1. "Our first meeting."

21 3 0
                                    

Di toko Laundry dekat persimpangan empat yang ada di jalan raya. Ada seorang wanita yang sedang menunggu agar baju yang sudah ia titipkan lebih dari 2 hari yang lalu segera di ambil.

Wanita itu adalah seorang mahasiswi yang saat ini tengah mengambil Jurusan Sastra Indonesia. Wanita itu bernama lengkap Marsha Adelina Syafazea. Biasa di sapa Marsha, ia segera mengambil barang yang sudah diberikan kepadanya dengan terburu-buru.

Syukron,” ujar Marsha yang segera berlalu meninggalkan lokasi.

Marsha berjalan cukup perlahan. Ia mencoba menikmati perjalanan hari ini, meskipun terik matahari sangat menyilaukan matanya namun Marsha menyukainya.

“Hari ini cukup melelahkan,” Marsha hanya menghela nafasnya. Ia tersenyum di sepanjang jalan.

Karena lokasi Laundry dekat, Marsha lebih memilih jalan kaki. Sangat menyenangkan bisa berjalan-jalan saat ini. Tak beberapa lama Marsha sudah sampai di rumahnya. Ia melihat pagar sudah terbuka, ternyata temannya sudah pulang dari kampus.

Marsha mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Ia mengunci pintu pagarnya kembali. Marsha membuka pintu lalu menutupnya kembali.

“Kau sudah pulang?” tanya Marsha yang mencoba untuk mendekati seorang wanita yang tengah duduk di sofa sambil melepaskan kaos kaki yang dipakai.

“Hari yang melelahkan, Ca. Kau sudah mengambil barang kita dari toko?” tanya wanita itu yang melirik Marsha sudah menenteng sebuah kantong plastik.

“Tentu saja!” ujar Marsha yang memberikan kantong plastik yang dibawanya tadi.

Wanita yang ada di hadapan Marsha ini bernama Mutia Khanza Az-Zahra. Bisa di sapa dengan Yaya. Yaya mencoba membuka plastik yang menyelimuti baju-baju yang tengah dipegang nya.

Begitu terkejut nya Yaya ketika melihat apa yang ada di dalam plastik tersebut.

“Kau tidak salah ambil?” tanya Yaya.

“Maksudnya?” Marsha tampak kebingungan.

“Kenapa ada pakaian lelaki? Bahkan ada celana dalamnya juga?” Yaya dan Marsha saling bertatapan. Marsha masih tak percaya.

“Kau jangan berbohong! Kau melihat sendiri kan yang saya bawa kemarin? Eh, kan kita berdua yang membawanya. Kau lihat sendiri kan bahwa tidak ada baju lelaki sama sekali bahkan tidak ada celana dalamnya!” ujar Marsha.

“Lalu ini baju siapa?” Yaya terheran-heran sambil menjatuhkan baju-baju itu ke lantai.

“Mungkin Staff nya salah kasih barang, nanti saya cek kembali. Matahari sudah berada di atas, tunggu beberapa jam lagi deh.” ujar Marsha yang mencoba bersantai sejenak. Yaya yang melihat Marsha sudah berkeringat memaklumi nya.

Yaya kembali masuk ke dalam kamarnya sambil membereskan barang-barang di dalam kamar. Sedangkan Marsha masih terbaring di sofa cukup lama.

-------

Di tempat lain, kembali ke toko Laundry sebelumnya. Seorang pria baru saja turun dari mobilnya. Ia tampak begitu stylish. Pria itu mengambil baju atas nama dirinya.

“Tolong baju yang saya cuci kemarin atas nama Nevan,”

Staff pun segera mencari label nama yang disebutkan. Ia segera memberikan plastik tersebut kemudian memberikan plastik tambahan agar bisa di bawa oleh Nevan.

Nevan mengambil plastik tersebut lalu berlalu meninggalkan tempat tersebut. Ia segera kembali ke dalam perumahan yang cukup besar. Nevan memarkirkan mobil tersebut, masuk ke dalam rumah dengan begitu riang.

AN UNFAMILIAR DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang