Bab 7 gosip

6.2K 269 2
                                    

"Btw ngapain sih bunda manggil kita ke ruang guru?" Tanya Adinda.

"Biasalah! Mau sindir anak kesayangan nya kali..." Sahut Yudi tertawa.

"Anjiss" umpat Adinda.

"Eh, tapi kan emang bener, terakhir kali kita ketemu sama bunda, Lo lagi Lo lagi yang kena sindir, " lanjut Yudi.

"Anjirr gak sadar diri... Padahal dia yang sering di sindir soal masalah masuk ruang BK terus, " sahut Mutia.

"Ya ampun mutiaa.. Lo jahat banget sama bestie Lo yang ganteng sejagat raya ini..." Kata Yudi dramatis.

"Anjing, amit-amit gue jadi bestie Lo..." Kata Mutia mengetuk kepalanya lalu mengetuk tembok.

"Ahahaha.. makan tuh, bestie Lo aja gak peduli sama Lo apalagi gue... Wweee..." Kata Adinda tertawa.

"Din, sumpah! Gue bukan bestie nya, ogah banget gue kalo di ajak jadi bestie..." Kata Mutia menatap sinis ke arah Yudi.

"Oh, Lo mau langsung di ajak pacar yaaa..." Goda Adinda.

"Gak juga! Lol!" Kata Mutia menjitak kepala Adinda.

(◕ᴥ◕)

"Assalamualaikum, Bu, mau cari bunda Fitri... Ada?"

"Ada, di mejanya"

"Makasih Bu, "

Mutia, Adinda dan Yudi segera menuju meja Bu Fitri. Terlihat Bu Fitri sedang menonton Drakor di laptop nya.

"Bundaa..."

Bu Fitri yang mendengar namanya di panggil, dia segera mematikan laptop nya. "Eh, kalian udah datang?" Tanya Bu Fitri.

Adinda dkk mengangguk. "Gimana uang kas di kelas? Ada yang gak bayar?" Lanjutnya.

Adinda yang sebagai Bendahara jadi bingung. Emang di suruh tadi? - batin Adinda.

"Gak di bawa Bu bukunya, " Jawab Adinda.

"Kenapa gak di bawa? Kan kalo bendara di panggil, buku harus standby udah ada di tangan... Kenapa atuh kamu teh.." kata Bu Fitri kesal.

"Maaf bun, " kata Adinda.

Bangsat kok malah gue sih yang salah? - batin Adinda.

"Terus, untuk KM bagaimana kelas? Kamu gak sering masuk ke ruang BK kan?" Tanya Bu Fitri beralih ke Yudi.

Yudi menatap Bu Fitri agak ngeri. "
... Lumayanlah Bun, udah gak terlalu sering, " jawab Yudi tersenyum simpul.

"Kurangin ke ruang BK banyak yang bilang kelas kita, katanya IPA 1 tapi kok sering buat masalah... Bunda gak suka intinya..." Kata Bunda Fitri serius.

Ya lagian elo ngapain milih gue anjing - batin Yudi.

"Sudah, sana kalian balik ke kelas, ibu banyak kerjaan, "

Halah bacot anjing banyak kerjaan, tadi aja dia lagi ketawa-ketawa nonton Drakor, - batin Adinda.

'banyak kerjaan' tai anjing banyak kerjaan, ini gue salah masuk sekolah apa gimana sih? - batin Yudi.

Terus apa hubungannya sama gue di di panggil tadi? - batin Mutia.


Setelah keluar dari ruang guru, Adinda dkk memutuskan untuk berdiam diri di kantin untuk menenangkan pikiran dan mental yang menghadapi walkes seperti Bunda Fitri.

"Oh yaa untuk pelajaran ke lima, guru sejarah gak akan masuk kan?" Tanya Mutia.

"Gak tau, jangan tanya gue, " sahut Adinda.

"Jangan tanya gue juga, gua udah pusing mikirin si Fitri, " sahut Yudi.

"Samaa..." Kata Adinda saling tos dengan Yudi.

"Gak boleh kasar, bilangnya Bunda Fitri..." Koreksi Mutia.

"Aaaaa berisik! Bunda! Bunda! Si Fitri itu anjing manggil tapi... ARRGGHHH GAK GAU PUSING...!!!" Teriak Adinda mengacak-acak rambut nya.

"Gue bingung nya itu, kok dia milih gue sebagai KM kenapa gak orang lain aja? Kan ada tuh si Dimas Bentar dia kan pinter anjir, kok malah jadi gue sih yang jadi KM plus ngatur lagi bangsat... "

Adinda dan Mutia menyimak curhatan Yudi sambil menyeruput minuman mereka.

"Dari SMP gue tuh udah hobi ketemu sama guru BK, pak kepsek, sampe dapet kartu kuning... Terus di score selama dua Minggu.... Lah ini gue sebagai KM Gak habis pikir...."

"Mm, setuju gue sama Lo, " kata Adinda mengangguk.

"Intinya yang salah itu si Fitri" kata Yudi sambil menggebrak meja.

"Setuju, " teriak Adinda.

"Lo setuju gak mut?" Tanya Adinda.

"Mm... Ya udah deh setuju setuju aja gue mah, " kata Mutia terpaksa.

"Bagoss, Lo baru bestie gue, " kata Adinda merangkul pundak Mutia.

"Kacau anjir gue gabung sama kalian, langsung sesad seketika, " kata Mutia tertawa.

"Ya begitulah, " kata Adinda.

"Makllumi ngab!" Kata Yudi menaik-turunkan alisnya.

(◕ᴥ◕)

Sementara itu, di sisi lain. "Ben... Lo mau kemana sih? Lo kok gak nungguin gue?" Tanya salah satu temannya, Andres.

Ben hanya diam tak menjawab pertanyaan teman nya itu, dia terus berjalan menyusuri koridor sekolah.

Ben berhenti di salah satu kelas. "Lah Ben, ngapain Lo berhenti di kelas IPA 1? kan kelas kita IPA 3, bingung anjir gue..." Kata Haru.

"Tuh mulut bisa diem gak sih? Mau Lo di masukin kertas lagi kayak waktu itu?" Sahut Fano dingin.

"Gak usah kagok-kagok, masukin aja triplek ke mulutnya, " sambung Andres.

"Goblok, mulut gue bisa-bisa sobek anjiss.. " kata Haru kaget.

Ben masuk ke dalam kelas IPA 1. "gue cari Adinda Alethelenia!" Kata Ben.

"Dia gak ada!" Sahut satu kelas.

"Kemana?" Tanya Ben dingin.

"Ke ruang guru, tadi kan KM, bendahara sama sekertaris di panggil, " kata salah satu siswa di kelas.

"Oh, "

Ben kemudian keluar dari kelas tersebut, lalu melirik ke kanan dan ke kiri. Ketiga teman nya yang bingung mulai bertanya.

"Lo kenapa?" Tanya Haru.

"Ngapain Lo nanya Adinda? Lo suka ya sama dia?" Tanya Fano.

"Nyari siapa sih Lo?" Tanya Andres.

"Ben,.." panggil seseorang.

Ben membalikkan badan nya. "Lo cari Adinda? Gue tau dia di mana." sahutnya.

"Dimana?" Tanya Ben dengan sorot mata dingin.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang