45. The Scent of Mulberry (M)

4.5K 231 13
                                    

.

.

Dari spin-off The Bulletproof: DIONYSUS

Namjoon (Dionysus) dan Seokjin (House of Cards)

.

.

.

.


"It's been a year, isn't it?"

"Fourteen months, Sir, to be exact."

"You acted like peasant who's longing for the loving one."

Kuluman Dionysus terjeda selagi melepas kejantanan Cards dari mulutnya. Telapak tangan kanannya memijat pelan dari batang menuju kulup sembari memberi tekanan pada bagian pangkal, sementara tangan kirinya menahan paha atas Cards yang menumpu satu kaki di atas bahu Dionysus dalam posisi berdiri. Kedua lengan Cards berpegangan pada tepi meja marmer dengan pinggang condong ke depan, memberi akses pemuda itu untuk menyelinap diantara selangka serta menjilat celah analnya dengan lapar.

Cards benci pelumas buatan dan Dionysus sangat paham apa yang kekasihnya inginkan. Bukan baru-baru ini, bukan juga saat kali terakhir mereka bercumbu. Cards selalu menyodorkan diri tanpa ucapan maupun ujar pendek sekalipun. Cukup memerintah Dionysus berlutut dan pemuda itu akan bergegas memanjakan tubuh bawahnya dengan penuh ketakziman. Sang penerus satu-satunya dari perbukitan dan lembah utara, sigap menghamba sekaligus meletakkan seluruh harga diri di bawah kaki pria yang dia cintai.

"Don't stop licking or I'll kill you."

"Kenapa tak membiarkanku melakukan segalanya dengan perlahan?" seloroh Dionysus, mengeluarkan kepalanya dari balik paha Cards seraya menengadah, "Bukankah Anda sudah terlalu lama menungguku dan bersikeras memuaskan diri dengan silikon sepanjang waktu?"

"Jangan sombong, dewa pesta," Cards mendengus, napas mulai berhembus berat saat pemuda tersebut mengecupi ujung penisnya, "Bersyukurlah karena aku lebih serius menerapkan pengendalian emosi dan melampiaskan libidoku pada pekerjaan. Or else, I might be found naked on other men's bed once your christmas speech touched my inbox."

"So you read my messages?"

Cards mengangkat satu alis dengan dagu terangkat, tampak kesal karena tak mampu membantah. Tapi apa daya, hisapan kuat Dionysus lebih dulu menepikan delik ketusnya dan memaksa Cards mengerang hingga kepalanya terlempar ke belakang.

"Mmmh!"

Sebelah lengan Cards yang sejatinya berpegangan pada meja, segera beralih meremas rambut Dionysus sekuatnya. Sekeras mungkin, tak peduli helai akarnya akan tercabut maupun hirau terhadap ngilu yang didera. Bila ada satu rahasia yang tak diketahuinya meski telah mengira-ngira bertahun lamanya, adalah bagaimana Dionysus mampu merangsangnya begitu jauh hanya berbekal stimulan sederhana. Rupa sihir di rongga mulut pemuda itu bak memiliki magnetnya sendiri, dan Cards tak sungkan melesakkan batang kemaluannya lebih dalam agar kepala penisnya membentur dinding tenggorokan Dionysus. Bibir tergigit, lidah terjulur.

Nikmat.

Persetan meski napas kekasihnya harus tersendat.

Faktanya Dionysus sama sekali tak terbatuk saat Cards menjambak kepalanya menjauh, mata mendelik diiringi sengal napas dan dada yang naik turun terbata. Tak mau munafik, ini adalah pemanasan terbaik usai setahun melakukan pemuasan tanpa timbal balik.

"Apa aku akan diperintah untuk pasrah dengan mata tertutup dasi?" Dionysus mendongak lagi, sekilas menjilat zakarnya seraya melanjutkan, "Atau Anda mengijinkanku mengendalikan situasi kali ini?"

SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang