SATU

12.9K 705 3
                                    

Hai! Semoga suka ya.. aamiin

1. Dia perempuan yang berbeda

Suara hujan yang semula terdengar samar kini terdengar keras. Langit cerah sore hari telah tertutupi oleh awan gelap diatas sana. Dibawah cuaca langit, seorang laki-laki dengan setelan kemeja putih dan celana casual hitam berteduh disalah satu warung yang masih penuh dengan para pembelinya. Ia mendongak, menyaksikan satu demi satu butiran hujan jatuh membasahi bumi.

"Permisi, den. Neduhnya di dalam saja, jangan disini, nanti basah."

Suara berat yang terdengar tepat disampingnya membuat laki-laki itu menoleh, lalu tersenyum saat menyadari ucapan pria paruh baya itu.
"Terima kasih, Pak. Tapi saya disini saja." Tolaknya dengan halus.

"Tidak beli juga tidak apa-apa," ujar pria paruh baya itu lagi.

Laki-laki tadi terkekeh sembari menggeleng sekali. Bukannya tidak ingin mengeluarkan uang untuk membeli dagangan bapak itu, melainkan ia sedang menunggu seseorang, "Bapak silahkan masuk duluan, nanti saya nyusul."

Pria paruh baya itu mengangguk pasrah, "ya sudah, saya masuk duluan."

Begitu pemilik warung itu masuk kedalam warungnya, laki-laki berkemeja putih itu berdiri dari duduknya, mengabari seseorang lewat sambungan telepon lalu menyusul masuk kedalam warung. Berhubung tadi siang ia tidak makan, ia memesan makanan yang ada di warung sederhana itu.

"pak, saya pesan 3 nasi goreng, dan satu mie kuah ya, Pak." Ucapnya saat berdiri tepat disamping sang pemilik warung yang sedang menyiapkan pesanan untuk yang lain.

"Loh, den. Tidak perlu beli, aden duduk saja," balas pemilik warung tak enak hati.

"Tidak, Pak. Saya memang lapar, sejak siang tadi belum makan soalnya." Jelasnya membuat pemilik warung mengangguk.

"Tadi pesan apa, den?"

"nasi goreng tiga, mie kuahnya satu."

Pria paruh baya itu menatap pelanggannya tak percaya, laki-laki muda didepannya itu makan sebegitu banyak? Aneh.

"tenang, Pak. Bukan cuma saya yang makan, adik saya juga akan makan disini, sebentar lagi sampai."

"ya sudah, silahkan duduk, den."
Sembari menunjuk meja bagian depan,

"saya duduk disana ya, Pak." Ucap laki-laki muda itu memberitahu tahu.

Begitu sang pemilik warung mengangguk, ia berjalan menuju meja yang ditunjuknya tadi. Untuk mengisi kekosongan, ia memilih untuk memeriksa beberapa file berisi data kesehatan beberapa orang. Tak lama, sebuah mobil pajero hitam berhenti tepat didepan warung. Dari dalam mobil, satu orang perempuan dengan gamis berwarna hitam dan pashmina ungu yang menjulur hingga menutup dada keluar.

Perempuan muda itu turun dari mobil setelah payung yang dipegangnya mengembang. Pintu kemudi ia tutup lalu beralih ke pintu belakang, dua orang yang salah satunya berada dalam gendongan ala brydal style ikut turun dari dalam mobil. Mengandalkan satu payung untuk 3 orang. Lalu bersama masuk kedalam warung.

"Bang Rafa," Panggil perempuan bergamis hitam tadi, "tolong tutupin pintu mobil, sekalian ambil 2 payung lain yang ada di kursi depan."

Rafabian, laki-laki berkemeja putih yang sudah sedari tadi meneduh dari derasnya hujan itu mendongak, tersenyum saat menyadari kedatangan ketiga adiknya. "baru datang?"

"Iya, bang." Jawab perempuan bergamis navy dengan kerudung putih syar'inya. Perempuan yang tadinya digendong itu kini duduk di kursi depan Rafabian.

"Kenapa tadi, May?"
Mayra. Lebih tepatnya, Humayra Edzar Alfarabi. Perempuan cantik nan manis yang memiliki wajah sangat mirip dengan sang ayah. Arkana Edzar. Orang-orang bilang, Mayra adalah Arkana versi perempuan.

Dokter Muda Rafabian (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang