08

1.7K 56 23
                                    

Pov Chat - Varo dan Teman-Temannya

Alaster:
Indra: Nanti malam biasa ya, kumpul di markas?

Alvaro:
Gua ga bisa, gua harus jagain Bella.

Gibran:
Yahh, ga seru dong kalau ketua ga hadir.

Aldi:
Gimana kalau kita kumpul di rumah Varo aja sekalian jengukin Bella?

Rangga:
Nah, setuju!

Gilang:
Tumben lo langsung setuju.

Rangga:
Apaan sih, gue mau jengukin Bella.

Ardi:
Alah, bilang aja lo mau deketin dia kan?

Alvaro:
Udah-udah, ga usah ribut, kalau mau jengukin Bella ke sini aja.

Alvin:
Oke, kita sekarang on the way ke rumah lu.

Rangga:
Var, Bella biasanya suka buah apa? Biar gue beliin.

Alvin:
Eh, perhatian banget.

Alvaro:
Bella biasanya suka buah anggur, pear, apel, dan stroberi.

Rangga:
Oke deh, gue beliin.

Setelah beberapa menit, teman-teman Varo akhirnya tiba di rumahnya. Mereka mengetuk pintu dengan semangat.

Pintu Terdengar Terdengar Terketuk

"Tok… tok… tok…"

"Eh, kalian masuk aja!" ucap bunda Lia, menyambut mereka dengan senyum hangat.

"Iya, Bund. Varo ada?" tanya Indra, sedikit bingung mencari kakaknya.

"Ada, masuk aja. Varo lagi jagain Bella di kamar," jawab bunda Lia, memberi arahan.

Mereka pun bergegas masuk ke kamar Varo. Begitu masuk, mereka melihat Varo duduk di samping kasur Bella yang sedang terbaring lemah.

"Ehh, kalian udah datang, sini duduk," ucap Varo sambil mengangkat tangan menyambut teman-temannya. "Oh iya, jangan berisik ya, Bella lagi tidur."

"Iya, bro, santai aja," jawab Ardi.

"Nih, kita bawain buah tangan buat Bella," kata Alvin dan teman-teman yang membawa keranjang berisi buah-buahan.

Tiba-tiba Bella terbangun karena mendengar suara teman-temannya yang sedang berbicara.

"Ehh, Bella udah bangun? Maaf ya, keganggu?" tanya Varo, cemas.

"Engga kok, bang. Kalian kok ngumpul di sini? Ini kan udah malam," tanya Bella, sedikit bingung melihat teman-temannya datang.

"Kita ke sini mau jengukin lo, Bell," ucap Gibran dengan senyum hangat.

"Iya, gue bawa buah buat lo," tambah Angga, yang terlihat lebih perhatian pada Bella.

"Thanks ya, semuanya," ucap Bella dengan tersenyum meskipun suaranya masih terdengar lemas.

Bunda Lia Masuk ke Kamar

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, dan bunda Lia masuk.

"Var, jagain Bella ya. Bunda mau ke kantor ada klien penting. Bunda sama ayah nginep di apartemen, jadi kalian harus hati-hati jaga Bella," ucap bunda Lia dengan suara lembut namun tegas.

"Iya, Bund," jawab Varo dengan penuh tanggung jawab.

"Oh iya, kalian kalau bisa nginep aja di sini, sekalian jagain Bella," lanjut bunda Lia.

"Siap, Bund!" jawab Angga dengan semangat.

"Semangat amat, Lo ga mau deketin Bella kan?" goda Indra.

"Diam lo, Lo tuh jomblo banget," balas Angga dengan senyum nakal.

"Dih, jomblo kok ngatain jomblo," balas Indra, tertawa.

"Udah-udah, jangan berisik. Jangan berantem terus. Ingat, jangan sampai Bella kenapa-kenapa," kata bunda Lia, menegur mereka.

Setelah itu, bunda Lia dan ayah Firman pergi ke kantor, meninggalkan Varo dan teman-temannya untuk menjaga Bella.

Main PS di Kamar Bella

"Bell, kita main PS di sini, gapapa kan?" tanya Varo, memastikan apakah Bella ingin mereka pergi ke ruang tamu.

"Iya, gapapa bang," jawab Bella dengan suara lemah, namun memberikan izin.

"Angga, ayo ikut main PS gak?" tanya Ardi, mengajak Angga yang sedang duduk di pinggir kasur Bella.

"Ga dulu deh, gua di sini aja," jawab Angga sambil tersenyum, tetap berada di samping Bella.

Sepertinya Varo dan teman-temannya mulai menyadari sesuatu yang berbeda pada Angga. Mereka melihat Angga lebih perhatian pada Bella, bahkan saat Bella sedang sakit. Angga yang biasanya cuek, kini terlihat lebih peduli. Mereka pun memutuskan untuk memberi ruang bagi keduanya.

"Bell, abang sama teman-teman main PS-nya di luar aja deh, takut ganggu kamu. Oh ya, lo ga ikut main PS kan? Yaudah, lo diem di sini aja sekalian jagain Bella," kata Varo, memberi kesempatan kepada Angga dan Bella untuk berdua.

"Oh ya, gue sama teman-teman tidur di kamar tamu, lo tidur di kasur gue aja," ucap Varo pada Angga, sambil menyarankan tempat tidur bagi teman-temannya.

Teman-teman Varo pun pergi ke kamar tamu, sementara di sana mereka juga bisa bermain PS. Angga dan Bella akhirnya tersisa berdua di kamar yang sunyi.

Pov Bella dan Angga

"Ga makasih ya, Lo udah mau jengukin gue dan makasih juga Lo udah mau bantuin gue waktu itu pas gue takut petir," ucap Bella dengan suara lembut, merasakan kedekatan yang tumbuh di antara mereka.

"Gapapa, kali lagian gue juga ditugasin sama bunda Lia buat jagain lo," jawab Angga dengan senyuman hangat.

"Oh ya, gue bosen. Temenin gue nonton film horor ya?" ucap Bella, mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari rasa sakit.

"Yaudah, ayo," jawab Angga tanpa ragu. Mereka pun mulai menonton film horor bersama.

Saat menonton, tiba-tiba ada adegan yang membuat Bella ketakutan. Tanpa sadar, ia memeluk Angga erat, mencari perlindungan.

"E-Ehh, sorry, ga sengaja," ucap Bella, merasa malu.

"Gapapa, kok. Kalau lo takut, lo boleh peluk gue," jawab Angga dengan penuh pengertian, mencoba menenangkan Bella.

Malam semakin larut. Jam menunjukkan pukul 12 malam, dan Bella mulai merasa mengantuk.

"Bell, tidur sana, nanti gue yang dimarahin Varo kalau belum tidur," kata Angga, mencoba membujuk Bella untuk tidur.

"Iya-iya, gue tidur, tapi Lo juga tidur," jawab Bella, sambil berbaring di kasur.

Tak lama kemudian, keduanya tertidur, merasakan kedamaian di antara mereka. Namun, pukul 2 pagi, Bella terbangun dan menatap Angga yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Pov Varo dan Teman-Teman

"Lo semua nyadar nggak sih? Sejak Angga kenal sama Bella, dia lebih kelihatan bahagia," ucap Indra dengan nada serius.

"Iya, gue juga nyadar. Dia perhatian banget sama Bella, padahal selama ini dia nggak pernah seperhatian itu sama orang lain," kata Alvin.

"Iya, gue juga nyadar. Gimana kalau kita coba jodohin mereka?" ucap Aldi, memikirkan cara agar mereka bisa lebih dekat.

"Iya, gue setuju," tambah Gilang, menyetujui ide Aldi.

"Setuju sih, kalau gimana menurut lo, Var?" tanya Gibran, menunggu pendapat Varo.

"Gue sih setuju. Makanya tadi gue tinggalin Bella sama Angga, biar mereka makin dekat. Gua juga ngerasa Bella mulai berubah semenjak kenal Angga. Bella yang dulu agak tertutup, sekarang mulai terbuka," jawab Varo, memperhatikan perubahan dalam diri Bella.

"Yaudah, kita bujuk Varo biar dia cepet deketin Bella dan cepet nembak dia. Lo, Var, bujuk Bella supaya dia jatuh cinta sama Angga," kata Alvin, merencanakan langkah selanjutnya.

Mereka semua menyusun rencana untuk menyatukan Angga dan Bella, berharap agar keduanya bisa menemukan kebahagiaan bersama.

Lentera di tengah perbedaan || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang