03. Testpack

2.8K 360 61
                                    

JENO melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju toilet. Beberapa orang tak sengaja Jeno tabrak tepat dibahunya, membuat mereka berdecak kesal sambil meringis dan menatap Jeno sinis, namun Jeno tak sempat mengucapkan kata maaf. Cowok itu terlihat buru-buru sekali bahkan ia tak memedulikan tali sepatunya yang terlepas.

BRAK!

Jeno membanting pintu toilet. Tak peduli dengan pintunya yang masih terbuka, Jeno cepat-cepat masuk dengan tangan masih menekan mulutnya kuat-kuat. Jeno menghampiri wastafel, dia membungkuk dan—

"Hoekk!!"

—cowok itu memuntahkan semua sarapannya ke wastafel.

"Arghh! ohhokk ohhok!" Jeno mengerang sambil terbatuk keras. Cowok itu menuntaskan urusannya membuat kepala Jeno pening karena terlalu banyak muntah.

"Aduhh!" Keluh Jeno kesal. Bagaimana tidak, orang dia tengah memakan sarapan tapi tiba-tiba mual dan berakhir seperti ini.

"JEN! LO GAPAPA KAN?" teriak Jisung panik. Cowok itu menghampiri Jeno yang masih memegangi kepalanya.

Jeno menggeleng sebagai jawaban. Dia menyalakan kran dan membasuh bibirnya.

"Lo mual lagi?" Tanya Jisung khawatir. Jeno hanya mengangguk kecil.

"Udah lebih dari lima hari lo kayak gini. Gak mau diperiksa ke dokter?" Tawar Jisung. Dia benar-benar khawatir akan kondisi sahabat ambisnya itu.

"Paling cuma—"

"Masuk angin?! Jawaban lo itu mulu, tapi buktinya lo belum sehat malah makin parah." Potong Jisung sewot. Mata sipitnya menatap jengkel Jeno yang mode bebal dan sulit dibilangin ini.

"Bentar lagi orangtua lo pulang kalo lo lupa. Tau sendiri kan gimana sewotnya mereka pas tau lo sakit?" Kata Jisung cepat tanpa jeda.

Jeno hanya meringis sambil menggaruk keningnya. Dia bersandar pada wastafel seraya menatap Jisung yang belum reda dari mode ngomel-ngomelnya.

"Gue cuma gak mau lo dimarahin sama mereka," kata Jisung melunak. 

"Udah Jis, gak usah mikirin yang enggak-enggak. Gue yakin bentar lagi sehat, kok. Lagian gue sering ngerasa mualnya pas ... pas makan aja, sih." Jeno sedikit tercekat ketika menyadari kalimat terakhirnya. Benar juga ya, Jeno sering merasa mual ketika sarapan saja, atau pagi-pagi sekali dia sering mual-mual tak jelas.

"Kenapa lo?"

Keduanya berjengit kaget. Jisung refleks berbalik badan dan melihat Jaemin serta rombongannya yang memasuki kamar mandi sekolah.

"Ngapain lo semua ke sini?" Tanya Jisung tak bersahabat. Matanya memencar waspada menatap mereka.

Mereka memang bukan tim pembully, hanya saja oknum bernama Jaemin itu terkadang sesekali mengganggu Jeno walau cuma sedikit. Jisung tentu tak tahu kejadian dua Minggu lalu yang menimpa Jeno.

"Heh, ini tempat umum." Kata Jaemin sambil tersenyum miring, cowok itu sedikit mendengus geli karena mendengar penuturan Jisung.

"Gue yakin lo semua mau gangguin Jeno, kan?" Jisung berdiri di depan Jeno, menghalanginya dari perhatian geng Jaemin.

"Sikap lo keterlaluan, Sung." Lirih Haechan sok sedih. 

"Mau sok jadi pahlawan lo?" Ejek Sunwoo.

"Pahlawan kesubuhan," celetuk Jeongin sambil terkikik kecil. Dia melakukan tos dengan Beomgyu terlihat seperti menghina Jisung secara tak langsung.

"Mending lo semua keluar," titah Jisung kesal.

Jaemin tersenyum miring. Alih-alih menuruti perintahnya, Jaemin malah dengan sengaja menghampiri Jisung yang dengan awas menyembunyikan Jeno di belakang punggung lebarnya.

Bad Marriage [JAEMJEN] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang