Satu mata kuliah telah selesai dilaksanakan, kini Natasya dan Novia bersiap pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan.
"Natasya! Novia!" Seseorang berlari kecil menghampiri mereka.
"Andre? Ada apa?" tanya Natasya.
"Kalian mau ke kantin, 'kan?"
"Iya, kenapa?" tanya Novia.
"Nggak papa, bareng boleh?"
"Ya boleh, dong. Yuk!" Mereka bertiga pergi ke kantin bersamaan sembari bercanda ria. Natasya berjalan di tengah-tengah Andre dan Novia, sesekali tertawa saat mendengar gurauan dari Andre.
Saat mereka tengah menikmati makanan, tiba-tiba datang Deddy yang ikut duduk di samping Natasya.
"Hay, Nat. Lo ... pacaran, ya sama Pak Budi?" tanya Deddy sambil mengunyah makanannya.
"Apaan, sih, lo?" ketus Natasya acuh.
"Gimana rasanya pacaran sama dosen gila?" Deddy melontarkan pertanyaan yang membuat Natasya emosi.
"Lo nggak usah banyak omong, deh! Mendingan pergi aja dari sini!" ucap Natasya dengan nada membentak. Deddy terlonjak kaget dan menatap polos. Bukan takut, tapi tingkahnya yang konyol dan lucu itu selalu ia tempatkan di posisi manapun.
"Gue nanya aja, Cantik. Nggak usah ngegas." Deddy beranjak pergi meninggalkan meja mereka.
"Nyebelin banget tuh, anak! Nggak dosen nggak sepupu, sama aja! Gila semua!" umpat Natasya kesal.
Sedangkan Novia dan Andre hanya diam melihat Natasya. Mereka berdua memang tipe orang yang tidak mau mencampuri masalah orang lain. Apalagi yang berurusan langsung dengan Budi.
Selesai mengisi perut, mereka bertiga langsung ke kelas, tak ada kegiatan lain juga untuk dilakukan.
"Gue ke toilet bentar, ya? Kalian duluan aja!" Natasya memegangi perutnya dan berlari menuju toilet. Sementara Novia dan Andre meneruskan jalanan mereka.
"Huh! Lega." Natasya menutup pintu dan berjalan menelusuri koridor. Namun, baru beberapa langkah, seseorang datang menarik tangannya dan menyeretnya ke salah satu ruangan. Natasya berusaha berteriak saat mulutnya ditutup.
"Pak Budi?"
"Iya! Ini saya." Aku menatap Natasya dengan tatapan tajam.
"Ada apa, Pak?" tanya Natasya setengah ketakutan.
"Apa hubungan kamu dengan laki-laki tadi?" Aku balik bertanya dan memegang bahu Natasya.
"Laki-laki yang mana, Pak?"
"Jangan pura-pura tidak tau! Aku melihatmu tadi!" Ku guncang tubuh Natasya.
"D--dia teman saya, Pak," ucap Natasya ketakutan. Aku memegang pundaknya sangat erat hingga dia sedikit berjinjit.
"Ingat, Nat! Kamu itu milikku, dan tetap akan menjadi milikku! Paham?" Aku berkata penuh penekanan.
"I--iya, Pak ... lepasin," pinta Natasya lirih. Bukannya melepaskan, aku malah menarik pinggangnya hingga mengikis jarak terdekat antara mereka.
Kembali lagi bibir Natasya menjadi sasaran utama, bahkan aku memegang tengkuknya dan memeluk sangat erat. Tentu saja Natasya kesusahan melepaskan diri.
Gadis itu hanya bisa meneteskan air mata saat aku tak kunjung melepaskannya.
Perlahan aku melepaskan panggutannya, merasakan air mata Natasya menyentuh wajahku yang memang tak berjarak pada wajah gadis itu.
"Kenapa menangis?" tanyaku sembari menghapus air mata Natasya.
"Lepasin saya, Pak," pinta Natasya pelan.
"Saya tidak suka melihatmu dengan pria lain," ungkapku, kembali memeluk Natasya dan mengecup singkat kepalanya.
"Iya." Natasya menenggelamkan wajah di dada bidang milikku.
"Kembalilah ke kelasmu! Dan pulang nanti bersamaku!" Perintah itu segera diangguki oleh Natasya, hingga aku melukiskan senyum puas. Mataku menatap punggung Natasya yang perlahan hilang dari pandangan. "Kasihan kamu Nat."
Natasya mencuci wajahnya agar tidak terlihat jika dia habis menangis. Sesudah itu langsung berjalan ke kelas.
"Lama banget, Nat?" tanya Novia saat Akina telah duduk di kursinya.
Iya, perut gue mules soalnya," jawab Natasya berbohong. Tangannya memegangi perut agar sahabatnya itu percaya. Sedangkan Deddy yang mendengar percakapan mereka hanya mengangkat bahu acuh. Dia tahu jika Natasya baru saja dihukum, sebab dialah yang mengadukan semuanya pada Budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lecture Of Love
KurzgeschichtenPerkenalkan namaku Budi, seorang dosen muda yang mengajar di sebuah institusi pendidikan ternama di sebuah kota nan indah berjuluk 'Paris Van Java'. Rutinitas harianku adalah pergi pagi mengajar mata kuliah ekonomi dan statistik hingga sore mulai h...