08

25 7 0
                                    

Hai 👋
Hello 👋👋
Annyeong Yeorobuuunnn👋👋👋🤗

Aku kembali lagi hehehe
Sebelum baca jangan lupa klik bintangnya ⭐ dulu ya

Bantu Tandain Typo Okee
Happy Reading 🤗
Don't forget to vote and coment 🥰






Rena mengambil ember yang berisi air bekas Afsa mengepel tadi, tanpa menunggu lama dia langsung mengguyurkan air pel ke badan Afsa.

Byurrrrrr

Semua orang terdiam melihat Afsa yang basah kuyup dan kotor pastinya.

Rena tersenyun penuh kemenangan melihat keadaan Afsa,
"Rasain, makanya nggak usah cari masalah sama gue,"

Afsa menatap tajam Rena dengan tangan yang mengepal kuat, dia tidak bisa bersabar lagi kali ini.
Dengan langkah cepat, Afsa mendekati Rena dan,

Plaaaakkk

Suara tamparan terdengar nyaring di kamar mandi yang sunyi sedari tadi.
Rena menatap Afsa dengan pandangan terkejut, "Aawsshhh.. berani-beraninya lo nampar gue!" teriak Rena.
Dia langsung maju hendak menampar balik Afsa namun tangannya sudah dulu ditahan oleh Afsa dan diputar kebelakang dan mendorongnya sampai jatuh ke lantai.

"Lo pikir gue cewek lemah? lo salah besar Rena, gue bukan tipe cewek yang bakal nangis kalo dibully kaya gini, selagi gue benar gue bakal lawan siapapun itu termasuk lo," ucap Afsa menunjuk Rena.

"Kenapa kalian diem aja, cepet serang dia lagi," printah Rena pada kedua temannya yang hanya menonton dari tadi.

Kali ini Afsa kalah cepat, salah satu dari teman Rena sudah terlebih dulu memegang tangannya dari belakang dan satu lagi menampar pipi Afsa.
Sudut bibir Afsa berdarah akibat tamparan itu.
Sementara itu Afsa tidak diam saja, meskipun pipinya sangat perih dia tetap berusaha untuk melepaskan tangannya.

Afsa menginjak kaki teman Rena yang sedang memegangnya, sampai sampai pegangan pada tangannya terlepas. Lalu dia mendorong siswi tadi dan langsung menjambak siswi yang tadi menamparnya.

Lalu dari arah belakang Rena juga menjambak rambut Afsa.
Dan terjadilah aksi jambak-menjambak diantara ketiganya.

Namun tak lama kemudian Afsa melepaskan jambakannya dan  mendorong Rena yang berada di belakang sampai jatuh lagi.

Rena yang masih terduduk dilantai mengurungkan niatnya untuk membalas Afsa saat ekor matanya melihat sosok Gana berjalan ke arah toilet.

Didepan kedua murid yang ditugaskan untuk menjaga pintu berhasil mencegah murid lain masuk dan hanya mengizinkan Gana yang masuk dan drama pun dimulai.

Rena menyeringai menatap Afsa yang berdiri didepannya, dia berdiri lalu menghampiri Gana.

"Gana coba lihat pipiku yang mulus ini, dia tampar aku Gan, terus aku juga didorong sampe jatuh tadi," Rena memulai dramanya sambil menunjuk Afsa.

Afsa menampik tangan Rena sambil memutar bola matanya jengah.

Gana hanya menatap datar Rena, dia sudah cukup banyak mendapat laporan Rena membully adik kelas atau teman seangkatannya, tapi baru kali ini dia melihat secara langsung dan korban kali ini adalah Afsa.

Bukanya merespon Rena, Gana justru menatap Afsa yang berdiri beberapa langkah dihadapannya.

Bajunya kotor dan basah kuyup, rambut berantakan dan apa itu bibirnya berdarah. Gana tak habis pikir kenapa mereka bisa berbuat seperti ini.

Afsa yang ditatap hanya diam dan berniat meninggalkan toilet karena sudah muak dengan drama yang akan Rena tampilkan. Namun saat berjalan melewati Gana tangannya dicekal.

Afsa menghentikan langkahnya terkejut dan  melihat tangannya dicekal oleh Gana.
"Kenapaaa?? mau belain mereka?" ujar Afsa pada Gana tak lupa dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Bukanya menjawab, Gana justru melepaskan jas OSIS-nya dan memberikan pada Afsa.

Afsa hanya menatap bingung, kenapa Gana memberikan jasnya.

Karena melihat Afsa yang hanya diam saja, akhirnya Gana menyampirkan jas nya ke punggung Afsa.

"Baju lo,-" Gana tak melanjutkan kata-katanya dan hanya sedikit melirik ke seragam Afsa yang terlihat tembus pandang.

Afsa mengikuti arah pandang Gana dan baru sadar jika bajunya menjadi nerawang karena basah.
Afsa langsung membenarkan letak jasnya.

"Cepet ganti baju," ucap Gana setelah Afsa mengenakan jasnya dengan benar.
Tanpa mengucapkan apapun Afsa langsung meninggalkan toilet.

Sekarang fokus Gana beralih pada Rena dan teman-temannya.

"Sampai kapan kalian berulah kaya gini terus?" tanya Gana menatap mereka tajam. Sorot matanya benar-benar memancarkan ketidaksukaan dengan kejadian barusan.

"Gana tadi itu Afsa yang mulai duluan bukan aku," ucap Rena melanjutkan dramanya.

"Lo pikir gue percaya? nggak usah membalikkan fakta, siapapun disini tau, Afsa  nggak bakal buat masalah kalo nggak ada yang nyari masalah duluan," ucap Gana.

Diam-diam selama ini Gana sering mendengar berita-berita tentang Afsa jadi dia sedikit banyak paham tentang sifatnya.

"Kok kamu belain dia sih, aku kan pacar kamu masa nggak dibelain," Rena bertingkah seolah dia yang tersakiti disini.

"Haaahh? Sejak kapan lo jadi pacar gue, kapan gue pernah bilang lo pacar gue, jangan halu, " tegas Gana.

"Kok kamu kaya gitu si sama aku," Rena berlagak ingin menangis.

"Lo pikir gue bakal percaya sama air mata palsu lo," Gana menatap datar Rena.

"Berhenti bersikap seolah-olah lo itu pacar gue, dan stop nge-bully siswi disini atau gue laporin lo ke kepala sekolah,"

"Silahkan kalo mau dilaporin, lo lupa kalo kepala sekolah itu Om gue," Rena tersenyum menang kali ini.

Ini yang membuat Gana benar-benar tidak suka pada Rena, selain karena tingkah lakunya yang menyebalkan, dia juga selalu berbuat semena-mena  hanya karena dia adalah keponakan dari Kepala Sekolah.
Dia selalu memanfaatkan jabatan Omnya sebagai tameng agar tidak mendapat hukuman.
Gana benar-benar malas berurusan dengan orang-orang seperti itu.

"Cuma Kepala Sekolahkan bukan pemilik gedungnya, jadi jangan banyak tingkah,"ujar Gana sebelum meninggalkan toilet.

Sementara itu Mahes sebenarnya belum benar-benar meninggalkan UKS, dari tadi dia masih diluar mengawasi apakah Alea sudah benar-benar sembuh atau belum. Tiba-tiba saja Mahes menerima laporan dari anggotanya bahwa ada keributan.

Setelah memastikan Alea minum obat Mahes meninggalkan UKS dan  bergegas pergi mencari tahu apa yang terjadi.

Mahes berpapasan dengan Gana di tengah lorong, dan sebelumnya dia sudah mendapat sedikit info tentang kejadian tadi dari teman sesama OSIS-nya.

"Lo cek keadaan Afsa, biar mereka jadi urusan gue," ucap Mahes pada Gana

"Oke, gue serahin ke lo ya, thanks bro," ujar Ganaka meninggalkan Mahes.

Ganaka pergi meninggalkan Mahes dan menuju ke kelasnya untuk mengecek apakah Afsa ada disana atau tidak, sementara Mahes langsung mencari Rena dan antek-anteknya.

TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak....

Purbalingga 22/06/2022

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang