~5~

8.9K 363 3
                                    

Aku terbangun karena suara bisikan yang sangat kencang dan suara sendok yang beradu dengan piring. Aku mencoba melihat ke sumber suara itu tapi, pandanganku masih memburam.

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit sekali, ku pejamkan mata rapat-rapat berharap rasa sakit ini hilang. Lambat laun rasa sakit pun menghilang  lalu, aku mencoba untuk melihat ke sekeliling.

Aku berada di sebuah ruangan yang terlihat maskulin. semuanya hampir berwarna hitam dan aroma yang memancar dari kamar ini pun sangat maskulin. Seperti wangi tubuh Damon. Kenapa aku disini? Diatas ranjangnya yang sangat empuk. Dengan panik aku melirik pakaian yang membalut tubuh, aku mendesah lega dengan penuh syukur. Aku masih mengenakan pakaian.

Kepalaku kembali sakit seperti ditusuk oleh ribuan pisau, rasa sakit itu menyerangku tiba-tiba. Mungkin karena aku kelaparan dan dehidrasi.

Setelah rasa sakit itu lambat laun menghilang, aku membuka kedua mata dan melihat Darren dan Damon berdiri tidak jauh dari ranjang sedang menatapku. Tangan mereka masing-masing memegang piring berisi makanan yang terlihat sangat lezat. Tapi, Sejak kapan mereka ada di ruangan ini?

Aku mengangkat sebelah alis seolah-olah bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Mereka, hanya berdiri disana sambil tersenyum lebar, lebih tepatnya hanya Darren yang tersenyum, Damon hanya menatapku dalam seakan-akan aku makhluk asing yang ingin ia teliti.

Tiba-tiba, aku teringat kembali tentang mimpi burukku sebelumnya yang di mana Damon meminum habis darah Miguel. Itu hanya mimpi kan? Tidak mungkin ada manusia normal yang meminum darah manusia.

Mungkin ada sekte-sekte sesat yang masih meminum darah manusia tapi tidak dengan menggigit langsung dari leher korbannya bukan?

Tiba-tiba Damon mendorong keras punggung Darren "Cepat minta maaf"

Aku mengerutkan kening bingung. Minta maaf kenapa? Memangnya apa yang dilakukan Darren -selain menculikku serta mengancam- sampai-sampai Damon menyuruhnya untuk minta maaf

Tiba-tiba kilasan kejadian sebelumnya mulai teringat. Ingatan itu seperti film yang diputar di bioskop. Hiu besar tengah tersenyum lebar di kamarku!

Aku tersentak ketika Darren menyentuh kedua pipiku. "Hei, bernapas. Kau terlihat sangat pucat" Tanpa disadari, aku menahan napas. Aku mencoba bernapas tapi rasanya aku lupa caranya. "Hiii—u be–sar"

"Hei. Lihat mataku. Ya begitu. Tarik napas, hembuskan" kutatap mata Darren yang berwarna coklat itu lalu mengikuti arahannya. Baru aku sadari, kedua matanya sangat indah.

Sorot matanya yang begitu dalam membuatku terbuai. Lambat laun aku kembali menjadi tenang. "Gadis pintar"bisiknya lembut. Dengan perlahan, Darren duduk di sampingku.

Pandanganku lalu beralih pada Damon yang sekarang memegang dua piring. Dengan elegan ia berjalan ke arahku sambil tersenyum tipis lalu duduk di ujung ranjang "Kau kelelahan, mungkin karena itu kau pingsan dan berhalusinasi" halusinasi? Jadi hiu tersenyum sangat menyeramkan itu hanya halusinasi?

Tapi hiu itu terlihat sangat nyata.

Damon meletakan dua piring yang diatasnya disajikan telur orak arik, sosis, bacon dan buah-buah segar yang siap santap.

Tanpa aba-aba suara yang bersumber dari perutku berbunyi. Sial! Memalukan sekali. Wajahku terasa panas karena rasa malu. Damon terkekeh kecil "Habiskan makananmu. Kalau ada yang ingin kau makan selain ini, kabari aku. Aku bisa membuatkanmu makanan apapun yang kau mau" Damon tersenyum lebar penuh bangga. Senyumannya sungguh sangat mempesona. Aku menggelengkan kepala berkali-kali. Hilangkan pikiran itu anggap saja dia seorang bajak laut dengan muka gurita yang penuh tentakel.

Tapi sangat sulit membayangkannya. Setelah dipikir-pikir, Damon sangat menawan, selain tubuhnya yang sangat tinggi, ia memiliki mata sebiru lautan dan sangat berkarisma.

My Pirates #2 Immortal SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang