VP - Chapter 31 🍁

952 80 2
                                    

: Happy Reading :

Hari ini adalah hari lahirnya putra pertama Marquess Alexander dan Marchioness Evelyn. Penantian mereka selama ini terbayarkan saat mendengar tangisan bayi mungil itu. Marchioness Evelyn melahirkan bayi kembar laki-laki yang sangat menggemaskan. Mereka diberi nama Adires Valerick Dixon dan Adrian Jeffrey Dixon nama itu diberikan oleh Marquess dan Marchioness. Nama yang sangat indah, menurut si kembar pertama nama adalah doa semoga mereka bisa menjadi orang sesuai harapan dan doa orang tua.

Namun kabar suka cita itu juga menghadirkan kabar duka bagi keluarga Dixon. Sang nyonya yang dikenal penyayang, murah senyum, baik hati, seorang ibu yang baik, harus menutup mata untuk selamanya. Antara senang dan bahagia bercampur menjadi satu saat ini kelahiran 2 nyawa dan kepergian satu nyawa lainnya. Sebelum pergi Marchioness Evelyn sempat mengatakan sesuatu hal yang disaksikan oleh suami dan kedua putrinya.

"Sekarang mommy bisa pergi dengan tenang, mommy merasa sangat bahagia bisa merasakan menjadi seorang ibu walau sebentar. Tolong jaga si kembar tampan untuk mommy, jangan menyalahkan kelahiran mereka akibat perginya mommy mereka tidak salah apa-apa. Bimbing keduanya agar menjadi anak yang berguna bagi negri ini, terimakasih untuk pakaian berdua yang mau menjadi anak mommy yang masih banyak kekurangan ini. Suamiku tolong jaga anak-anak berikan mereka perhatian yang penuh jangan biarkan mereka kehilangan sosok ibu aku pamit dulu."

Tepat setelah mengatakan kalimat penuh dengan harapan baik itu sosok Marchioness Evelyn menutup mata untuk selamanya. Tangis pilu terdengar dari mulut sang Marquess yang memeluk tubuh dingin Marchioness. Aretta dan Arrelie menangis atas kepergian mommy mereka, mereka sudah menganggap Marchioness sebagai ibu mereka sendiri rasanya sangat sakit kehilangan orang tua untuk kedua kalinya.

Arrelie yang tersadar dengan suara tangisan bayi membuyarkan lamuannya saat di pemakaman. Siang ini jenazah Marchioness Evelyn akan dikremasi dan melakukan segala ritual adat khas kerajaan Hoven untuk menghormati kepergian Marchioness. Arrelie menggendong tubuh mungil itu lalu menimang-nimangnya dengan hati-hati sambil menekuk pantat bayi itu. Bayi satunya lagi berada di gendongan Aretta yang masih tenang dalam tidurnya seakan menghiraukan suara tangis duka dari orang-orang.

Bayi tampan yang memiliki warna mas biru Xavier ini sangat mirip dengan Arrelie. Rambut coklat gelapnya menurun pada Marquess Alexander namun bentuk mata, hidung, dan mulut menurun pada Marchioness Evelyn. Bayi itu dinamai Adrian kembar kedua saudara dari Adires, jadi yang berada di gendongan Aretta adalah Adires si kembar pertama. Dengan isakan dan mata bengkaknya Arrelie berusaha menenangkan Adrian yang menangis kencang seakan merasakan kepergian sang ibu. Arrelie sudah meminta susu pada pelayan untuk adiknya ini namun pelayan tak kunjung datang jadilah dirinya harus lebih ekstra.

Pemakaman Marchioness Evelyn berjalan dengan lancar ucapan bela sungkawa terus berdatangan sampai malam hari. Tadi pihak kerajaan juga datang untuk memberi penghormatan terakhir terhadap Marchioness Evelyn. Raja juga mengizinkan Arrelie untuk kembali tinggal di mansion keluarganya sampai pernikahan tiba. Hal itu membuat pangeran Calvin emosi dan menentang keras keputusan Raja, namun dengan bujukan pangeran Calvin mau menyetujui mengingat kondisi keluarga Dixon.

Oek... oek... oek....

Malam ini suara tangisan kembar tampan tidak berhenti bersahutan satu sama lain. Aretta dan Arrelie berusaha menenangkan adik-adiknya sedang kan daddy mereka masih berduka dan mengurung diri di kamar. Bisa mereka maklumi jika selama ini hidup Marquess Alexander ditemani oleh Marchioness Evelyn sampai kemarin sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Villain's Princess - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang