Aku termenung sendiri dikamar, memikirkan hari ini yang sedikit sulit dan menguras tenaga. Ditemani suara detakan jam dinding yang sepertinya paham perasaanku. Hingga akhirnya teriakan alex pun menyadarkanku
"Tante alex mau main" ucapnya sembari memajukan bibirnya yang kecil
Lucu batinku
"alex mau main kemana?"
"ketaman yuk, kita beli es krim"
"let's go!" seruku sembari berdiri dan menggendong ponakan ku yang lucu ini
Sesampainya ditaman Alex langsung berlari menuju tukang es krim favorit nya,aku hanya mengikutinya dari belakang melihat kelakukaan nya yang sangat menggemaskan
"Om Alex mau es krim coklatnya dua"
"yahh abis dek, ini juga punya si abangnya ini" ucap penjual es krim seraya menunjuk kearah laki laki tinggi di sampingku
"tapi alex mau!" rengeknya sembari menarik ujung bajuku
"Alex kita beli yang lain aja ya? Besok kita balik lagi buat beli es krim" bujuk ku sembari mengusap rambutnya,mencoba menenangkan nya
Namun alex malah menangis sejadi jadinya sembari terus menarik ujung bajuku
"Ganteng gaboleh gitu dong,nih buat kamu aja kakak gamau" Ucap lelaki tinggi itu sembari menyodorkan es krim coklat
Aku hanya diam tak bergerak, bingung
"Asik, makasih om ganteng"
Lelaki itu hanya tersenyum
"Panggil om rio" lelaki itu terus saja tersenyum manis menatap alex
"oke om Rio, aku Alex terus ini tante Cia"
Laki laki itu menolehku dan aku hanya tersenyum seperti orang bodoh
"yaudah kalo gitu om pergi duluan okei?"
"yahh padahal alex mau main sama om ganteng"
"nanti besok kita ketemu lagi disini okei?"
"Oke om" semangat alex dengan senyumnya
Laki laki itupun terseyum padaku lalu pergi
~~~
Aku menghela nafas panjang ketika memasuki lorong sekolah, entah mengapa hari ini moodku sedang tidak baik-baik saja.
"Dorrrr!" Glen menepuk pundak ku dari belakang dengan tawa jahilnya
Aku menatapnya jengkel lalu pergi begitu saja meninggalkan dia yang masih cengengesan di belakangku. Glen berlari mengejarku dengan wajah bingungnya
"Lu kenapasih ci?"
"Badmood" jawabku singkat
Dia kemudian merangkul bahuku dengan wajah sedikit berfikir
"ayo beli coklat!" serunya sambil menarik tanganku menuju kantin
Aku hanya pasrah dan membiarkan tanganku ditarik oleh sahabatku satu ini
"dia emang selalu mengerti aku" batinku
Sesampainya dikantin Glen memesankan ku coklat dan aku menunggunya diluar kantin.
Aku enggan masuk kantin karena sangat ramai dan sesak.
Setelah menunggu 15 menit akhirnya Glen pun kembali dan tentu saja membawakan coklat kesukaanku
"ayo ketaman!" seru glen sembari menarik tanganku
Sesampainya di taman kita duduk di kursi panjang sembari menikmati setiap hembusan angin yang sangat lembut