8

992 98 56
                                    

Gais, gue balik hehe! Udah kangen belum? Keknya kedepannya gua cuma bakal bisa update sekali kali seminggu deh, gue masih sibuk di real life ✌🏻

Gais, gue balik hehe! Udah kangen belum? Keknya kedepannya gua cuma bakal bisa update sekali kali seminggu deh, gue masih sibuk di real life ✌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...
🔞🌚

Fiki berakhir klub malam, dia menyesap red wine yang kesekian kali dari gelas, hanya sedang mencoba meredakan sakit dan kecewa yang dirasa akibat kenyataan yang akhirnya terungkap. Kenyataan yang seakan plot twist dalam sebuah cerita dimana dia sebagai tokoh utamanya.

Ucapkan terima kasih pada kakak sulungnya yang telah membantu dia mengacaukan hidupnya, berkedok menyelamatkan masa depan, tapi menyembunyikan fakta besar yang menyangkut belahan hatinya.

"... kata Mama, Papa udah bahagia di sana. Aku bahkan ga ngerti maksudnya Papa udah meninggal dunia atau Papa pergi meninggalkan kami untuk kebahagiaan dia sendiri."

Kalimat Shane hari itu terulang kembali dalam kepalanya, membuat dada Fiki semakin terasa sakit.

"Maafin Papa, Shane. Papa memang ayah terburuk, alpha brengsek yang telah menelantarkan kamu dan Mama mu," Air mata Fiki mengalir kembali.

Fiki mengangkat gelasnya, terbayang wajah Zweitson dari tujuh belas tahun yang lalu disaat mereka terakhir kali bertemu sebelum Fiki pergi ke London. Mungkin saja hari itu Zweitson sudah mengandung Shane, namun Fiki sungguh dibodohi oleh kakaknya.

Dia menenggak minumannya lagi, di ujung kesadarannya Fiki merasakan kehadiran seorang omega yang terasa familiar, dia memberikan sebuah file ke hadapan Fiki.

Dia menenggak minumannya lagi, di ujung kesadarannya Fiki merasakan kehadiran seorang omega yang terasa familiar, dia memberikan sebuah file ke hadapan Fiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini semua data tentang Zweitson, dari tempat tinggal dia sampai tempat dia bekerja. Semoga bisa bantu lo, Fik." ucap omega cantik itu.

Fiki menarik senyum, dia membuka file itu, membacanya sekilas, lalu menatap sang omega.

"Thanks, Chel. Lo memang selalu bisa diandalkan."

Omega itu Chelsea, tersenyum miring. "Imbalannya juga harus sepadan, Tuan Fikiaulia!"

"Lo mau apa?"

"Pulau pribadi lo di selat Malaka."

"It's easy, girl."

The Submissive AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang