Serana

111 14 24
                                    

⚠️1500+ words

Gawai miliknya masih menampilkan beberapa notifikasi tetapi Jeongin hanya membiarkan tanpa menoleh sedikitpun. Matanya menatap lurus ke depan, duduk meringkuk dengan pandangan yang kosong. Sesekali ketika nafasnya terasa sesak ia memejamkan mata sejenak lalu kembali ke posisi semula, kurang lebih ia lakukan selama 30 menit.

Langit abu-abu masih juga menghiasi siang hari itu seperti hari-hari sebelumnya, lalu rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Jeongin tersentak kaget dan segera berlari ke arah balkon mengambil beberapa barangnya yang sempat ia keluarkan pagi hari tadi.

Sambil merunduk untuk mengambil beberapa buku yang tergeletak di bawah matanya mulai menangis kembali.

Sial, batinnya.

Dengan kasar ia mengusap matanya hingga meninggalkan bekas merah.

"Aku ini kenapa sih?!" Marah, Jeongin tidak mengerti perasaannya mengapa beberapa waktu belakangan ini terasa menjengkelkan sekali. Langkah kakinya ia bawa menuju kasur kembali, mengambil gawai yang sempat ia tidak pedulikan tadi lalu berdecak sebal.

Beomgyu

| Je... kak Taehyun kenapa ya? Aku pusing harus ngertiin dia terus.

Matanya ia rotasikan, kali ini ia tidak mau ambil pusing mencampuri urusan temannya. Ia terlalu lelah dan malas, biarlah setelah ini Beomgyu men-cap dirinya tidak tahu diri dan sebagainya tapi yang penting untuk sekarang biarkan Jeongin tertidur sambil menangis pilu sembari bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada hatinya?

Tubuhnya ia baringkan kembali, mematikan WiFi yang terhubung ke handphone nya, memutuskan istirahat seperti yang dilakukannya beberapa waktu belakangan ini.

Pandangnya berkeliling melihat seisi kamar, seperti mengingat setiap momen yang tersirat di dalamnya. Ah... aku mengerti, Jeongin mengangguk perlahan lalu seperkian detik kemudian menggeleng, tampak seperti tak terima dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Hari ini, tak seperti apa yang diharapkannya minggu lalu. Ia kira bersedih selama seminggu tanpa alasan yang jelas sudah cukup, namun sekarang sudah hari ke-18 ketika semuanya telah dimulai. Lelah, rasanya ingin menghilang dari kehidupan.

Bahkan Beomgyu yang selama ini selalu mendengar keluh kesahnya mulai terlihat jengkel kepada jeongin karena terus-terusan menolak apa yang terjadi pada dirinya.

"Aku ngga seperti itu, Beomgyu."

"Terserah apa katamu lah, aku juga lelah melihatmu seperti ini terus-menerus."

Lalu, tanpa ada nya percakapan kembali keduanya saling pergi melawan arah.

hiks

hiks

"Sepertinya memang ngga ada yang bisa mengerti diriku ya? Bahkan aku sendiri pun ngga mengerti apa yang aku rasakan."

Kesedihan mendalam, Tubuh yang lelah, Air mata yang tampak sudah habis, lengan yang dahulu tampak berisi kini tinggal tampak tulang saja menandakan Jeongin memang terlalu larut dalam sedihnya.

-

1 Februari 2019

Langitnya tadi indah sekali, apalagi tadi aku melihatnya bersama Hyunjin.

-

3 Februari 2019

Hyunjin bilang padaku katanya akan ada kejutaan, kira-kira dia akan memberikanku apa ya???

[✓] Lengkara ; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang