Cinta Lama!! Bersemi Kembali?? (1)

1.3K 24 0
                                    

Chapter 5 #

" Musim dingin berlalu dan meninggalkan kuncup pada ranting pohon yang tanpa daun dan menunggu musim semi dan sang Matahari akan tiba dan bersinar memberikan harapan baru kepada benih-benih baru yang masih terbungkus didalam dinginnya musim dingin. Akankah musim semi akan tiba dan mengganti hatiku yang dingin. Mendatangkan cinta baru seperti musim semi yang memekarkan kelopak bunga pada kuncup bunga yang masih tertutup . . ."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hari ini kau datang dengan tiba-tiba dan mengajak ku berbicara. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan dariku. Tapi itu membuatku berdebar-debar gembira."

Hari ini adalah hari Valentine- hari kasih sayang, biasanya aku membuat coklat sendiri dan aku memberikan kepada Dewa dan kami juga membuat suasana romantik dirumah nenek Dewa. Kami berdua menghias rumah kecil atau balai-balai -tempat istirahat itu dengan balon love dan disekitar balai-balai itu kami hias dengan lilin dan disepanjang jalanan kami hias dengan lilin sambil membentuk love dengan cahaya lilin dan setelah itu, kami saling menukar hadiah masing-masing. Begitu banyak kenangan yang masih kuingat dan tak mungkin kulupakan.

Aku tidak tahu dengan siapa dia akan merayakan Valentinya. Oh ya sekarang aku ada didepan ruang kantor Dewa, entah mengapa ayah ku menyuruhku mengambil sesuatu yang tertinggal didalam ruangan Dewa, ayahku hanya menyuruhku mengambil saja. Tapi hatiku bertanya-tanya apakah wanita modis itu ada didalam atau tidak dan membuatku bertanya-tanya dan bingung untuk mengetuk pintu. Akhirnya aku membulatkan tekadku dan aku menaikan tanganku dan sudah dekat dipintu aku menurunkan kembali tanganku. Aku gak mau disangka mata-mata atau apalah itu dan akhirnya aku cepat-cepat mengangkat tangan dan mengetuk pintu dan akhirnya aku telah melakukanya dan menunggu panggilan masuk dan setelah panggilan masuk terdengar aku pun masuk dan sambil menutup pintu. Dan untunglah wanita modis itu tidak ada didalam ruangan ini.

Kami saling memandang dan kelihatanya dia sedang bingung dengan kehadiranku dan dia masih dibalik mejanya sambil memutarkan pena yang berwarna hitam dijemarinya yang lentik dan tanganya yang kuning langsat, tangan kananya.

"Maaf" aku mencari kata-kata yang tepat dan mencairkan suasana yang membingungkan dirinya "Aku hanya ingin mengambil yang tertinggal"

Dia hanya melihatku sambil menautkan sebelah alisnya.

"Kata ayah, ada barangnya yang tertinggal disini" ulangku kemudian.

"Apakah ada yang salah" tanyanya sambil menyernyitkan alismatanya dan memicingkan matanya kearahku seperti sedang menyelidiki aku. "Tidak ada" kataku sambil berjalan mendekati meja Dewa. "Aku datang karena ayah yang nyuruh kok hanya untuk ambil yang ketinggalan dan aku tidak tahu apa itu dan kata ayah kau tahu apa itu" kataku dengan nada tenangnya dan tanpa nada gugup, syukurlah. Dan aku mengatakan yang sesungguhnya ke Dewa.

"Tapi tidak ada barang apapun dan apalagi ayahmu tidak pernah datang keruanganku" katanya membuatku ingin pingsan dan lari sejauh mungkin dari sini atau mungkin menjadi liliput ataupun menghilang dengan cepat dari sini. Untuk apa ayah melakukan kebohongan kecil ini, tanyaku didalam hati.

" Apakah kau tahu ayahmu masih menyimpan rasa malu atau formal bila kami berjumpa"

"Jadi ayah tidak pernah kemari" beoku sambil menyentuh keningku. Aku jadi bingung, bingung banget.

Aku tidak berani untuk beranjak dari tempatku dan apalagi menatap kearah Dewa, aku hanya berdiri mematung. 

"Aku rasa, ayahmu ingin menyambung benang yang telah putus diantara kita berdua, Dev" ungkap Dewa dan aku langsung menatap kearah nya.

"Itu tak mungkinlah Dew, soalnya beliaulah yang memaksa mu untuk mundur, kan" aku mengingatkan dirinya pada kejadian lampao. 

"Bisa saja kan, Dev. Inikan masih pradugaku saja" ucapnya lagi dengan nada entengnya seolah tiada beban bagi dirinya.

The Lost Of Wedding GownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang