21

3.8K 322 24
                                    


Happy reading guys🥰

Akhirnya...... Up hehe😁
















Altar dan Dira telah tiba di surabaya sedari satu jam yang lalu, sekarang mereka sedang berada di rumahnya bunda dan ayah.

Seperti yang Dira katakan sebelumnya bahwa ia sangat senang jika akan pulang ke surabaya, hal ini terbukti dengan dirinya yang sama sekali tidak bisa dia sedari tadi, sangat berbeda dengan altar yang sedari tadi hanya duduk berbincang dengan ayah.

"Dira duduk! ! " Perintah ayah

"Pusing liat kamu mondar-mandir gak jelas dari tadi"

Dira menggaruk tengkuknya, lalu meruti perintah ayah, ia menghempaskan tubuhnya ke sofa, tepat di samping adik keduanya yang baru saja pulang dari pasantren, rayan,yang sedari tadi hanya asik main game yang ada di hpnya.

Dira melirik rayan sekilas, lelaki yang baru menginjak 14 tahun itu sama sekali tidak memedulikan keberadaannya, hal ini membuat dira ingin melakukan aksinya.

"Rayan! " Panggil dira sambil membenarkan posisi duduknya sehingga mengarah kepada rayan.

Rayan tidak merespon, ia hanya fokus pada layar hpnya, sambil sesekali berdecak.

"Rayann! " Panggil Dira untuk kedua kalinya.

Rayan benar-benar tidak memberikan respon, hal ini membuat Dira menghembuskan nafas beratnya.

Adiknya yang satu ini memang sangat berbeda, diantara Dira dan riyan, bisa dikatan bahwa rayan sangat berbanding terbalik, jika dikatan bawha Dira dan rayan adalah dua orang yang sama sekali tidak bisa diam, namun rayan, ia malah selalu dia dan hanya akan berbicara ketika ditanya, itupun sangat singkat.

"Main game mulu dari tadi" Dira menyenderkan kepalanya ke bahu adiknya itu, hal tersebut tentu saja membuat rayan risih dan lansung menghindar, sehingga Dira hampir saja terjatuh.

Dira berdecak kesal, namun pada detik selanjutnya, sudut bibirnya terangkat, sekarang adalah waktunya.

Cup

Dira mencium pipi adiknya itu.

"Ihhhhhh" Rayan lansung menghapus bekas ciuman tersebut dengan kerah bajunya.sedikit kasar sehingga pipinya memerah.

"Kak Dira kebiasaan deh" Sambung rayan kesal.

Dira hanya tertawa tampa dosa, sementara ayah dan altar hanya bisa menyaksikannya sambil menggelengkan kepalanya.

"Dihhh di hapus"

Dira kembali menangkup wajah rayan secepat kilat, dan melayangkan beberapa kecupan di seluruh wajah rayan.

"Aaaakh kak Dira" Rayan menghindar sekuat mungkin,dan terakhir ia mendorong tubuh Dira, sehingga Dira terhempas ke sofa.

"Dulu aja waktu kecil, kakak gendong-gendong, kakak cium-cium, gaada tuh gini, malahan ketawa hihihihi" Dira mempraktikkan tertawa ala-ala bocil lalu bangkit dari duduknya.

Rayan melirik Dira dengan ujung matanya.

Dira benrniat pergi menuju kamarnya,namun sebelum pergi ia menyempatkan tangannya untuk mencubit pipi rayan yang terlihat sangat menarik di matanya.

Rayan diabuat semakin kesal, namun ia tidak mau bertindak lebih, ia hanya menatap tajam kakak perempuannya itu, karena hal ini memang sudah sangat sering terjadi, kedua kakaknya memang sangat senang mengusik kehidupan adik bungsunya ini.

Dira berjalan menuju kamarnya, namun ketika ia hendak menutup pintu kamarnya, ternyata altar menyusul di belakangnya sehingga altar lah yang menutup pintu.

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang