🖤 PRISON: 3. POOR NANDA 🖤

21.5K 1K 34
                                    

⚠️WARNING⚠️
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR LGBT, KATA-KATA KASAR, KEKERASAN, dan ADEGAN DEWASA
TIDAK UNTUK DITIRU!!!
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA
SEKIAN TERIMA SAYANG
🖤
🖤
🖤

⚠️WARNING⚠️CERITA INI MENGANDUNG UNSUR LGBT, KATA-KATA KASAR, KEKERASAN, dan ADEGAN DEWASATIDAK UNTUK DITIRU!!!HARAP BIJAK DALAM MEMBACASEKIAN TERIMA SAYANG🖤🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Nanda berhenti dan bersandar di tembok dengan nafas tersengal-sengal. Matanya menelisik sekitar memastikan situasi aman terkendali. Tangannya gemetaran akibat berlari dari koridor.

     Dan disinilah Nanda, di belakang perpustakaan guna bersembunyi dari orang yang tadi ia tipu. Sungguh, ini pertama kalinya ia berbohong. Berbohong demi keselamatan tidak apa bukan?

     Hari pertama yang buruk. Nanda merutuki dirinya sendiri. Orang yang tadi ia tabrak sepertinya bukan siswa sembarangan. Firasatnya mengatakan ia belum aman.

     "Kalo aku dicari gimana?" gumam Nanda dengan tangan saling meremas. Keringat dingin mulai menghiasi pelipis dan telapak tangannya.

     "Terus dibuli sampai lulus gimana?" ketakutan mulai menderanya.

     "Kenapa jadi gini?! Sial sial sial!" tanpa sadar Nanda membenturkan kepala bagian belakangnya ke tembok. Mengaduh sakit saat merasakan kepalanya nyut-nyutan.

     Cukup lama Nanda bersembunyi. Sampai bel pergantian mata pelajaran berbunyi. Nanda melihat sekeliling. Berdoa agar tidak bertemu dengan orang itu. Berjalan pelan, matanya tidak berhenti mengawasi keadaan sekitar.

     Nanda menghembuskan nafasnya, berusaha bersikap biasa saja. Tujuannya hanya satu, yaitu ke kelas agar semuanya aman dan terkendali.

     Sesampainya di kelas, Nanda melihat sudah ada teman-temannya. Nanda segera menghampiri mereka dan duduk di bangkunya sendiri.

     "Dari mana sih Nan? Kita nungguin tadi." Keen menatap Nanda menuntut penjelasan.

     "Lo kenapa? Kayak lagi dikejar setan." Celetuk Kay yang sibuk mengunyah permen karet.

     Nanda mengelap pelipisnya sebelum menjelaskan. "Aku kayaknya bakal dapet masalah."

     "Loh emangnya lo ngapain?" Keen memutar bangkunya ke belakang, menghadap penuh ke Nanda.

     "Tadi aku ngga sengaja numpahin susu ke sepatu orang." Nanda mulai bercerita serius.

     "Susu yang tadi? Ke siapa?" Zain yang biasanya hanya menyimak, kini ikut nimbrung.

     Nanda mengangguk sebagai jawaban. "Ngga kenal, orangnya serem, tapi ganteng juga." Nanda mengingat-ingat wajah orang yang ia tabrak.

     "Laki?!" tanya Lili ngegas.

     "Iya."

     "Terus-terus gimana?" tanya Kay sambil menatap Nanda intens. Entah mendengarkan atau tidak.

PRISON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang