26. Tragedi

903 94 19
                                    

Sebelum baca tarik napas dulu guys.
Semoga kalian siap!
Yang masih kecil gak boleh baca ya...
Oh iya! Di sini banyak kata-kata kasarnya, jadi diharap untuk jangan ditiru ya.

Jam telah menunjukkan pukul 8 malam ketika Natha keluar dari rumah Miya. Cewek itu mengutak-atik ponsel yang dayanya tersisa lima persen itu untuk memesan ojek online. Pandangannya mengarah pada Miya ketika cewek itu berucap, "Gak minta jemput Shaka aja, Nat? Ini udah malam lho."

"Udah keburu dipesan nih," ujar Natha seraya menunjukkan layar ponselnya pada Miya. "Lagian Shaka kayanya masih di rumah Bimo deh, gue malas ganggu dia."

Miya mendengkus, "Kan Shaka bisa jemput lo dulu, lagian dia juga gak masalah. Lo kan tanggung jawab dia di sini, daripada nanti lo kenapa-napa kan?" Tampak kekhawatiran dari wajah sahabatnya itu, membuat Natha terkekeh di sampingnya.

"Ucapan lo kaya gue bakal kenapa-napa aja. Gue udah sering kali naik ojek online, gak bakal kenapa-napa juga," kata Natha dengan senyum yang membuat kedua matanya menyipit.

"Iya deh, nanti kalau udah sampe kabarin ya." Miya balas tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Natha. Pandangannya jatuh pada seorang pria bermotor dengan jaket khas ojek online. "Tuh, ojeknya udah datang."

Natha mengangguk, ia menyempatkan memeluk Miya sebelum pergi menghampiri tukang ojek online untuk pulang. "Gue pulang ya, Mi, byee!" serunya sebelum ojek yang dinaikinya pergi meninggalkan kawasan perumahan Miya.

Natha kembali membuka ponselnya untuk mengabari Shaka bahwa ia sedang di perjalanan pulang.

Natha : Gue di jalan pulang ya.

Shaka : Hati-hati.

Natha mematikan ponselnya setelah membaca balasan pesan dari Shaka. Cewek itu fokus pada jalanan yang dilaluinya sambil sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak ojol. Keningnya mengerut saat motor berhenti pada jalan yang cukup sepi.

"Sebentar ya, Neng, ada telpon," ujar Bapak ojek online yang langsung diangguki oleh Natha.

"Innalillahi, serius, Pak?" Natha menoleh keheranan saat mendengar obrolan tukang ojol dengan seseorang di telepon.

"Ya sudah, Pak, saya ke sana sekarang." Setelahnya, tukang ojol mematikan ponselnya. Pandangan bapak itu terarah pada Natha yang masih memasang raut keheranan. "Maaf, Neng. Istri saya kecelakaan, jadi saya harus ke rumah sakit sekarang."

Natha membelalakkan matanya, "Oh iya, Pak? Astaga, ya udah gapapa biar saya turun di sini aja." Natha turun dari motor, lalu mengambil uang di kantung bajunya, "Ini, Pak."

"Gak usah, Neng, gapapa."

"Tapi, Pak-" Natha hendak kembali menyerahkan uang tatkala bapak itu telah lebih dulu menolak.

"Gak perlu, Neng. Saya duluan, soalnya buru-buru. Saya minta maaf untuk sekali lagi ya, Neng." Bapak ojol itu pergi setelahnya, meninggalkan Natha yang berdiri sendirian di jalan sepi itu.

"Kasian, pasti panik banget istrinya kecelakaan," gumam Natha sebelum tersadar dengan nasibnya sendiri. "Astaga! Terus gue gimana?" tanyanya panik.

Natha membuka ponselnya untuk meminta jemput Shaka, namun belum selesai cewek itu mengetik, ponselnya sudah lebih dulu mati karena kehabisan daya. "Ck! Orang lagi butuh juga," gumamnya dengan kekesalan yang memuncak.

Karena tak ada pilihan lain, Natha terpaksa berjalan sendiri menuju jalanan besar untuk mencari halte atau menghadang taksi yang lewat. Natha bersenandung seraya berjalan menyusuri jalanan sepi yang minim pencahayaan lampu jalanan ketika sebuah cahaya dari mobil berhasil menyilaukan matanya.

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang