1

13 2 21
                                    

Mentari pagi bersinar begitu percaya diri dengan kicauan burung menjadi latar musik seakan-akan menyambut kedatangan seorang gadis yang untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di pelataran sekolah. Hampir selama 10 tahun ini, gadis tersebut hanya bisa belajar di rumah. Home schooling. Dan beruntungnya ia sekarang dapat mengikuti pelajaran layaknya murid-murid pada umumnya. 

"Pagi, Tama!" Suara feminim nan manis itu menyambut kedatangannya dengan senyum lebar di wajah cantiknya. Rambut pirangnya terlihat cerah begitu terkena sinar mentari pagi itu. Dan telinga kelinci yang berdiri tegak, terlihat begitu lucu. 

Tama, gadis yang baru menginjakkan kaki di sekolah, segera menghampiri Yachi. Sepupunya yang selalu membujuknya untuk satu sekolah dengannya. Tentu saja Tama tidak bisa menolak. Selain Yachi, siapa lagi ia bisa berteman? Hanya Yachi lah yang menjadi temannya selama ini. 

Oh, tentu dengan orang itu yang Tama harap dapat bertemu kembali.

"Sepertinya kau bersemangat sekali, Tama," kata Yachi seraya terkekeh manis melihat binar mata sang sepupu dan senyum tertahan di wajahnya. 

"Tentu! Ini pertama kalinya aku sekolah betulan!" 

Yachi tak bisa menahan tawanya melihat tingkah lucu Tama. "Tapi sepertinya kita beda kelas, ya," tuturnya yang dibalas anggukan lemah Tama. Kelesuan itu langsung sirna ketika Yachi menegakkan tubuhnya dan menatap sang sepupu dengan tatapan yakin. "Tapi aku yakin kau langsung mendapatkan teman! Dan, jangan takut. Saat istirahat nanti aku akan mengajakmu ke kantin bareng."

"Terima kasih, Yachi!" Tama senang. Pun, ia langsung memeluk erat tubuh Yachi yang sedikit lebih pendek darinya. Perasaan gadis itu pagi ini begitu bagus, terlebih ia diizinkan untuk tinggal di asrama bersama Yachi. 

Sayangnya, mereka tidak sekamar. Tama sudah memiliki teman sekamarnya namun belum mengetahui bentuk rupanya seperti apa. Kata ketua asrama putri bilang, ia adalah hybrid kucing hitam. Kebetulan juga ketika Tama sedang memindahkan barang-barangnya saat itu sedang liburan tahun ajaran baru. 

"Ini kelasmu!" Yachi menyambut kelas 2-3, kelas Tama. Lalu gadis itu menunjuk ke samping kelasnya. "Aku di kelas 2-2. Jika kau butuh aku, langsung saja ke sana, ya–"

"YACHI!" 

Suara lain memanggil sepupunya, kali ini terdengar lebih berat. Pasti teman laki-laki Yachi, pikir Tama sambil tersenyum pada Yachi yang langsung terkesiap. 

Detik berikutnya, seorang laki-laki dengan rambut orange, tubuh atletis, dan lebih tinggi dari kedua gadis itu sudah berdiri di antara mereka. Jangan lupakan senyum cerahnya bagaikan mentari. Tama saja sampai kesilauan melihatnya. Netra coklat laki-laki itu tiba-tiba tersorot padanya. Sepasang telinga anjingnya sontak berdiri tegak dengan ekor tebalnya yang mengayun rasa penasaran. Laki-laki ini hybrid anjing Golden Retriever. 

"Dia sepupumu yang sering kau ceritakan itu 'kan?" tanyanya secara gamblang sambil menunjuk Tama yang langsung menoleh pada sang sepupu. 

"I-iya, Hinata. Tama, ini Hinata Shoyo. Hinata, ini Kanako Tama." Yachi memperkenalkan Tama dan Hinata, yang kemudian mereka saling berjabat tangan. 

Kedua pipinya merona, pasti Yachi menyukai si Hinata ini. Tama yang langsung peka akan keadaan segera pamit ke kelasnya. Ia menatap Hinata sekilas yang membalasnya dengan senyuman. 

"Sampai ketemu nanti, Yachi, Hinata!" 

Memutar tumitnya, kini gadis itu dihadapkan dengan ramainya kelas. Sudah banyak murid-murid di dalamnya dan Tama langsung kikuk harus bagaimana untuk menyapa teman barunya. Tidak ada yang menyadari presensinya yang jelas sudah berdiri dekat papan tulis. Tangannya memegang tali tas ransel, ia menggigit bibir bawahnya, bulir keringat mulai bermunculan di keningnya, begitupun telapak tangannya mulai bas—

Love Me More | Kenma Kozume x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang