—
"Kenapa pak Hardin gak mau ngewe sama saya?"
Hardin langsung menutup mulut Jiskala karena sekarang mereka berada di kafe yang menyajikan jajanan korea.
"Sssttt ngobrolin itunya di rumah saja. Banyak orang,"
"Bodo amat. Orang-orang ngiranya kita suami istri. Bahkan mereka bisa denger kalo pak Hardin sebagai suami menolak hubungan badan dengan Jiskala sebagai istri,"
Hardin terkekeh lalu mengacak rambut Jiskala gemas.
"Kita belum nikah. Kita belum jadi suami istri,"
Jiskala cemberut mendengar ucapan Hardin.
"Yaudah nikahin Jiskala sekarang. Jiskala cape kuliah, Jiskala cape sama bab dua, Jiskala cape ngurusin dokumen buat magang, Jiskala cape—"
Ucapan Jiskala terputus ketika Hardin langsung mengecup pipinya.
Gadis itu langsung terdiam dan menghindari mata Hardin. Hardin yang melihat pipi gadisnya memerah langsung terkekeh dan mengusap pipi itu.
"Mau menikah sekarang hm?"
Jiskala makin tidak karuan mendengar ucapan Hardin yang sangat lembut menusuk telinganya.
"Stop Hardin. Hati gue sedang berantakan,"
Jiskala langsung menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya. Hardin yang gemas langsung mengusap sayang rambut Jiskala.
"Ayo ngobrol jangan ngumpet,"
"Diem. Jiskala lagi mleyot. Kasih tau kalo corndog nya udah dateng,"
Tawa Hardin pecah mendengar ucapan Jiskala. Ia pun tersenyum lalu mengangguk meskipun gadisnya itu tidak melihatnya. Hardin mengusap rambut Jiskala pelan sampai pelayan datang membawa pesanan mereka.
"Jiskala.."
"..."
"Jiskala maminya anak-anak.."
"..."
"Jiskala istri saya.. corndog nya sudah datang,"
Jiskala langsung membenarkan posisi duduknya lalu menyantap corndog tanpa memedulikan Hardin yang menatapnya sambil tersenyum.
Hardin mengusap pelan kepala Jiskala.
"Pelan-pelan. Corndog kamu gak saya makan. Kalo kurang bisa saya beli sekalian abangnya. Jadi jangan buru-buru ya,"
Mulutnya penuh dengan corndog, tetapi Hardin bisa melihat kekasihnya menahan senyum. Hardin pun ikut menikmati corndog sambil sesekali melihat Jiskala.
Tidak lama mereka menghabiskan makanan yang ada di meja lalu menyeruput minuman bewarna cokelat.
"Jiskala..."
"Hm?"
"Kemarin-kemarin Nana whatsapp saya,"
Jiskala langsung terbatuk dan wajahnya terlihat sewot.
"BEDEBAH ITU NGE WHATSAPP PAK HARDIN? NGAPAIN?!"
Hardin mengusap punggung tangan Jiskala menenangkan. Lalu menyerahkan ponselnya untuk menunjukkan percakapan mereka di whatsapp.
Hardin membersihkan busa cappucino di bibir atas Jiskala ketika gadis itu serius membaca pesannya dengan Nana. Selanjutnya, Hardin merapikan rambut Jiskala lalu tersenyum.
"Cantik sekali,"
Jiskala tidak mendengarnya karena ia masih fokus membaca percakapan Nana dengan kekasihnya. Hingga senyuman muncul di bibir Jiskala.
"Pak Hardin I love you. Ayo kita menikah,"
Jiskala langsung menuju kursi Hardin dan memeluk pria itu tidak peduli banyak orang yang melihat mereka berdua karena keadaan kafe yang rame.
"Saya cinta sekali sama kamu Jiskala,"
KAMU SEDANG MEMBACA
21 to 28 dosen
Fanfiction"saya mahasiswa bapak dosen. Kita ada batasan," tentang Jiskala Glory (Kim Jisoo) PJ kelas Bisnis Manajemen 10 yang selalu menggoda Hardin Amerta Bumi (Jung Haein) dosen muda mata kuliah Digital Marketing. ⚠️full cerita di twitter @sozrow disini han...