19. Perhatian besar bukan kecil lagi

5 2 0
                                    

Hallo everyone!
Selamat membaca, semoga suka.

•••••

Pagi ini Ayuni melakukan rutinitas seperti biasanya yaitu sekolah. Hari ini ia berjalan kaki menuju sekolah, rasanya seperti mengulang masa SMP dahulu. Pulang pergi selalu mengandalkan kedua kaki.

Luffy memiliki banyak alasan tidak mau mengantarkan Ayuni kesekolah. Dari A sampai dengan Z ia tuturkan di depan Ethlyn. Sungguh hal memuakkan jika Luffy sudah menolak begitu, tidak kasian dengan adik cantiknya.

Dan, berakhir Ayuni jalan kaki menuju sekolah.

Akala juga, biasanya ia akan menjemput Ayuni pagi-pagi buta dengan senyum merekah. Tangan nya selalu tak lupa menenteng sesuatu dari rumah, mulai dari kolak pisang, keripik pisang, bolu pisang, pie buah, es potong dan lainnya.

Sangat beragam dan banyak.

Tapi sudah beberapa pagi ini ia tidak memunculkan batang hidungnya membuat Ayuni merasakan kehilangan sesuatu. Lesu sekali pagi ini.

Sesampainya disekolah Ayuni bergegas menuju kelas untuk menidurkan diri. Bibirnya kelu, malas berbicara, moodnya tidak karuan. Mungkin karena ditambah sedang datang bulan juga sehingga mood nya naik turun.

"Pagi sayang.." Yogi, teman sekelas Ayuni. Ia memang begitu, pagi nya selalu saja keluar sapaan 'sayang' yang membuat Ayuni kadang merasa geli dan merinding.

Tapi tak jarang juga Ayuni membalas sapaan Yogi dengan kata sayang, sama seperti Yogi menyapanya. Namun kali ini Ayuni tak membalas sapaan itu, melengos begitu saja melewati Yogi Al ogi Yogi Finanda.

Sungguh benar, itu nama panjang Yogi. Rumit seperti orangnya.

****

Bel istirahat berbunyi. Bita dan Yunda sudah mendudukkan pantat di bangku kantin dengan banyaknya makanan di depan mata mereka. Absen lah satu persatu makanan tersebut, sudah seperti warung. Sangat lengkap.

Ayuni tidak ikut sebab sedikit tidak enak badan. Ia hanya menidurkan diri di meja sembari mengelus-elus perutnya untuk meredakan rasa sakit akibat menstruasi.

"Lo kenapa?" Suara Yogi mengintruksikan Ayuni untuk mendongakkan kepala

"Baik." Singkatnya

"Yun, gue beliin apaan gitu dah ya? Biar ga pucet banget muka lo."

"Gak!"

"Atau mau ke UKS aja?"

"Gak!"

Yogi diam dan sedikit berpikir

"Yaudah kalo gitu gue bikinin teh deh ya?"

"GAK!"

"Susu anget mau? Cokelat-cokelat gimana?"

Dan masih banyak lagi rentetan tawaran Yogi membuat mood Ayuni tambah turun dan emosinya memuncak.

"GAK YOGI ENGGAK!! GUE BILANG GAK YA GAK. BERISIK BANGET DARI TADI. PERGI!" Ayuni memekik dengan nafas tak beraturan, menatap tajam Yogi seperti ingin memakannya hidup-hidup, matanya melotot merah.

AKALA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang