"Kata seseorang, cinta itu hanya untuk dua orang yang saling mencintai. Bukannya malah cinta yang bertepuk sebelah tangan."
Zeya.
***
Hari ini Angkasa dan Zeya mengikuti olimpiade matematika yang diadakan di SMA Bina Bangsa. Mereka telah mempersiapkan semuanya dengan matang. Kini mereka duduk di kursi peserta, Zeya tampak risau dengan hasil dari olimpiade ini. Sedangkan Angkasa, cowok itu terlihat biasa saja.
Ini yang dinamakan, nakal tetapi berakal. Angkasa memang cowok berandalan, yang suka melanggar aturan. Tetapi jika di lingkungan sekolah ia akan berusaha menjaga nama baik SMA Antariksa.
Perlombaan sebentar lagi akan dimulai. Mereka diberikan waktu beberapa menit. Angkasa sedikit melirik Zeya yang berada disampingnya. Sungguh, saat ini Zeya merasa sangat gugup.
"Udah hafal rumusnya?" Tanya Angkasa.
Zeya menoleh ke arah Angkasa, ia mengangguk. "Iya, semoga aja nanti gue masih hafal hehe." Ucapnya disertai dengan kekehan.
Di depan sana, ada lawan dalam perlombaan ini. Mereka adalah anak murid dari SMA Bina Bangsa. Cowok dan cewek itu memandang Angkasa dan Zeya tajam. Mereka tersenyum menyeringai tanpa diketahui oleh keduanya.
"Kalian akan kalah."
Sepertinya kalimat itu yang diucapkan oleh mereka. Angkasa tersenyum sangat tipis, sampai senyumannya itu tidak terlihat oleh orang-orang.
"Sampah. Kayaknya kalian yang bakal kalah, Lion Gang." Gumam Angkasa tersenyum licik.
***
Soal-soal terjawab dengan mudah. Zeya sedikit kesulitan karena soal yang yang diberikan berbeda dengan rumus yang dipelajari. Angkasa, cowok itu hapal dengan rumus baru di soal tersebut maka dengan mudah ia bisa menjawabnya.
Juri sedang mempersiapkan siapakah pemenang dari perlombaan tersebut. Kini mereka diizinkan untuk beristirahat.
"Angkasa. Gue mau ke toilet dulu." Ujar Zeya.
"Ya udah tinggal pergi."
Zeya mengangguk, ia melangkah pergi ke toilet yang tidak tahu dimana tempatnya.
Zeya melewati berbagai ruangan, mulai dari perpustakaan yang terbengkalai, kelas yang rusak, labolatorium yang begitu menyeramkan. Sudah dikatakan bahwa Zeya itu adalah gadis yang penakut. Rasanya Zeya ingin kembali ke aula dimana Angkasa berada.
Langkah Zeya terhenti mendengar suara yang mencurigakan di dalam gudang yang berada disebelah kanan anak tangga. Zeya mematung disana.
"Ada orang di dalam?!" Tanya Zeya cukup keras.
Masih dengan suara yang sama, membuat Zeya panik sekarang. Tuhan, Zeya menyesal sekarang!
Prangg...
Suara pecahan kaca terdengar, Zeya melangkahkan kakinya untuk kembali ke aula. Namun belum sempat berlari, tangan Zeya sudah dicekal oleh segerombolan orang asing. Tentu Zeya merasa takut sekarang.
"Siapa kalian?! Tolong!!!! Angkasa!!!" Teriak Zeya sambil melakukan perlawanan.
Sial, orang-orang dihadapannya ini begitu kuat. Bagaimanapun tenaga perempuan itu begitu lemah.
Zeya mendengar suara langkah kaki dari gudang. Ternyata dia adalah seorang cowok. Zeya membelalakkan matanya, melihat cowok yang berjalan dengan begitu angkuhnya.
"L-leo?!" Ucap Zeya tak percaya, bahwa cowok itu adalah Leo.
Leo tersenyum. "Hai baby." Sapa Leo.
Zeya berdecih, sungguh ia sangat muak dengan wajah Leo.
"Quenna, lo ngapain ke sekolah nya Lion Gang hm?" Tanya Leo.
Tunggu! Apakah ini adalah sekolah Leo yang lama?! Kesialan macam apa ini?! Di pertemukan dengan buaya darat? Iwh menjijikkan.
Segera Zeya memasang wajah datar, auranya menggelap sekarang.
"Minggir! Gue mau pergi." Zeya menyibakkan tangannya menyuruh mereka untuk minggir.
Namun Leo menghentikannya. "Eitss mau kemana sih? Main aja disini dulu Quenna."
Wah! Sepertinya sekarang Leo mulai kurang ajar kepada Zeya.
"Gue nggak mau! Dan lo." Zeya menunjuk tepat ke arah muka Leo. "Nggak berhak ngatur-ngatur gue!"
Leo menyingkirkan telunjuk Zeya yang dengan lancangnya menunjuk Leo. "Kalau lagi mode galak tambah cantik ya."
Anggota Snakers yang melihat kejadian itu hanya terkekeh, tak biasanya ketua mereka memuji seorang cewek.
Buggh!!!
Bogeman mentah diterima oleh Leo, sang pelaku adalah ketua Algreus. Dengan membabi buta ia terus menghajar Leo karena perilaku yang terbilang kurang ajar. Tidak tinggal diam, anggota Snakers membatu sang ketua yang dipukuli begitu keras.
Akhirnya adegan saling tinju meninju terjadi, Zeya ingin membantu Angkasa, namun ia merasa ragu.
Zeya melihat dari arah belakang Angkasa terlihat cowok yang ingin memukul Angkasa menggunakan balok kayu.
"Angkasa!!!!" Teriak Zeya. Ia membelakangi Angkasa yang akhirnya balok kayu tersebut mengenai kepala Zeya. Darah segar mengalir dari dahi Zeya. Ia meringis pelan setelahnya ambruk tak sadarkan diri.
"Quenna!" Teriak Leo melihat tubuh Zeya sudah terjatuh di lantai.
Angkasa juga berhenti melayangkan pukulan ke Leo. Ia berbalik ke belakang, dan benar tubuh Zeya sudah terjatuh.
Leo dan Angkasa mendekati Zeya. Saat Leo hendak mengangkat tubuh Zeya, Angkasa menghentikannya.
"Brengsek lo! Nggak usah sentuh-sentuh Zeya! Biar gue yang bawa Zeya pulang." Sahut Angkasa menatap tajam Leo.
Walaupun wajah yang dipenuhi dengan luka lebam, tidak mengurangi kharisma Sang Ketua Lion Gang tersebut. Pukulan yang dilayangkan Angkasa juga tidak main-main membuat ujung bibir Leo sobek.
"Ini belum berakhir! Gue bakal dapetin Zeya. Angkasa." Tekan Leo pada Angkasa.
***
Next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Zeya [ A & Z ] (TERBIT)
Teen FictionIbarat A dan Z terlalu jauh bagi mereka untuk bisa disatukan. Tak pernah terpikirkan oleh cowok bernama Angkasa Frakinlyon, yang selalu dikejar-kejar oleh cewek bernama Zeya Primlya Quenna. Selama dua tahun bersekolah di SMA Antariksa, Zeya selalu m...