5. Mengambil Hati

11 3 0
                                    

"Aaa!"

Teriakan Vanesa membuat Oh Yeon Soo terkejut saat ingin membangunkannya, ya baru saja gadis itu bermimpi aneh. Laki-laki berumur 22 tahun itu mengerutkan kening dan membuka suara.

"Are you okey?" tanya Oh Yeon Soo.

Vanesa menyadari kekonyolannya, dia pun mengangguk. "Gak papa, pak. Maaf, saya ketiduran," balas Vanesa malu.

"Kita udah sampai," ucap Oh Yeon Soo yang sedari tadi sudah memberhentikan mobilnya di depan rumah Vanesa.

"Makasih, pak Yeon Soo," ucap Vanesa lalu hendak keluar mobil.

Seketika saja pergerakan Vanesa terhenti, dia jadi membayangkan amarah Rara setiap kali anaknya melakukan kesalahan ini. Ya, entah alasan untuk kerja kelompok atau mengembalikan barang yang intinya tidak boleh lebih dari jam 17.00.

"Sir," ucap Vanesa seketika.

"Hm?" respon Oh Yeon Soo yang sedari tadi bingung.

"I'm sorry but, can you help me?"

"What can i help you, Vanesa?"

Vanesa tampaknya tidak bisa banyak bicara dengan bahasa Inggris, bahasa itu hanya ia pelajari dasarnya saja, belum secara mahir ataupun keseluruhan. Oh Yeon Soo pun mengerti dan mulai kembali bicara.

"Kamu bisa pakai bahasa Indonesia, saya paham ko," ucapnya.

Vanesa yang mendengar itu pun langsung tersenyum "aku trauma kena marah ibu setiap pulang telat, pak. Aku pernah dapet hukuman karena itu, jadi sebenernya aku gak pernah ngelanggar aturan lagi. Cuman, sekarang..."

Oh Yeon Soo mengerti bagaimana posisi muridnya itu, tiba-tiba saja Vanesa menggenggam tangan gurunya tersebut. Oh Yeon Soo kaget bukan main, Vanesa langsung bicara.

"Aku mau minta tolong, tutup mulut di depan ibu soal apa yang udah bapak liat dan tolong bisa antar aku sampai ketemu ibu?" tanya Vanesa dengan polos.

Oh Yeon Soo melirik tangannya sendiri yang dipegang oleh Vanesa, jujur saja dia sudah tidak ingin lagi disentuh seperti ini sejak masuk islam dan mengenal apa itu mahram. Tapi melihat Vanesa, dia tak tega. Dan tunggu, apa itu yang lebam di lehernya?

Tangan Oh Yeon Soo refleks terdorong untuk melihat luka Vanesa lebih jelas, menyingkirkan rambut panjangnya dan melihat luka itu. Benar, lebam entah mungkin akibat pukulan. Vanesa langsung melepas tangan Oh Yeon Soo dan menghindari tangannya, dia tutupi luka itu seakan tak ingin gurunya ikut campur dengan masalah tersebut.

"Come on," ucap Oh Yeon Soo lalu tersenyum pada muridnya, benar. Dia mengerti bahwa dirinya tidak perlu untuk ikut campur, hanya membantu dan itulah tugas seorang guru.

Mereka akhirnya keluar dari mobil, Vanesa berjalan lebih dulu diikuti Oh Yeon Soo. Sampai akhirnya berada di depan pintu utama rumah, Rara sudah langsung keluar sebelum pintu diketuk.

"A-assalamualaikum, Bu," ucap Vanesa gemetar ketika melihat Rara sudah bersiap dengan segala amukannya.

"Kamu-"

"Assalamualaikum," ucap Oh Yeon Soo memotong kalimat Rara.

Seketika Rara terkejut melihat tampang jelas Oh Yeon Soo, ya baru kali ini dia melihat langsung guru baru yang ia kirimi pesan tadi. Dia hanya mengkhawatirkan Vanesa, jadi main teror saja kepada semua guru di sekolah.

Namun emosinya luntur saat itu juga ketika melihat Oh Yeon Soo dengan senyum cerah yang beradaptasi dengan kulit putih dan langit senja oranye.

"Waalaikumsalam, ini... siapa ya?" tanya Rara.

Assalamualaikum 오빠 (oppa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang