My exboyfiend is mafia || Kuroo Tetsurou

11

Y/n dibawa ke rumah sakit sam kakak jauhnya yang satu-satunya belum mati sampai sekarang.

"Kuharap dia sedang koma" ucap veros yang duduk pasrah.

"Veros?"

"Sam?"

"Bagaimana dengan om?" Tanya sam.

"Nope sam" ucap veros sambil nangis.

"Ahh i see" ucap sam.

"Mungkin y/n bisa mengurus om agar tetap hidup" ucap veros.

"Aku akan mengurus y/n" ucap sam, veros mengiyakannya lalu sam kembali keruangan nya terus menangis.

Kepala kepolisian itu adalah ayah sam dan ayah sam adalah satu-satunya orang yang selamat walaupun sifat ayahnya menyebalkan tetapi sam tau ayahnya menyayanginya lebih dari siapapun.

"Kau meninggalkanku tanpa sepatah katapun Ayah?" Tanya sam sambil melihat foto keluarganya.

"Bahkan kita tidak pernah berbicara 4 mata dan ksu meninggalkanku segampang itu?"

••••

Disisi lain kuroo sedang menggerek koper besar dan menaruhnya di ruang bawah tanah.

"Kuroo? Itu apa?" Tanya lev.

"Y/n dimana?" Tanya Alisa.

Kuroo tidak menjawab lalu membuka koper itu dan isinya adalah keluarga tiri y/n.

"Ikat mereka" ucap kuroo.

Bawahannya bingung tapi ya nurut aja. Mereka semua mengikat mereka bertiga dan menyadarkannya dengan air es yang ada disini.

BRURRR...

"Haahh haahhh hahh kuroo?" Ucap ayahnya.

"Jawab pertanyaan saya, kalian apakan y/n?"

"Kami tidak ngapa-ngapain" jawab ibunya Martha.

Bugghhhh...

"Akhh! sayang ada apa denganmu?" Tanya Martha.

"Ada apa denganmu? Bukannya saya yang harus tanya begitu" ucap kuroo.

"Kata polisi kalian memfitnah adik tiri kan!? Y/n yang kalian fitnah kan?" Tanya kuroo.

"Kita tidak mem—ukhukk..." ucap ayahnya yang terpotong karena di tonjok oleh kuroo.

"JAWAB!" Teriak kuroo.

"Kita ga ngapa-ngapain" ucap Martha. Kuroo paham sangat paham.

"Siksa mereka" ucap kuroo.

"Apa?" Ucap mereka bertiga.

"Kau membuat y/n mengakhiri hidupnya dan sekarang kalian akan bernasib sama" jawab kuroo.

"Tunggu dulu, y/n bunuh diri?" Tanya kenma.

"Kau bekerja sama dengan para perdebah itu untuk aku kembali padamu kan Martha?" Tanya kuroo. Martha pun terdiam.

"Aku anggap iya. Siksa mereka" tanpa basa-basi dan berpikir panjang semua bawahannya membawa mereka bertiga ke ruang siksaan lalu mengikatnya layaknya hewan yang ingin di sembelih.