5 | Pembullyan

2.1K 289 43
                                    

Jangan lupa vote + komennya yak:)!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote + komennya yak:)!

Selamat membaca 📖!

--0o0--

5. Pembullyan

Alana memasuki gerbang sekolahnya dengan perasaan riang gembira. Semalam ia mendapat hadiah mobil keluaran terbaru dari kakeknya Arsen, ayah dari Zaviar.

Langkahnya terhenti begitu melihat gerombolan murid yang tengah mengerubungi sesuatu di lantai koridor.

Alana yang penasaran lantas mendekat, ia ikut berdesak-desakan untuk bisa melihat sesuatu yang terjadi di sana.

Matanya membelalak kaget saat melihat Aletta—adik dari ayahnya tengah di bully oleh sekumpulan gadis dengan dandanan nyentrik seperti tante girang.

"BERHENTI!" Alana berteriak, membuat aksi pembullyan itu mendadak terhenti.

Alana melangkah maju dengan aura menyeramkan. Ia paling tidak suka ada orang yang main keroyokan dan tindakan bullying. Anehnya lagi, orang-orang di sekitar tidak ada yang berniat untuk membantu. Hanya menonton dan bahkan ada yang merekam untuk di upload di sosial media agar viral. Miris.

"Apa lo anak baru? Gak usah ikut campur," kesal gadis yang mungkin adalah ketua geng di antara mereka. Terlihat dari tatapan dan gaya angkuhnya, seolah menunjukkan bahwa dialah yang berkuasa di sini.

Alana terkekeh sinis, menatap Serena dari bawah sampai atas dengan pandangan menjijikan. Tatapan itu, tentu di sadari oleh Serena dan membuat gadis itu marah.

"Punya nyawa berapa sih lo? Sampai berani bully adik yang punya sekolah," tanya Alana santai.

Tidak ada yang tahu jika Alana adalah anak dari pemilik sekolah ini. SMA Alaska yang tadinya milik Arsen itu, kini beralih ke tangan Zaviar.

Ia melirik kecil ke arah Aletta yang masih terduduk dengan baju yang basah.

Wajah Serena tampak tegang untuk beberapa saat. "L-lo gak perlu ikut campur urusan gue! Dia udah rebut pacar kakak gue, pelakor itu perlu di kasih pelajaran," tekan Serena. Membela diri.

Alana menghela nafasnya, ternyata hanya gara-gara seorang lelaki. "Yang punya urusan kan kakak lo, maemunah. Kenapa lo yang labrak dia?" tanya Alana.

Serena berteriak kesal. "Lo gak usah ikut campur deh! Mending lo pergi dari sini," kesal Serena.

"Atau nggak—," Serena menggantungkan kalimatnya untuk mengancam Alana, namun gadis seperti Alana tidak akan takut hanya karena sebuah ancaman.

REGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang