" Selamat datang kembali. "
Aku melompat girang masuk ke dalam perpustakaan dan berhenti di depan meja resepsionis.
" Mencari buku lagi hari ini? " tanya pria itu padaku.
Aku mengangguk dan berjalan masuk melewati rak-rak buku. Aku melihat dan mencari buku yang akan kupinjam untuk hari ini. Aku melihat ke kiri dan kanan, terus mencari.
Tidak lama, aku menemukan buku yang akan kubaca dan memberikan pada pria itu untuk dipinjam. Pria itu membalas dengan senyuman dan memberikan buku itu padaku beserta kartu tanda pinjaman.
Setelah meminjam, aku berjalan ke arah salah satu tempat duduk dan mengeluarkan buku sketsaku dan membuka salah satu lembarannya. Aku tersenyum lebar melihat sketsa gambarku. Tempo hari aku menggambar pria di perpustakaan ini dan hasilnya sangat bagus.
Aku puas sekali dan lanjut mewarnai gambarku. Aku melirik ke arah pria itu dan kembali fokus mewarnai.
Bahkan hari ini dia terlihat tampan.
Aku mendengus saat melihat beberapa wanita lain yang datang hanya untuk tertawa dengannya.
Kenapa dia harus selalu ramah?
Aku melirik kembali ke sketsaku dan menghela nafas.
Sampai kapan aku harus terus bertepuk sebelah tangan seperti ini?
—-
" Nyatakan saja. "
Aku tersedak makananku dan memelototi temanku. " Kau bercanda? "
Temanku mengedikkan bahu. " Apa salahnya? Kau sudah menyukainya selama 1 tahun. "
Aku mendengus. " Nia. Menurutmu cowok setampan dia masih lajang? Tentu pasti sudah ada yang punya, bukan? "
" Darimana kau tahu itu? Aku cantik dan aku tidak punya pasangan, tuh? Apa dasar yang membuatmu bisa mengatakan hal itu? "
Aku menghela nafas dan menyenderkan kepalaku di senderan kursi. Baru kali ini aku menyukai seseorang. Rasanya sangat membingungkan. Tapi tidak dengan Nia, Nia menatapku frustasi. Aku mengerti rasa frustasinya, aku juga ingin mengungkapkannya pada pria itu, tapi tidak bisa mengungkapkan karena takut akan ditolak.
Aku menghela nafas panjang dan menutup mataku.
Kalau besok aku memberanikan diri, apakah akan ada sesuatu yang baik terjadi?
Lalu aku memantapkan hatiku.
Setidaknya aku harus tahu nama pria itu.
—-
Esoknya aku menggunakan pakaian terbaikku dan memakai jepitan rambut agar terlihat lebih manis. Semoga saja segala sesuatu berjalan dengan lancar. Setelah selesai berkaca di depan toko, aku langsung masuk ke dalam perpustakaan dengan percaya diri. Aku duduk di tempatku yang biasanya dan menunggu pria itu selesai waktu jaga kerjanya.
Saat jam sudah menunjuk ke angka enam sore, pria itu mulai membereskan barang-barangnya dan keluar dari meja resepsionis.
Aku buru-buru berlari ke arahnya dan berhenti di depannya. Dia terlihat terkejut, tetapi langsung tersenyum lebar begitu melihatku.
" Halo, Alice. Ada apa? " sapanya.
Aku sedikit gugup dan akhirnya terbata-bata saat membalasnya. " Oh.. ehm.. hai.. maksudku. "
Duh.
Dia tertawa dan menatapku dengan manisnya.
Jangan menatapku seperti itu! Kau jadi terlihat terlalu tampan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Hujan
RomanceBuku ini berisi kisah-kisah cinta. Kisah cinta seorang gadis pada pria yang ada di mimpinya, Kisah cinta seorang yang abadi dan cintanya yang terus bereinkarnasi, Kisah cinta seseorang yang buta warna, menemukan warna dalam cinta, Kisah-kisah yang m...