Episode 46

13.9K 360 26
                                    

🍁 Happy Reading 🍁
Jangan lupa vote and komen

*****

"Kamu dimana Chin? Kayanya ada suara laki-laki disamping kamu?" Kata Sandy.

"Ini saya Dimas!! Saya harap anda tidak akan pernah menghubungi Chintya lagi." Tegas Dimas pada Sandy.

"Maaf ya pak Dimas.. saya kira anda atasan yang terlalu mengekang staff anda."

"Staff Anda bilang? Chintya itu lebih dari pada staff saya di perusahaan ini asal anda tau! Chintya adalah ibu dari anak saya!! Mengerti anda? Ini terakhir kali anda menghubungi Chintya, dan soal kerja sama kita, saya batalkan hari ini juga, tidak ada lagi kesepakatan dan kerja sama lainnya mulai hari ini." Tegas Dimas yang setengah emosi.

Chintya yang melihat Dimas seperti itu menjadi takut.

"Kenapa si Sandy itu mau ngirim gaun ke kamu Chin? Tolong jelaskan pada mas Dimas sekarang juga, mas mau kamu jujur, gak ada yang dirahasiakan, dan kenapa kamu menerima gaun itu? Alasannya apa?" Dimas mulai mengintrogasi Chintya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Dan suasan tiba-tiba mencekam bagi Chintya.

"Jadi sebenernya mas, Chintya gak ada maksud untuk merahasiakan ini semua ke mas Dimas, hanya saja waktunya belum ada kesempatan, semalam mas Dimas mendominasi obrolan kita dengan minta ML by phone, dan pagi ini belum sempet aku taro tas, mas Dimas udah minta jatah duluan, jadi bukannya aku mau merahasiakan ini ke mas Dimas. Dan soal gaun itu.. kenapa pak Sandy kirim karena dia minta Chintya untuk menemaninya ke acara pesta pernikahan sahabatnya. Mungkin pak Sandy ngasih Chintya gaun itu supaya cocok mungkin dengan tema pernikahan sahabatnya. Dan kenapa Chintya menerima ajakan pak Sandy ke pesta karena Chintya gak enak menolaknya mas, apalagi tempo hari pak Sandy udah menolong Chintya saat kaki Chintya terkilir, juga pak sandy bilang katanya itu untuk menepis gosip kalau pak Sandy itu seorang gay, hanya itu saja.. dan niatnya juga Chintya mau bilang kok ke mas Dimas." Terang Chintya jujur sambil membuat stabil dirinya sendiri untuk berusaha tenang.

"Kamu tau Chin? Kamu satu-satunya wanita yang membuat mas Dimas takut kehilangan. Cukup satu kali mas kehilangan kamu, tidak untuk kedua kali sayang. Mas sangat mencintaimu dan menyayangi yoga, mas gak tau lagi kalau mas sampe kehilangan kalian berdua, mas gak akan pernah bisa maafin diri mas seumur hidup. Karena penyesalan ini."

"Maaf mas, Chintya buat mas merasakan takut.. Chintya akan belajar lagi untuk menghormati dan menghargai perasaan mas Dimas. Nanti Chintya akan menelpon pak Sandy untuk membatalkan pergi dengannya."

"Kamu jangan takut sayang, mas gak akan marah sama kamu atas kejadian ini, jujur mas gak bisa marah sama kamu, karena rasa cinta mas yang besar untuk kamu, maafkan mas yang terlalu takut kehilangan kamu sehingga mas Dimas terlalu posesif ke kamu. Mas justru yang harusnya minta maaf ke kamu, karena cinta ini mungkin membuat kamu tidak nyaman sayang, mas harap kamu bisa mengerti perasaan mas ini. Dan soal Sandy, nanti biar mas aja yang ngebuhungi dia untuk membatalkannya." Kata Dimas dengan membelai rambut Chintya.

"Iya mas.."

"Mas Dimas udah seneng banget padahal saingan mas Dimas udah gugur, ehh.. ini malah muncul lagi saingan baru."
Kesal Dimas menggerutu.

"Sebenarnya mereka itu bukan saingan mas Dimas, justru mas Dimaslah saingan mereka, kok mas Dimas jadi inscure gitu sih? Kan mas Dimas yang menang udah dapet semuanya dari Chintya? Mas Dimas jangan khawatir dong.. hati, fikiran, tubuh dan masa depan Chintya itu milik mas Dimas." Kata Chintya menghibur hati Dimas.

pregnant My Brother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang