BAB 6

1.3K 161 32
                                    

Naufal mendengus saat barisan kendaraan roda 4 mulai terlihat. Sebenarnya ia benci situasi seperti ini. Sangat membuang waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Tapi mau bagaimana lagi?

"Ya kali gue turun terus lari-lari ditengah macet"- gumamnya sambil memasang ear phone dan memutar lagu favorit nya.

Naufal mulai memejamkan matanya dan memfokuskan pendengaranya pada lagu yang terputar agar melodi dan suara si penyanyi terdengar enak di telinganya. Bibir tipisnya mulai bergerak, ikut melantunkan lirik yang memiliki makna mendalam. Beberapa saat kemudian bus pun kembali bergerak dan melaju cukup cepat.

Lagu pun berganti beberapa kali dan tidak terasa bus sudah berhenti diterminal yang cukup ramai. Naufal melirik jam tangannya. Jam 7 malam. Sesuai perkiraannya.

Naufal segera berjalan menuju kosannya karena memang jarak terminal dan kosan hanya 5 menit jika berjalan kaki. Sesampainya dikosan, Naufal tak melihat keberadaan Jevano. Mungkin lelaki itu sedang berada di toilet—pikirnya.

Naufal memutuskan untuk mengganti kaosnya yang sudah basah oleh keringat. Sambil menunggu Jevano ia pun memainkan ponselnya. Beberapa menit kemudian pintu pun terbuka menampilkan teman sekamar yang sedari tadi ia tunggu.

"Dari mana?"- tanya Naufal.

Jevano tersenyum menampilkan deretan gigi yang rapih dan mata bulan sakitnya. Sangat manis—menurut Naufal.

"Abis main sama penghuni kamar nomor 3"- jawab Jevano sambil terkekeh.

"Oh si Mahen"- ucap Naufal yang membuat kening Jevano berkerut.

"Mahen? Siapa tuh? Gue main sama Yanggi"- sahut Jevano.

Naufal hanya ber"oh"ria padahal ia tidak tau orang yang dimaksud Jevano. Jevano sendiri segera bersiap untuk makan malam diluar bersama Naufal. Setelah itu mereka berdua segera pergi ke tempat tujuan. Sebuah restoran yang memiliki 2 konsep yaitu klasik dan modern.

Naufal menghela nafas nya. Tempat yang mereka tuju saat ini sangat ramai bahkan tidak ada meja yang kosong. Ah, tenang saja. Naufal masih memiliki opsi lain. Sebuah kafe kekinian yang memiliki banyak menu. Namun lagi-lagi Naufal menghela nafas karena antrian di kafe tersebut sangat panjang.

Krukuk kruukk

Naufal merasa tidak enak pada Jevano setelah ia mendengar samar-samar bunyi perut Jevano yang sepertinya sudah kelaparan.

"Sorry ya Jev, tempat yang gue recomend penuh semua"- ujar Naufal.

"Ngga papa Na, wajar juga kan malem minggu. Jadi banyak pasangan yang dinner"- sahut Jevano yang merasa ambigu dengan kalimat nya sendiri.

Naufal mengangguk mengiyakan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Beberapa meter dari tempat nya berdiri terdapat banyak penjual yang menjajakan dagangan nya. Namun bukan itu yang membuat Naufal tertarik.

"Ke angkringan aja mau gak?"- tanya Naufal ragu namun ternyata di angguki oleh Jevano.

Setelahnya mereka segera berjalan ke sebuah angkringan nasi kucing diseberang jalan sana. Mereka memesan makanan dan minuman lalu segera makan setelah pesanan nya sudah siap.

"Jev"- panggil Naufal yang dijawab hanya dengan deheman oleh Jevano.

"Kalo gue sama lo pasangan bukan"- candaan Naufal sambil cengengesan.

Mendengar itu membuat Jevano merasakan jantung nya berdetak lebih cepat dengan wajah memanas. Jevano mencoba menetralkan detak jantung nya agar tidak gugup. Entahlah, Jevano pun tidak tau mengapa ia seperti itu.

"A-apasih lo"

"Dih salting sianjeng"- goda Naufal masih dengan candaannya.

"S-siapa yang s-salting anjir! Y-ya kali gue salting sama cowok"- sahut Jevano yang malah semakin gugup dalam berbicara.

"Ahahaha canda, Jev"

Mereka pun meneruskan acara makannya sambil menikmati suasana malam minggu yang terasa cukup dingin ini. Setelah selesai mereka berjalan-jalan sebentar sambil melihat pertunjukan musik di pinggir jalan. Ya sebut saja pengamen, seperti yang sering ditemui di kota tua.

Naufal dan Jevano langsung merebahkan tubuhnya diranjang kosan tercinta setelah lelah berjalan-jalan ditengah dingin nya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naufal dan Jevano langsung merebahkan tubuhnya diranjang kosan tercinta setelah lelah berjalan-jalan ditengah dingin nya malam.

Posisi mereka sama-sama telentang dan tidak terlalu jauh jarak nya. Beberapa menit dengan posisi itu membuat mereka berdua memiringkan badannya menghadap satu sama lain diwaktu yang bersamaan.

Cup

Membuat belah bibir keduanya saling bertabrakan dengan mata yang sama-sama melotot kaget. Mereka segera menjauhkan tubuhnya.

"Anjir first kiss gue"- ucap Naufal sambil mengelap bibirnya.

Sedangkan Jevano yang memang sudah pernah berciuman dengan mantannya saat dikampung justru merasakan betapa lembutnya bibir Naufal. Jevano menelan ludahnya sendiri lalu menggelengkan kepalanya saat sadar dengan pemikiran nya. Ia segera mengelap bibirnya dengan pipi yang memanas dan lagi-lagi jantung nya berdetak kencang.

"Gue kenapa sih anjing"- batin Jevano yang sadar akan dirinya yang selalu seperti itu saat bersama Naufal akhir-akhir ini.

Seketika suasana berubah menjadi canggung diantara keduanya. Mereka hanya saling diam tanpa sepatah katapun hingga akhirnya Naufal membuka suara terlebih dahulu.

"S-sorry, Jev. Yang tadi itu gue ngga sengaja"- ucap Naufal. "Lagian bisa-bisanya balik badan barengan gitu"- batin Naufal.

"Hmm.. G-gue juga ngga sengaja. Sorry, Na"- sahut Jevano lalu segera keluar menuju balkon untuk merokok dan menetralkan detak jantung nya yang masih tidak normal.











-🐰🐶-

Haloo.. Sebelumnya saia mau minta maaf karena ada kelupaan sesuatu, yaitu dari mana Naufal berasal. Jadi di ch 1 kan udah ditulis kalo Naufal itu dari Surabaya, tapi di ch 4 pas Naufal sama Jevano ketemu pertama kali, disitu Naufal malah jadi orang Sunda😭 sumpah saia bener-bener lupa dan pas nulis ch 4 itu emang ngga baca ulang. Readers juga, kenapa ngga ngasih tau saia kalo ada mis dibagian itu😭🤌🏻 apa kalian ngga sadar juga? Tapi pokoknya saia mohon maaf yaa.. Anggap aja Naufal orang Sunda yang besar di Surabaya dan merantau di Jakarta🥲
Dah gitu aja.

Btw, maap banget kalo alurnya ngga sebagus Rival with benefit, maap kalo ceritanya kurang seru, kurang bumbu dapur lah intinya wkwk.

Oke jan lupa vote comment nya bes💩👍

ANAK RANTAU | JAEMJEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang