SWEET HOME | 03

13 1 0
                                    

"Gimana? Ada?"

"Enggak. Nggak cukup buat badan aku yang gedhe ini. Coba cari merk lain aja, Kak."

"Kalo ada L kenapa maksa M, sih?"

Eri menggerutu. "Duh... Kak Jong In tuh nggak paham cewek. Ini masalah harga diri."

Jong In menunduk, mensejajarkan wajah mereka dan menatap Eri dalam. "Kamu tuh, nggak perlu validasi orang lain buat cantik. Percuma kurus kalo sering sakit. Lagipula bentuk tubuh kamu masih normal, bukan obesitas."

Wajah Eri memerah, tersipu akan kata-kata Jong In barusan. Ia merasa jika baru kali ini Jong In mengerti dirinya. Biasanya hanya Bang Jong Dae dan Bang Umin. Tapi sekarang Bang Jong Dae sudah menikah, Bang Jong Dae sibuk dengan keluarga kecilnya. Tidak pernah mengajak Eri belanja lagi ke Mall. Meski sering menawarkan jalan-jalan, Eri sering menolak karena Bang Jong Dae hanya bekerja sebagai HRD di Perusahaan kecil.

Sementara Bang Umin... Yah, dia sibuk dengan penelitian ilmiahnya. Mengejar dua milliar untuk menebus seorang gadis di rumah bordil. Semua orang berjuang, tetapi Eri tiduran. Mungkin itu yang membuat Kak Suho keras kepadanya.

"Nggak salah pakai baju ukuran L. Terlebih kamu 16 tahun."

"Iya..."

"Masuk lagi?"

Eri mendongak ke atas merk toko di dalam Mall tersebut. "Tapi mahal, Kak."

"Tenang aja, uang kakak masih banyak."

"Nanti Kak Suho marah..."

"Enggak. Ini hadiah olimpiade terakhir kakak kemarin. Kak Suho nggak tahu soal ini."

"Beneran?"

"Iya, Eriya..."

Eri tersenyum. Mengucapkan terimakasih pada kakaknya dengan sebuah ciuman di pipi sebelum masuk ke dalam Toko tersebut.

Yap. Mereka sudah mengganti pakaian terlebih dahulu di sekolah setelah ekstrakurikuler. Jadi mereka bisa pergi ke luar dengan bebas tanpa identitas.

"Kak... Jadi ambil celananya yang L ya."

"Oh, baik kak. Mau berapa?"

"Lima."

"Ambil dua lusin sekalian, Kak." Ujar Jong In tiba-tiba.

"Kak...?"

Jong In terkekeh, mengedipkan mata sebelum mengajak Eri ke kasir.

Ternyata... Meski di rumah menyebalkan, Jong In tidak pernah lupa akan figurnya sebagai abang.

.

.

.

"Gosip apa lagi, Hyun?"

"Acong hamidun, Soo."

"HAH??"

"Kaget 'kan lo? Sama gue juga. Dia kelihatan diem gitu ya di kelas, ternyata kalau di luar ngeri, woi. Jauh banget mainnya."

"Terus besok datang ke sekolah nggak?"

"Kalau nggak punya malu ya berangkat. Tapi emang dia diemnya itu diem yang mengerikan. Nggak kayak Kyungsoo."

"Kalau misal ternyata gue yang diem-diem hamilin gimana, Baek?"

"HAH? LO YANG HAMILIN??"

"MISAL, YA! MISALL..."

"Nggak mungkin. Soalnya gue kan sahabat lo. Batas pergaulan lo gue tahu, busuknya lo pun gue tahu."

"Apa busuknya gue?"

"Ngomong nyolot dan sensi mulu ke orang yang lo suka! Nggak pernah kelihatan minum tapi sekali minum jago banget! Lo itu penuh kepalsuan."

"Anjay..."

Kira-kira, begitulah kegiatan mereka sehari-hari sepulang sekolah. Bertiga, kadang-kadang berempat dengan Asmara yang banyak diam. Mungkin memang kelas mereka diisi oleh anak-anak introvert. Maka dari itu jarang sekali berinteraksi banyak dan terlihat banyak pendiam.

Kadang-kadang Kyungsoo mengajak mereka belajar bersama, tetapi lebih sering jika Baekhyun membuat kericuhan di sana. Meski Kyungsoo memblokir kontak Baekhyun, cowok itu tetep kekeh menghubungi dengan cara melakukan panggilan video di grup Whatsapp.

"Eh, tadi lo kemana aja sama Jong In?"

"Beli underwear."

"SINTING!! Beli sendiri kenapa, sih?"

"Duit dari mana coba, Hyun?"

"Abang lo kan kaya semua. Ada yang Ilmuwan, ada CEO dua, ada Arsitek, ada HRD juga."

"Mereka 'kan punya urusannya masing-masing, Hyun... Lagian jatah dari almarhum orangtua gue dipegang sama Kak Suho. Tahu sendiri 'kan lo sekeras apa dia ke gue?"

Wajah Eri berubah sedih, membuat Baekhyun merasa bersalah juga Kyungsoo yang tidak nyaman. Jadi, Kyungsoo berusaha memecahkan suasana kembali.

"Eh iya. Sedih banget jadi lo. Kok bisa ya cewek-cewek di luar sana bilang iri jadi lo?"

"Hehehe..." Eri tersenyum seperti emoticon bulan. "Mereka nggak kenal aja sama abang-abang gue."

"Udah makan belum, Ri?"

"Belum. Gue nggak berani makan kalo nggak ada Bang Umin. Sekarang Bang Umin keluar kota. Sedangkan Kak Chanyeol kemarin belain Kak Suho. Jadi gue nggak berani makan semeja bareng mereka. Pasti tegang."

"Ayo OTW bertiga. Kita makan bakso yang enak terus karaoke. Mau?"

Wajah Eri berseri. "Mau!" Lalu melihat jam di dinding. "Tapi udah jam 7 malam, gue cuma bisa ikut makan bakso karena nggak boleh pulang lebih dari jam 8. Gimana?"

"Gue udah siap OTW. Pake baju santai aja, cuma ke Bakso."

"GASSS!!!"

.

.

TBC

SWEET HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang