Dorrr

Trakk

"Uakkhh....tanganku! Brengsek kau!"

Pistol pria itu terjatuh saat tangannya terkena tembakan dari pistol milik jimin.  Pria itu akan meraih kembali pistolnya namun dengan cepat jimin berlari dan menendang pistol itu menjauh kemudian mengangkat tinggi kakinya hingga menendang dagu pria dihadapannya.

Krakkk

Seperti ada tulang yang hancur saat jimin menendang dagu pria itu hingga terlempar dan jatuh ke aspal. Jimin meraih ponselnya dan menelfon polisi untuk datang kesana. Dia segera menuju mobil penculik itu dan menemukan hyungi yang telah pingsan didalam mobil.  Segera jimin menggendong hyungi dan membawanya menuju mobilnya. Jimin membuka pintu mobilnya dan meletakan hyungi yang masih pingsan itu kedalam mobil dan meletakan pistolnya kembali di tempatnya.

Tak berapa lama polisi telah datang, juga jungkook dan hoseok serta kedua anaknya yang tiba-tiba berada disana.

"Jimin!  Astaga sayang kau tak apa-apa? Apa yang terjadi sayang?"jungkook memeluk erat istrinya.

"Aku tak apa kookie"jimin tersenyum lembut pada suaminya.

"Eommaaaa"kedua anaknya segera berlari dan memeluk pinggang jimin.

"Astaga. Kalian juga ikut kemari?"jimin mengusap rambut kedua anaknya.

"Eomma tak apa?"tanya minjung dan jungmin kompak.

"Tak apa, oya kookie bagaimana kau bisa menemukanku disini?"jimin menatap heran suaminya.

"Tentu saja aku melacakmu,  aku mendapatkan telfon dari hoseok hyung yang bilang bahwa kau menelfonnya terburu-buru.  Tentu saja aku sangat khawatir dan segera mencarimu.  Apalagi kau sama sekali tidak mengangkat telfon dariku"omel jungkook,  sedangkan jimin hanya tersenyum kikuk.

"Permisi,  anda yang menelfon polisi?"tanya seorang polisi pada jimin

"Ahh benar saya yang menelfon pak"jawab jimin sembari mengangguk

"Bisa kami minta keterangan dari anda?"tanyanya lagi.

"Tentu saja"jimin mengikuti polisi itu untuk memberikan keterangan,  tentu saja dengan sedikit kebohongan karena jimin tidak mungkin mengatakan jika jimin mempunyai senjata.

~~~

"Hyungi!  Astaga apa yang terjadi padanya?"yoongi menatap hyungi yang berada dalam gendongan jungkook. Yoongi sedari tadi panik karena saat dia datang untuk menjemput anaknya namun anaknya sudah pergi dari sekolah. Yoongi akan menelfon polisi jika saja jimin tidak menghubunginya tadi dan bilang bahwa hyungi tengah bersamanya.

"Kita bawa hyungi ke kamar dulu"ucap jimin yang segera diangguki oleh yoongi

Setelah meletakan hyungi di kamarnya,  jimin, jungkook dan juga yoongi tengah duduk bersama di ruang tamu.  Jungmin juga minjung telah pulang ke rumah diantar oleh hoseok.
Jimin menceritakan apa yang terjadi barusan,  tanpa adegan dirinya menembak tentunya. Yoongi benar-benar berterimakasih pada sahabatnya itu karena telah menolong putranya itu.

"Kalau begitu kami pamit dulu ya"ucap jimin pelan

"Sekali lagi terimakasih Jimin, jungkook"yoongi memeluk singkat sahabatnya.

"Bukan masalah,  sampai jumpa lagi"jimin segera pergi bersama jungkook menggunakan mobil mereka masing-masing.

~~~

Sesampainya dirumah jungkook segera memeluk tubuh jimin sesaat setelah istrinya keluar dari mobilnya.

"ko-kookie?"jimin mengusap rambut suaminya yang menyembunyikan wajahnya di bahu jimin

"Sayang, jangan buat aku ketakutan"gumam jungkook

"Maafkan aku, tapi aku baik-baik saja bukan?"jimin mengurai pelukan itu dan menatap wajah suaminya yang terlihat sedih itu. 

Ditangkupnya wajah tampan suaminya dan segera mencium bibir tipis dihadapannya dengan lembut, seolah menenangkan hati suaminya itu. Jungkook memeluk pinggang ramping istrinya dan mengusap pinggang itu dengan lembut.

"Ada untungnya juga kau mengajariku menembak"kekeh jimin setelah ciuman mereka terlepas

"Yang penting,  jangan lagi kau mengambil tindakan nekat sendiri,  itu benar-benar membuatku hampir mati ketakutan sayang"tangan jungkook mengusap pipi chubby itu. Jimin memegang tangan jungkook dan mengusap tangan besar itu lembut.

"Baiklah kookie"jimin tersenyum lembut dan mengajak suaminya untuk masuk kedalam rumah. Disana telah ada jungmin dan minjung yang segera memeluk jimin erat.

"Huwaaa...eomma tak apa kan?"kedua bocah itu menangis sembari memeluk jimin erat.

"Hey,  kenapa kalian menangis? eomma baik-baik saja sayang"jimin menunduk dan mengecup kening kedua anaknya.

"Sudah,  lebih baik kalian segera ganti baju"perintah jungkook yang langsung diangguki kedua anaknya.
Jungkook mengalihkan tatapannya setelah kedua anaknya naik menuju kamar mereka masing-masing.

"Ayo kita juga masuk sayang,  aku akan memijatmu,  pasti tubuhmu sakit setelah berkelahi"ucap jungkook dengan senyuman jahil dan segera menggendong tubuh mungil istrinya.

"Kookie!"

[END] MY MAFIA MAN! [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang