[ 21+ ] [ Comedy Romance ] [ M-preg ]
Gegara nobar bokep di kelas sampai menghebohkan satu sekolahan karena memakai speaker sekolah ditambah di layar besar khusus presentasi, Si Raja bokep di panggil ke ruang kepala sekolah karena kelakuannya yang...
Note : Airin hilang usia 21 tahun, ketika pergi dari rumah usianya 17 tahun. Meninggalkan Marvin ketika umur 10 tahun dan Manuel 19 tahun.
Mahen mengenal Airin diusianya yang ke-25 tahun. Saat itu Airin berusia 15 tahun dn Mahen hanyalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas Singapura. Mereka berpacaran selama dua tahun dan Airin memutuskan untuk ikut dengan Mahen ke Indonesia karena rasa cintanya.
***
"Kak Ai mau kemana?"
Airin tersenyum lembut ke arahnya, mengusap pipi Marvin yang basah karena air mata. Disini, usia Marvin sepuluh tahunan dan Airin
"Kak Ai gak yakin bakal pulang, jadi jangan tungguin Kak Ai ya?"
Marvin menggeleng tak mau, dia memegangi tangan Airin begitu erat.
"Vin janji gak nakal, Vin gak akan iri lagi sama Kak Ai yang selalu diperhatin Mommy, asalkan Kak Ai jangan pergi!"
Airin tak memperdulikan itu, dia pergi begitu saja tanpa kembali menoleh. Membuat Marvin hanya bisa menangis di pelukan Manuel.
"INI SEMUA KARENA VIN!"
"Momny stop! Gak ada yang salah disini, Airin memilih pergi karena rasa cintanya pada laki-laki itu "
"Laki-laki siapa?! Jelas semua ini kesalahan Vin yang selalu iri pada Airin."
Perlahan kehancuran mulai menyapa keluarga Marvin, Mommynya stres dan selalu menganggap Marvin adalah Airin. Mendadani Marvin layaknya perempuan.
"Dad, aku mohon jangan tinggalin kita." mohon Manuel, memelas.
"Siapa yang mau sama wanita gila seperti ibumu, hah?!"
Marvin melihat itu dengan jelas, kaki panjang yang melangkah menjauh dari rumahnya.
"Bang Manu,"
Manuel menoleh ke arahnya, dia tidak menyangka dengan penampilan Marvin. Memakai gaun berwarna putih selutut, dengan motif bunga-bunga ditambah rambut yang dikuncir apel menggunakan tali rambut pita. Bibir mengkilat karena liptint.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita harus pergi."
Manuel membawa Mommynya ke rumah sakit jiwa, lalu memilih tinggal di Jakarta untuk mencari keberadaan adik perempuannya.
Kilasan tentang masa lalu masih tersimpan di memori Marvin, sesuatu yang menyakitkan itu walaupun sudah berlalu selalu membekas karena meninggalkan luka.
"Vin,"
"Faiz, gue..."
Faiz memeluk Marvin, dia tahu mengingat masa lalu menyakitkan itu tidak mudah. Seakan membuka goresan luka lama.